Amalan yang Bisa Mama Lakukan agar Bayi Terlindungi dari Penyakit Ain
Mama bisa lindungi si Kecil dari penyakit ain dengan amalan ini!
16 April 2024
Follow Popmama untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Pernahkan Mama mendengar istilah penyakit ain?
Menurut pandangan agama Islam, ain adalah penyakit non-medis yang ditimbulkan akibat dari pandangan kagum disertai dengan rasa iri dengki dari seseorang.
Selain itu, ain juga dapat berasal dari pandangan kekaguman dan ketakjuban seseorang yang tidak disertai dengan berzikir kepada Allah.
Penyakit ini mungkin memang tidak terlihat secara fisik, tetapi sangat membahayakan. Tak hanya bisa dialami oleh orang dewasa, penyakit ain juga bisa dialami oleh bayi yang baru lahir.
Ada beberapa cara yang bisa Mama lakukan untuk mencegah si Kecil terkena penyakit ain.
Berikut Popmama.com rangkum informasi selengkapnya mengenai amalan yang bisa Mama lakukan agar bayi terlindungi dari penyakit ain.
1. Menuliskan Asmaul Husna di kening bayi dengan tujuan bertabarruk
Melalui unggahan di Instagram Reels @nuonline_id, Gus Rifqil Muslim Sayuthi yang merupakan seorang pendakwah dan pengasuh di sebuah pondok pesantren membagikan amalan yang beliau lakukan untuk buah hatinya agar terhindar dari penyakit ain.
Sejak hari pertama kelahiran buah hatinya, Gus Rifqil Muslim selalu menuliskan Asmaul Husna di kening bayinya.
Dengan menggunakan celak, beliau menuliskan satu hari satu Asmaul Husna, dari hari pertama kelahiran hingga hari ke-99, sesuai dengan jumlah Asmaul Husna. Apabila ada hari yang terlewat, maka pada hari selanjutnya ditulis dua Asmaul Husna sekaligus.
Menuliskan Asmaul Husna dilakukan dengan tujuan untuk bertabarruk (mencari berkah) atas asma-asma Allah.
“Kita tulis Asmaul Husna semenjak lahir di hari yang pertama sampai selesai dengan tujuan bertabarruk atas asma-asma Allah,” tutur Gus Rifqil Muslim.
Editors' Pick
2. Mencukur rambut bayi sebanyak 40 kali di setiap hari Rabu
Selain menuliskan Asmaul Husna, Gus Rifqil Muslim dan istrinya, Imas Fatmah Zahro, juga mencukur rambut bayinya hingga gundul sejak baru lahir sebanyak 40 kali di setiap hari Rabu.
Disebutkan oleh Sayyid Abdullah bin Abdurrahman Bafadhal di dalam kitab Busyral Karim sebagai berikut:
وخبر “من حلق رأسه أربعين مرة في أربعين أربعاء صار فقيهاً” لا أصل له، لكن عمل به وظهر صدقه
Artinya: “"Barangsiapa yang mencukur gundul rambutnya selama 40 Rabu, maka orang tersebut akan menjadi orang yang ahli fiqih," itu tidak mempunyai asal, akan tetapi orang yang mau melakukannya akan nampak kebenarannya,” (Busyral Karim halaman 400).
Mencukur rambut bayi harus dilakukan di setiap hari Rabu secara mutatabi`ain (berturut-turut) hingga 40 kali tanpa ada jeda. Sebab, apabila ada hari Rabu yang terlewat, maka perhitungannya harus diulang lagi dari awal.
Selain itu, batas waktu mencukur rambut bayi di hari Rabu hanya sampai magrib. Pasalnya, di penanggalan hijriah, pergantian hari terjadi ketika matahari terbenam, yaitu ketika salat magrib