Begini Cara Menyimpan Obat Sirup Bayi yang Benar di Rumah
Perhatikan cara menyimpan obat sirup di rumah agar kualitasnya tetap terjaga ya, Ma
26 April 2022
Follow Popmama untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Salah satu barang yang penting untuk selalu Mama sediakan di rumah adalah obat-obatan. Menyimpan obat di rumah akan sangat membantu untuk antisipasi saat anggota keluarga jatuh sakit, termasuk si Kecil.
Salah satu jenis obat yang perlu Mama sediakan di rumah adalah obat pertolongan pertama untuk bayi, seperti paracetamol untuk mengobati demam, asetaminofen untuk meredakan nyeri, atau obat-obatan lainnya.
Obat untuk bayi biasanya tersedia dalam bentuk sirup. Nah, ternyata tidak sedikit yang keliru mengenai cara menyimpan obat sirup di rumah.
Untuk lebih jelasnya, berikut Popmama.com rangkum tips menyimpan obat sirup bayi di rumah. Langsung saja simak informasinya ya, Ma.
1. Perhatikan tanggal kedaluarsa
Hal pertama yang perlu Mama perhatikan saat menyimpan obat sirup bayi di rumah adalah tanggal kedaluarsanya.
Sebaiknya, Mama selalu cek tanggal kedaluarsa obat saat ingin disimpan dan sebelum digunakan.
Jika tanggal kedaluarsa obat masih jauh, misalnya satu atau dua tahun, itu artinya obat tersebut masih aman untuk disimpan.
Namun, jika obat sudah mendekati tanggal kedaluarsa, misalnya kurang dari sebulan lagi, sebaiknya segera singkirkan obat tersebut agar tidak lupa.
Obat-obatan yang sudah melewati tanggal kedaluarsa dapat berisiko terhadap pertumbuhan bakteri.
Selain itu, obat antibiotik yang sudah melewati tanggal kedaluarsa dapat gagal untuk mengobati infeksi, sehingga justru dapat menyebabkan penyakit yang lebih serius dan kebal terhadap obat antibiotik.
2. Tulis tanggal saat pertama kali obat dibuka
Selain memerhatikan tanggal kedaluarsa, penting juga untuk Mama mencatat tanggal kapan kemasan obat sirup pertama kali dibuka.
Tanggal pertama kali obat dibuka perlu dicatat karena obat sirup yang belum dibuka dapat disimpan dan digunakan hingga mendekati masa kadaluarsa, sedangkan obat sirup yang sudah dibuka segelnya memiliki masa simpan yang berbeda-beda.
Mama bisa mengetahui masa simpan obat yang tertera pada kemasan.
Editors' Pick
3. Jangan buang dus obat
Obat sirup biasanya dilengkapi dengan kemasan dus atau kotak kertas yang berisi petunjuk penggunaan obat.
Sebaiknya, jangan buang dus obat karena bisa menjadi petunjuk dalam mengonsumsi obat tersebut, seperti dosis, efek samping, dan waktu mengonsumsinya.
Selain itu, sebaiknya botol obat tetap disimpan di dalam kemasan dusnya karena dapat mencegah botol obat terpapar sinar matahari langsung.
4. Hindari memindahkan obat sirup dari botol aslinya
Beberapa orang mungkin masih memindahkan obat sirup lama yang masih tersisa ke botol obat baru dengan maksud agar tidak memakan tempat saat disimpan.
Selain itu, ada juga yang memindahkan obat sirup dari botol aslinya ke wadah yang lain. Nah, hal ini sebaiknya jangan dilakukan ya, Ma.
Memindahkan obat sirup dari botol aslinya ke wadah lain dapat menyebabkan obat terkontaminasi kuman dan bakteri. Selain itu, wadah obat yang baru juga belum tentu bersih dan steril.
Oleh karena itu, sebaiknya tetap gunakan botol aslinya agar obat sirup tidak terkontaminasi bakteri dari luar dan kualitas obat tetap terjaga.
5. Tutup rapat kemasan obat
Obat sirup memiliki risiko terkontaminasi bakteri atau terjadi oksidasi. Oksidasi merupakan reaksi pelepasan elektron oleh suatu zat yang bisa terjadi apabila terjadi kontak antara unsur radikal bebas dan udara (oksigen dan air). Obat yang teroksidasi dapat mengurangi, atau kehilangan efektivitasnya.
Biasanya, kemasan obat sirup dirancang sedemikian rupa untuk memungkinkan tidak banyak oksigen yang masuk. Bahan kemasan yang paling aman untuk obat sirup adalah botol beling atau botol plastik.
Dengan begitu, oksigen yang masuk ke dalam botol tidak terlalu banyak dan mengurangi risiko oksidasi.
Itu sebabnya ada beberapa jenis obat sirup yang setelah segelnya sudah dibuka, masa pakainya tidak akan lama, seperti obat antibiotik sirup yang hanya bisa bertahan selama kurang lebih 1-2 minggu setelah dibuka.
Jadi, sebaiknya tutup rapat obat sirup yang Mama simpan untuk mencegah terjadinya oksidasi yang dapat mengurangi efektivitas obat.
6. Simpan obat di tempat yang sejuk
Hal selanjutnya yang perlu diperhatikan dalam menyimpan obat sirup adalah menyimpannya di tempat yang sejuk. Sebaiknya, simpan obat sirup pada suhu ruangan 25 hingga 30 derajat celcius.
Pastikan juga obat disimpan di tempat yang tidak terpapar sinar matahari langsung.
Selain itu, ada beberapa obat sirup yang dianjurkan untuk disimpan di kulkas. Mama bisa membaca petunjuk di kemasan atau bertanya saat membeli obat.
Namun, menyimpan obat di dalam kulkas bukan berarti menyimpannya di dalam freezer. Menyimpan obat di dalam freezer dapat merusak stabilitas obat. Jadi, cukup letakkan obat di bagian pendingin saja.
Hal ini sangat penting untuk diperhatikan karena suhu tempat penyimpanan yang tepat dapat menjaga komposisi dan kualitas obat di dalam botol.
7. Jauhkan dari jangkauan anak
Hal terakhir yang tak kalah penting dalam menyimpan obat sirup adalah sebisa mungkin menjauhkannya dari jangkauan anak-anak.
Pasalnya, anak-anak sering kali penasaran dengan obat-obatan yang menurutnya terlihat menarik. Anak-anak bisa saja menjadikan obat sebagai mainan, atau bahkan memasukkannya ke dalam mulut.
Hal ini tentunya dapat berakibat fatal pada kesehatan anak. Jadi, sebisa mungkin jauhkan obat dari jangkauan anak-anak dengan menyimpannya di tempat tersembunyi atau tempat yang tidak mudah diraihnya.
Nah, itulah cara menyimpan obat sirup bayi di rumah. Dengan menerapkan hal-hal di atas, kualitas dan kandungan obat akan tetap terjaga, sehingga obat tetap efektif untuk menyembuhkan sakit si Kecil.
Yuk, mulai rapikan obat-obatan di rumah, Ma!
Baca juga:
- 6 Rekomendasi Merek Obat Demam untuk Bayi di Bawah 1 Tahun
- Alami dan Ampuh Menyembuhkan, Ini 4 Obat Panas Dalam untuk Bayi
- Merasa Bersalah Memberikan Obat pada Bayi, Apa yang Harus Dilakukan?