Bayi di Bali Lahir dengan Kembar Parasit. Ususnya Terburai!
Mengalami omphalocele yang menyebabkan usus terburai menjadi dua
27 September 2019
Follow Popmama untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Seorang bayi perempuan terlahir tidak sempurna pada Senin, 23 September 2019 di Buleleng, Bali. Bayi perempuan ini terlahir dengan 1 badan, 1 kepala, 4 kaki, 4 tangan. Tidak hanya itu, organ dalamnya, yaitu hati dan ususnya berada di luar dinding perut. Bayi perempuan ini merupakan buah hati dari pasangan Made Mujana dan Kadek Gorsi.
Sebelumnya, bayi perempuan ini dirawat secara intensif di Ruang Intensive Care (ICU) Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Kabupaten Buleleng, namun saat ini ia dirujuk ke Rumah Sakit Umum Pusat (RSUP) Sanglah Denpasar.
Yang dialami bayi tersebut dalam dunia medis disebut parasitic twin, kembaran yang bersifat parasit. Dokter menjelaskan, si kembar parasit yang menempel itu tidak saling berhubungan anggota tubuh dan tidak bernyawa. Tambahan organ itu adalah organ berlebih. Hal ini ditegaskan oleh dr. Darma Jaya yang merupakan Dokter Spesialis Bedah Anak RSUP Sanglah.
Untuk membahasnya lebih lanjut, Popmama.com telah merangkum kisah lengkapnya di bawah ini.
1. Mengalami Omphalocele yang pecah atau usus terburai menjadi dua
Dr. Darma Jaya menjelaskan, hal darurat yang sedang dihadapi si Bayi saat ini bukanlah kondisi Paractic Twin yang dideritanya. Namun kondisi Omphalocele yang pecah, atau dikenal sebagai usus terburai. Kondisi usus yang terburai ini terbagi menjadi dua.
Kondisi usus yang dialami, ususnya sudah terburai di luar sejak dalam kandungan, dan ada yang di dalam kandungan ususnya terburai masih pada lapisan tipis. Sehingga, jika lapisan tersebut tidak pecah, bayi masih dalam kategori aman karena tidak ada penguapan, dehidrasi, dan infeksi.
“Jadi banyak bayi begini lahir, tidak terburai ususnya tapi menerawang. Jadi ada selaput tipis, selaput amnion namanya. Yang melindungi dia. Makanya disebut dengan omphalocele, hatinya kelihatan dari luar gitu. Makanya kalau kemarin lahir lapisannya masih utuh (tidak pecah) dia tidak perlu tindakan darurat. Tinggal distabilkan, baru kami membuang parasitnya itu,” ujar dr. Darma
Editors' Pick
2. Kondisi usus membengkak sebelum tindakan bedah dilakukan
Setelah mengetahui kondisi Omphalocele, pihak dokter langsung memberikan penanganan yaitu tindakan bedah pada hari Rabu, 25 September 2019. Tindakan ini disebutkan sudah terlambat karena bayi sudah berumur sehari sebelum dilakukan tindakan bedah. Akibatnya, kondisi usus sudah membengkak.
Menangani kelainan seperti ini, pihak rumah sakit tidak dapat mengatakan ini adalah kondisi bagus atau tidak. Tindakan selanjutnya dokter akan melakukan pengawasan, untuk melihat apakah organ jantung ada masalah atau tidak, dan apakah ada kelainan pada kromosom.
“Operasi sudah kami kerjakan tadi pagi (Rabu pagi). Kenapa tadi pagi? Karena ya tadi malam masuk dan perlu resusitasi dan distabilkan. Kalau bayi kurang cairan, kami paksa masuk ruang operasi ya kita membunuhnya lebih cepat,” jelasnya.
Bayi perempuan tersebut juga sudah dipasangi silo bag yang merupakan pembungkus dari bahan khusus yang kebetulan menggunakan kantong urine yang sudah disterilkan kemudian dijahit, gunanya untuk melindungi usus dari penguapan.
Setelah bengkaknya sudah mereda, pihak rumah sakit akan berpikir tentang masalah penutupan di dinding perutnya.