Waspada, Ini Gejala Bayi Baru Lahir yang Positif Terinfeksi Covid-19
Orangtua harus waspada, terkait penelitian terbaru tentang penularan Covid-19 pada bayi baru lahir
26 Oktober 2020
Follow Popmama untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Pandemi Covid-19 masih belum berakhir di Indonesia, apalagi angka kasus yang terkonfirmasi positif pun semakin meningkat.
Berdasarkan data yang dirilis Pemprov DKI Jakarta dalam situs corona.jakarta.go.id hingga hari Minggu (25/10/2020) pukul 23.00 WIB tercatat sebanyak 389.712 kasus terkonfirmasi Covid-19 secara nasional.
Ada sekitar 62.649 orang masih dirawat, 313.764 orang dinyatakan sembuh dan 13.299 orang lainnya meninggal dunia. Data kasus terkonfirmasi Covid-19 ini telah diumumkan secara resmi oleh Kementrian Kesehatan Republik Indonesia.
Terkait dengan angka kasus positif yang semakin meningkat, Mama perlu mengetahui bahwa bayi baru lahir termasuk kelompok yang rentan terpapar virus SARS-CoV-2 penyebab Covid-19. Bahkan terdapat penelitian baru terkait penularan yang bisa terjadi pada bayi baru lahir.
Dokter Adam Prabata sebagai Kandidat Doktor Medical Science di Kobe University, Jepang telah menyampaikan informasi tersebut secara ilmiah melalui unggahannya di Instagram.
Jika Mama penasaran terkait penelitian terbaru mengenai penularan Covid-19 pada bayi baru lahir, kali ini Popmama.com telah merangkumnya berdasarkan unggahan dari dr. Adam.
Disimak baik-baik untuk kesehatan si Kecil yuk, Ma!
Editors' Pick
1. 70,5 persen penularan Covid-19 pada bayi terjadi setelah proses persalinan
Masih banyak yang belum memahami bahwa bayi baru lahir, termasuk rentan tertular Covid-19.
Melalui Instagram pribadinya, dr. Adam mengatakan bahwa belum banyak pembahasan mengenai bayi baru lahir sebagai kelompok orang yang berisiko tertular Covid-19.
"Baru-baru ini, terdapat beberapa penelitian baru tentang penularan Covid-19 pada bayi baru lahir," ucap dr. Adam dalam unggahannya.
Berdasarkan rangkumannya, ada beberapa data yang perlu diperhatikan terkait penularan Covid-19 pada bayi baru lahir. Sekitar 70,5 persen penularan dapat terjadi setelah bayi terlahir ke dunia, lalu 17,3 persen penularan pada bayi baru lahir terjadi saat persalinan.
Selain itu, sekitar 12,2 persen virus bisa menular pada bayi baru lahir karena terjadi penularan kongenital. Penularan ini terjadi pada janin saat masih di dalam kandungan.
Menurut dr. Adam, bayi baru lahir bisa mengalami penularan kongenital Covid-19 karena hasil PCR positif di darah tali pusat atau darah bayi 12 jam setelah lahir atau pada cairan ketuban sang Mama.
2. Menyusui tidak akan meningkatkan risiko terinfeksi Covid-19 pada bayi baru lahir
Berdasarkan rangkuman penelitian terbaru yang telah dikumpulkan oleh dr. Adam, Mama perlu mengetahui bahwa proses menyusui si Kecil tidak terbukti meningkatkan penularan Covid-19.
"Materi genetik virus penyebab Covid-19 memang memiliki kemungkinan kecil dapat ditemui pada air susu ibu (ASI). Tetapi, virusnya tidak menularkan, sehingga menyusui tidak terbukti meningkatkan penularan Covid-19," jelas dr. Adam.
Walau tidak terbukti menularkan virus, namun ibu menyusui tetap perlu melakukan protokol kesehatan yang telah dianjurkan selama pandemi berlangsung.
Ini semua dilakukan untuk menjaga si Kecil agar tetap sehat.