Mengapa Bayi Bisa Lahir Tanpa Tempurung Kepala? Apa Penyebabnya?
Kondisi ini bisa terjadi pada siapapun, Ma!
17 Juni 2019
Follow Popmama untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Setiap orangtua tentu menginginkan seorang anak yang lahir dengan sehat secara fisik dan mental. Namun, ada beberapa kasus saat bayi terlahir tidak sempurna seperti bayi tanpa tempurung kepala atau anencephaly.
Dilansir dari penjelasan website St. Louis Children's Hospital kondisi ini dapat memengaruhi otak dan tulang tengkorak. Bayi tanpa tempurung kepala membuat kondisi otaknya tidak terbentuk secara sempurna, bahkan seringkali tidak memiliki sebagian atau seluruh otak.
Untuk Mama yang ingin mengetahui lebih banyak mengenai informasi bayi tanpa tempurung kepala, Popmama.com telah merangkumnya.
Editors' Pick
1. Ada 7 faktor pemicu bayi lahir tanpa tempurung kepala
St. Louis Children's Hospital dalam websitenya menjelaskan bahwa kondisi bayi lahir tanpa tempurung kepala di Amerika Serikat bisa terjadi sekitar 3 dari 10.000 kehamilan setiap tahunnya. Jumlahnya dari kehamilan ini, ada yang juga berakhir dengan keguguran.
Bayi yang terlahir tanpa tempurung kepala belum diketahui penyebab secara pasti. Namun, penelitian dari para ahli menduga bahwa penyebab permasalahan ini dapat berkaitan akibat beberapa faktor seperti:
- Kelainan genetik,
- kekurangan asupan asam folat,
- obesitas atau berat badan ibu yang berlebih,
- adanya paparan radiasi seperti sinar rontgen,
- terpapar zat beracun akibat polusi hingga zat kimia dalam kosmetik,
- mengonsumsi obat-obatan yang berbahaya selama masa kehamilan,
- terkena paparan terhadap suhu panas, akibat dari suhu sauna atau pernah mengalami demam tinggi selama hamil.
Bayi lahir tanpa tempurung kepala yang diakibatkan oleh faktor genetik kedua orangtuanya, lalu diturunkan memiliki kemungkinan cukup besar.
Jika Mama pernah memiliki riwayat melahirkan bayi dengan kondisi tanpa tempurung kepala, bukan berarti kehamilan berikutnya dapat bernasib serupa. Perlu diketahui bahwa banyak orangtua yang memiliki riwayat demikian dapat melahirkan anak berikutnya dengan sehat tanpa kekurangan apapun.
Walau beberapa penelitian mencatat bahwa riwayat kehamilan terhadap gangguan genetik dapat meningkatkan risikonya sebanyak 4-10 persen.
Baca juga: 5 Macam Penyebab Bayi Lahir Cacat
2. Anencephaly belum pasti cara pencegahannya
Masa-masa kehamilan memang perlu diperhatikan karena cukup rentan terhadap kondisi bayi selama berada di dalam kandungan. Untuk itu, ibu hamil perlu fokus terhadap segala bentuk asupan bergizi yang dikonsumsi oleh tubuh.
Meskipun upaya pencegahannya belum bisa dipastikan secara jelas, namun Mama yang sedang menjalani kehamilan dianjurkan untuk mengonsumsi asam folat. Perlu diketahui bahwa asam folat termasuk salah satu nutrisi yang baik untuk tubuh ibu hamil, maupun perempuan yang sedang melakukan program kehamilan.
Saat hamil dokter akan menyarankan untuk mengonsumsi asupan asam folat sekitar lebih dari 400 (mikrogram) mcg dalam sehari, usahakan untuk tidak terlalu berlebihan. Cukup dengan suplemen yang diberikan oleh dokter kandungan dan bantuan dari asupan makanan bernutrisi tinggi.
Kandungan asam folat dapat ditemui di beberapa jenis makanan, seperti asparagus, brokoli, bayam, kembang kol, biji bunga matahari, kacang-kacangan, jeruk, alpukat hingga kuning telur.
Dilansir dari WebMD, asam folat merupakan pengembangan dari vitamin B yang dapat mendorong janin tumbuh secara normal. Asupan asam folat pun dapat membantu tubuh melakukan berbagai fungsi penting seperti biosintesis nukleotida dalam sel, sintesis dan perbaikan DNA, pembuatan sel darah merah hingga pencegahan anemia. Bahkan asam folat dapat menjaga perkembangan bayi di dalam kandungan tetap sehat serta mencegah terjadinya keguguran.
Konsumsi asam folat secara cukup dapat membantu pencegahan terjadinya cacat lahir, seperti pada bagian otak serta sumsum tulang belakang. Pencegahan ini bahkan dapat mengarah pada spina bifida hingga tanpa tempurung kepala.
Untuk itu, ibu hamil yang mengonsumsi asam folat menjadi salah satu langkah tepat dalam mencegah bayi tanpa tempurung kepala. Lalu selama masa kehamilan perlu sekali menghindari tingkat stres, paparan polusi dan asap rokok, mengonsumsi minuman beralkohol, kafein dan terus menjaga istirahat secara teratur.
Baca juga:
3. Bisakah bayi tanpa tempurung kepala diobati?
Bayi tanpa tempurung kepala termasuk salah satu jenis cacat lahir yang dapat berujung fatal.
Perlu Mama ketahui bahwa sampai sekarang masih belum ditemukan perawatan serta penyembuhan bayi dengan kondisi seperti ini. Dari berbagai kasus bayi tanpa tempurung kepala akan berakhir dengan kematian tidak lama setelah kelahiran, bahkan dalam hitungan beberapa jam atau hari saja.
Namun, untuk yang masih bisa bertahan hidup tanpa tempurung kepala akan segera diberikan perawatan seperti menjaga kehangatan tubuhnya di dalam inkubator. Bahkan area otak yang tidak tertutup tempurung kepala akan segera dilindungi karena cukup rawan.
Itulah beberapa informasi mengenai bayi tanpa tempurung kepala. Semoga ini bisa dijadikan pembelajaran dan bekal informasi untuk para calon orangtua dalam mempersiapkan diri dengan lebih baik selama masa-masa kehamilan.
Baca juga: