Ini Alasan Kenapa Bayi Sering Menggeliat menurut Para Ahli
Bayi mama terus-menerus menggeliat, perlukah diwaspadai?
9 Mei 2022
Follow Popmama untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Mungkin Mama sering memerhatikan si Kecil saat sedang dibiarkan berbaring sendiri dalam keadaan terbangun.
Tak lama setelah dibiarkan berbaring, bayi mama kemudian menggeliat dan menggerak-gerakkan tangan dan kakinya ke berbagai arah dengan begitu aktif.
Gerakan tubuh yang seperti ini biasanya dilakukan oleh bayi di bawah umur 1 tahun. Tapi. perlukah hal ini diwaspadai oleh para Mama? Apakah ada penjelasan ilmiah yang dapat menjelaskannya?
Oleh karena itu, kali ini Popmama.com memberikan informasi lebih lanjut mengenai alasan kenapa bayi sering menggeliat menurut para ahli. Langsung saja disimak yuk, Ma!
Editors' Pick
Kenapa Bayi Sering Menggeliat?
Dr. Sophie Kay Shaikh, seorang ahli gizi dari Universitas Duke, menjelaskan bahwa secara alami bayi memang sering menggeliat sejak dilahirkan hingga usia 4-6 bulan ketika tidak dalam keadaan terlelap. Namun, terkadang ada kalanya bayi mama menggeliat dalam tidurnya.
Dr. Sharol Stoll, seorang konsultan kesehatan Healthline dan ahli saraf dari Universitas Yale, menambahkan bahwa setelah berusia di atas 6 bulan, gerakan tubuh ini akan berkurang seiring berjalannya waktu, sebagai tanda bahwa otak si Kecil semakin berkembang.
Dr. Shaikh juga menyarankan para orangtua untuk membantu bayi yang sering menggeliat untuk latihan tengkurap, serta memberikan mainan untuk stimulasi.
Namun, jika si Kecil masih sering menggeliat hingga terbawa saat tidur dan mengganggu kualitas istirahatnya, maka Mama dianjurkan untuk membedongnya.
Apabila bayi terus bergerak hingga kain bedongnya menjadi longgar, maka penggunaan kantung tidur bayi yang bisa diresleting dapat dijadikan salah satu alternatif pengganti kain bedong tradisional.
Kapan Bayi Mulai Berhenti Menggeliat?
Seiring otak bayi semakin berkembang, gerakan menggeliat yang biasa dilakukannya tanpa sadar akan mulai berhenti, kecuali saat si Kecil akan diganti popoknya atau saat merasa tak nyaman hingga membuat gerakan-gerakan serupa menggeliat.
Faktanya, Dr. Stoll menyatakan bahwa biasanya ahli gizi justru dapat mengamati perkembangan daya kerja otak bayi dari gerakan menggeliat ini.
Namun, karena setiap anak berkembang sesuai dengan kecepatannya masing-masing, Mama tak perlu panik apalagi hingga menghubungi dokter apabila bayi mama masih sering menggeliat saat sudah berusia di atas 6 bulan.
Ketika Gerakan Menggeliat Bayi Perlu Diwaspadai
Beberapa orangtua mungkin mempertanyakan kebiasaan menggeliat bayi karena merasa khawatir hal ini menjadi kebiasaan buruk bagi sang Anak.
Meskipun sangat normal bagi bayi untuk menggeliat, ada beberapa hal yang menurut Dr. Shaikh harus diwaspadai oleh orangtua, seperti menggeliat dan melengkungkan punggung seperti sedang kesakitan, gemetar tanpa alasan yang jelas, atau gerakan yang tak pernah dilakukan sebelumnya seperti tiba-tiba kaki bayi sering menendang-nendang.
Dr. Shaikh mengatakan, beberapa dari perubahan perilaku ini bisa menjadi akibat dari adanya luka kecil di kaki. Atau ada rambut atau benang melilit jari kaki maupun tangan mereka yang membuat si Kecil merasa tak nyaman.
Gerakan menggeliat lainnya yang harus diwaspadai adalah jenis yang menyerupai epilepsi pada bayi. Menurut Dr. Stoll, ini sebenarnya mirip kejang tetapi tidak sama seperti kejang pada orang dewasa.
Sebaliknya, gerakan ini lebih mirip refleks kejut tanpa diakibatkan stimuli atau sesuatu yang membuat bayi merasa terkejut.
Dr. Stoll melanjutkan, jika tangan bayi naik dan kepala mereka turun dalam pola berulang/cepat maka hal ini bukan termasuk gerak refleks yang normal terjadi.
Jika gerakan ini terjadi hanya sekali atau dua kali, maka Mama tidak perlu cemas. Namun jika terjadi secara berulang-ulang atau beberapa kali selama lebih dari 1 hari, maka anak harus segera diperiksakan ke dokter.
Sehingga jika ternyata gerakan itu didiagnosis sebagai salah satu bentuk kejang, maka anak dapat segera ditangani dengan perawatan medis yang tepat.
Selain itu, Dr. Stoll merekomendasikan para orangtua untuk merekam anak mereka saat sedang menggeliat untuk ditunjukkan kepada dokter. Hal ini nantinya akan sangat membantu bayi mendapatkan diagnosis yang tepat.
Demikian rangkuman tentang alasan kenapa bayi sering menggeliat menurut para ahli. Kini sudah jelas ya Ma, bahwa selain gerakan yang patut diwaspadai seperti yang telah dijelaskan di atas, maka menggeliat secara umum merupakan hal yang normal dilakukan oleh bayi. Semoga informasi ini bermanfaat!
Baca juga:
- Jerawat pada Bayi: Indikasi, Penyebab, dan Cara Mengatasinya
- Albinisme pada Bayi: Penyebab, Indikasi, dan Penanganannya
- Ini Alasan Kenapa Bayi Sering Merengek Menurut Para Ahli