Diagnosis Intoleransi Laktosa pada Bayi, Jangan Sampai Keliru!

Dokter akan melakukan tes untuk mengetahui apakah bayi mengalami intoleransi laktosa

22 Februari 2024

Diagnosis Intoleransi Laktosa Bayi, Jangan Sampai Keliru
Freepik/freepik

Pernahkah Mama mendengar istilah intoleransi laktosa? Intoleransi laktosa merupakan kondisi di mana sistem pencernaan tidak bisa memproses laktosa sehingga menyebabkan reaksi seperti diare, perut kembung, dan sering buang angin saat mengonsumsi susu. 

Bagi bayi yang memiliki kondisi intoleransi laktosa, tentu bisa menjadi masalah karena susu menjadi salah satu sumber nutrisi penting bagi tumbuh kembang bayi.

Lantas, bagaimana cara mendiagnosis bayi yang mengalami intoleransi laktosa? Berikut Popmama.com rangkum diagnosis intoleransi laktosa pada bayi. Yuk, kita simak sama-sama, Ma!

1. Apa itu intoleransi laktosa?

1. Apa itu intoleransi laktosa
Freepik/pch.vector

Intoleransi laktosa merupakan kondisi di mana tubuh kesulitan mencerna laktosa, gula alami yang terdapat dalam susu. Hal ini disebabkan oleh kurangnya enzim laktase dalam usus yang diperlukan untuk mencerna laktosa.

Intoleransi laktosa pada dasarnya merupakan kondisi yang langka dan umumnya baru mulai muncul setelah usia tiga tahun pada bayi yang lahir cukup bulan. Pasalnya, enzim laktase justru semakin berkurang seiring bertambahnya usia.

Namun, ada pula kondisi genetik langka, di mana bayi lahir tanpa enzim laktase sama sekali. Kondisi ini disebut dengan intoleransi laktosa primer.

Editors' Pick

2. Kenali gejala intoleransi laktosa pada bayi

2. Kenali gejala intoleransi laktosa bayi
Freepik/freepik

Gejala intoleransi laktosa pada bayi umumnya muncul 30 menit hingga 2 jam setelah mengonsumsi susu atau produk makanan yang mengandung susu. 

Gejala yang ditunjukkan bisa berbeda-beda pada setiap bayi, namun umumnya berikut ini reaksi intoleransi laktosa pada si Kecil:

  • Tinja tampak cair, berbusa, dan berwarna hijau
  • Menjadi mudah rewel
  • Sakit perut
  • Kembung
  • Mengeluarkan banyak gas
  • Berat badan sulit meningkat
  • Ruam popok

Perlu diingat bahwa jika si Kecil mengalami gejala di atas, belum pasti ia menderita intoleransi laktosa. Sebaiknya jangan dahulu berhenti menyusui sebelum berkonsultasi dengan dokter anak.

3. Cara mendiagnosis intoleransi laktosa pada bayi

3. Cara mendiagnosis intoleransi laktosa bayi
Unsplash/CDC

Meskipun bayi menunjukkan gejala yang cukup jelas, alangkah baiknya jika mama tidak mendiagnosis sendiri intoleransi laktosa pada bayi. Sebaiknya bawa si Kecil ke dokter untuk memastikan kondisi yang dialaminya. 

Umumnya, dokter akan melakukan pemeriksaan terhadap gejala yang ditunjukkan. Selain itu, dokter mungkin juga akan melakukan beberapa tes untuk dapat mendiagnosis intoleransi laktosa. Tes yang dapat dilakukan di antaranya adalah:

  • Tes napas hidrogen. Tes ini dilakukan dengan cara memeriksa napas bayi sesudah meminum minuman yang mengandung laktosa. Bayi yang menunjukkan peningkatan kadar hidrogen dianggap positif mengalami intoleransi laktosa.
  • Tes tinja. Intoleransi laktosa juga dapat didiagnosis melalui pengambilan sampel feses. Feses yang asam (pH rendah) dapat mengindikasikan malabsorpsi laktosa. Selain itu, tes feses juga dapat dilakukan untuk mendeteksi adanya glukosa dalam feses bayi, yang menandakan laktosa tidak tercerna.
  • Tes darah. Dokter mungkin juga melakukan tes darah untuk mengecek kadar glukosa. Sampel darah juga diambil setelah bayi mengonsumsi makanan atau minuman yang mengandung laktosa.
  • Tes alergi. Prosedur tes alergi dilakukan dengan cara mengoleskan sejumlah protein susu pada kulit untuk mengetahui apakah ada reaksi intoleransi laktosa atau alergi susu.

Jika gejala pada bayi terus berlanjut, dokter mungkin akan merujuknya ke ahli gastroenterologi anak untuk evaluasi lebih lanjut.

4. Bagaimana cara mengatasi intoleransi laktosa?

4. Bagaimana cara mengatasi intoleransi laktosa
Freepik/jcomp

Pengobatan intoleransi laktosa pada bayi bergantung pada gejala yang dialaminya. Beberapa bayi yang mengalami intoleransi laktosa dapat mengonsumsi produk susu dalam jumlah kecil tanpa mengalami gejala.

Untuk membantu meringankan gejala jika si Kecil mengonsumsi makanan yang mengandung laktosa, dokter mungkin menganjurkan pemberian suplemen enzim laktase yang dijual bebas dan aman untuk bayi.

Namun, jika gejala yang ditunjukkan cukup parah, Mama bisa berkonsultasi dengan dokter sebelum beralih ke susu formula rendah laktosa atau bebas laktosa.

5. Apakah intoleransi laktosa bisa sembuh?

5. Apakah intoleransi laktosa bisa sembuh
Freepik/freepik

Mama tidak perlu cemas karena dalam beberapa kasus, khususnya intoleransi laktosa sekunder bersifat sementara dan dapat sembuh. Sementara itu, kondisi intoleransi laktosa primer cenderung lebih sulit disembuhkan karena memang merupakan kelainan bawaan yang dimiliki bayi sejak lahir.

Namun, gejala intoleransi laktosa primer dapat dikurangi dengan diet laktosa, yakni membiasakan konsumsi susu secara bertahap dan rutin agar tubuh bisa memproduksi enzim laktase.

Demikian informasi mengenai diagnosis intoleransi laktosa pada bayi. Semoga membantu, ya, Ma!

Baca juga:

The Latest