Terus Menangis, Bayi 29 Hari Ini Hidup Tanpa Otak dan Tengkorak

Bertahan hidup sekaligus harus menahan sakit

3 Desember 2019

Terus Menangis, Bayi 29 Hari Ini Hidup Tanpa Otak Tengkorak
Dok. Istimewa

Lani bayi asal Sukabumi, Jawa Barat harus bertahan hidup dengan menahan segala rasa sakit yang sedang dideritanya. Bayi berusia 29 hari ini menangis kesakitan hampir setiap saat. 

Lani yang terlahir dengan berat badan 1,56 kilogram ini didiagnosis menderita anensefali. Perlu diketahui bahwa memang ada beberapa kasus ketika bayi terlahir tidak sempurna seperti tanpa tempurung kepala atau anensefali. 

Dilansir dari penjelasan website resmi St. Louis Children's Hospital, kondisi ini dapat memengaruhi otak dan tulang tengkorak. Bayi tanpa tempurung kepala membuat kondisi otaknya tidak terbentuk secara sempurna, bahkan seringkali tidak memiliki sebagian atau seluruh otak. 

"Orangtuanya hanya bekerja serabutan, padahal Lani harus berobat jalan. Tapi jangankan berobat untuk beli popok, susu saja nggak bisa," ujar seorang relawan sosial, Kristiawan Saputra melalui pesan WhatsApp pada Senin (2/11/2019).

Kristiawan juga menjelaskan kalau orangtua Lani sudah memeriksakan kondisi anaknya yang terlahir berbeda ini.

Dilansir dari IDN Times, Hal ini bertujuan agar anaknya bisa kembali normal seperti bayi lain, sehingga sempat dilakukan perawatan selama enam hari. 

"Namun, keterbatasan ekonomi membuat orang tua tidak sanggup merawat Lani secara intensif, sehingga kami berusaha untuk membantu Lani," katanya. 

Jika Mama ingin mengetahui informasi lebih banyak mengenai anensefali, kali ini Popmama.com telah merangkumnya. 

1. Apa itu anensefali? 

1. Apa itu anensefali 
Dok. Istimewa

Setiap orang memang ingin anaknya terlahir dengan selamat serta sempurna secara fisik dan mental. Namun, beberapa keluarga memiliki kenyataan tak sesuai karena masih ada bayi yang terlahir tidak sempurna secara fisik termasuk anensefali. 

Anensefali adalah jenis cacat lahir tanpa beberapa bagian otak yang lengkap dan tulang tengkorak. Anensefali menjadi salah satu kelainan pembentukan tabung saraf janin yang dapat terjadi selama masa kehamilan. Risiko bayi terlahir dengan anensefali dapat terjadi ketika ibu hamil kekurangan asam folat. Anensefali dapat memicu otak, tengkorak, tulang belakang atau sumsum tulang belakang bayi tidak terbentuk secara normal.

Perlu Mama ketahui bahwa tabung saraf janin dalam kandungan secara normal berkembang seiring berjalannya usia kehamilan. 

Walau si Kecil terlahir dengan kondisi anensefali, namun kenyataan tersebut harus dihadapi.  

Baca juga: Mengapa Bayi Bisa Lahir Tanpa Tempurung Kepala? Apa Penyebabnya?

2. Sebanyak 75 persen bayi dengan anensefali meninggal dunia

2. Sebanyak 75 persen bayi anensefali meninggal dunia
Pixabay/SeppH

Anensefali dapat diagnosis sejak si Kecil masih berada di dalam kandungan atau setelah bayi lahir. 

Anensefali yang termasuk cacat sistem saraf cukup parah ini terjadi sekitar 75 persen hingga akhirnya meninggal dunia ketika masih berada dalam kandungan. 

Jika berhasil bertahan hidup ketika masih di kandungan hanya 40 persen saja, bahkan dapat menyebabkan kelahiran prematur. Meskipun begitu, ada juga bayi dengan anensefali yang masih hidup hingga berbulan-bulan. 

Demi perkembangan dan pertumbuhan janin selama hamil tetap optimal, maka ada baiknya tetap mencukupi asam folat sebelum atau selama awal-awal kehamilan kurang lebih 0,4 mg setiap hari. 

3. Asupan asam folat selama hamil dapat mencegah terjadinya anensefali

3. Asupan asam folat selama hamil dapat mencegah terjadi anensefali
Pixabay/ponce_photography

Penyebab dari anensefali belum diketahui secara pasti, namun bayi yang terlahir dengan kondisi tersebut dipicu oleh beberapa faktor mulai dari kelainan genetik. Tak hanya itu, terlahir dari Mama yang menderita obesitas atau diabetes hingga terkena paparan zat beracun dari lingkungan, obat atau makanan yang dikonsumsi saat hamil dapat menjadi pemicu bayi terlahir dengan anensefali. 

Lalu kekurangan nutrisi tertentu saat hamil terutama asam folat dapat memicu kondisi bayi terlahir dengan anensefali. 

Untuk Mama yang sedang hamil perlu mengetahui bahwa asam folat (vitamin B9) termasuk salah satu nutrisi yang bisa didapat dari berbagai jenis makanan dan suplemen. Asam folat sangat dibutuhkan karena mampu membantu menghasilkan sel darah merah, menunjang perkembangan janin serta mencegah si Kecil mengalami kecacatan. 

Sebuah studi pun menunjukkan bahwa jika perempuan mengonsumsi jumlah asam folat yang direkomendasikan sebelum dan selama tahap kehamilan awal, maka risiko cacat tabung saraf bisa dicegah. 

Beberapa sumber alami asam folat yang baik selama hamil, seperti bayam, brokoli, asparagus, biji bunga matahari, kembang kol, alpukat, melon jingga hingga telur. 

Itulah beberapa informasi menarik sebagai sebuah pengetahuan baru mengenai anensefali. Semoga berguna ya, Ma!

Baca juga: 10 Pilihan Makanan dengan Kandungan Asam Folat

The Latest