Perubahan cuaca seringkali memicu penularan berbagai penyakit, termasuk infeksi oleh virus atau bakteri. Salah satu masalah kesehatan akibat virus dan bakteri yang umum menyerang adalah batuk.
Batuk bisa menyerang siapa saja, tak terkecuali bayi usia di bawah satu tahun. Apalagi, bayi masih mengembangkan sistem imun mereka untuk melindungi diri dari berbagai penyakit, termasuk batuk.
Secara umum batuk dibagi menjadi dua jenis, yakni batuk kering dan batuk basah. Jika batuk kering biasanya hanya disertai dengan rasa menggelitik atau sakit di tenggorokan, batuk basah disertai dengan lendir yang disebabkan oleh infeksi oleh virus atau bakteri.
Nah, kali ini Popmama.com akan khusus membahas penyebab dan cara mengatasi batuk basah pada bayi. Langsung saja simak informasinya di bawah ini, yuk, Ma!
1. Batuk merupakan salah satu mekanisme pertahanan tubuh
Freepik/Pch.vector
Dilansir dari Healthline, seluruh sistem pernapasan dilapisi dengan selaput lendir yang berperan untuk menjaga saluran pernapasan tetap lembab dan melindungi paru-paru dari iritasi.
Namun, ketika melawan infeksi seperti flu, tubuh akan menghasilkan lebih banyak lendir dari biasanya. Hal ini bertujuan untuk membantu menjebak dan mengusir organisme penyebab infeksi.
Nah, untuk membuang semua kelebihan lendir yang tersangkut di paru-paru dan dada, tubuh akan bereaksi dengan cara batuk. Dengan kata lain, batuk merupakan tindakan refleks yang dilakukan untuk membersihkan tenggorokan dari lendir atau iritasi akibat benda asing.
Editors' Pick
2. Ciri-ciri batuk basah pada bayi
freepik.com/atstock-productions
Batuk basah yang juga dikenal sebagai batuk berdahak biasanya memiliki ciri-ciri yang cukup jelas, yakni batuk yang disertai dengan dahak atau lendir. Biasanya, batuk basah juga disertai dengan pilek atau flu, yang membuat tubuh menghasilkan lebih banyak lendir dari biasanya.
Selain itu, ciri lainnya adalah bayi mungkin akan lebih banyak batuk di malam hari. Pasalnya, dahak menumpuk di bagian belakang tenggorokan saat si Kecil berbaring.
3. Penyebab batuk basah pada bayi
Freepik/freepik
Batuk basah paling sering disebabkan oleh infeksi oleh mikroorganisme seperti bakteri atau virus, sama seperti penyebab pilek atau flu.
Namun, ada faktor lain yang bisa menjadi penyebab tubuh menghasilkan lebih banyak lendir dari biasanya, yang menyebabkan si Kecil mengalami batuk basah.
Jika batuk basah berlangsung lebih dari beberapa minggu, maka bisa jadi disebabkan oleh faktor-faktor berikut:
Bronkitis
Bronkitis adalah peradangan pada saluran bronkial, yakni saluran yang membawa udara ke paru-paru. Bronkitis yang dialami bayi biasanya disebabkan oleh virus yang menyebabkan pilek, sakit tenggorokan, batuk, dan demam ringan.
Pneumonia
Pneumonia adalah infeksi pada paru-paru yang disebabkan oleh bakteri, virus, atau jamur. Pneumonia biasanya ditandai dengan demam tinggi, pilek, nyeri dada atau perut, batuk, hingga sesak napas.
Cystic fibrosis
Cystic fibrosis atau yang lebih dikenal dengan fibrosis kistik adalah kondisi genetik dari sistem pernapasan yang biasanya menyebabkan kerusakan parah pada paru-paru, sistem pencernaan, dan organ lain di dalam tubuh bayi. Kondisi ini juga menyebabkan produksi lendir yang kental dan lengket di paru-paru dan organ lainnya.
Asma
Meskipun penderita asma lebih mungkin mengalami batuk kering, namun sebagian kecil orang, termasuk bayi juga menghasilkan lendir berlebih yang berkelanjutan dan menyebabkan batuk basah kronis.
4. Cara mengatasi batuk basah pada bayi
Freepik/shurkin_son
Selain obat-obatan, Mama dapat mengobati batuk basah pada bayi dengan cara alami dan tradisional di rumah. Berikut ini adalah beberapa tips yang bisa Mama lakukan untuk meredakan batuk basah pada bayi:
Terapi uap di kamar mandi
Siapkan air panas di dalam kamar mandi selama beberapa menit. Kemudian, bawa si Kecil untuk menghirup uapnya selama 5 hingga 15 menit untuk meredakan gejala batuk basah yang dialaminya.
Irigasi nasal atau tindakan cuci hidung
IDAI (Ikatan Dokter Anak Indonesia) telah menyatakan bahwa irigasi hidung aman dilakukan untuk bayi dan anak-anak. Tindakan ini dilakukan dengan cara menyemprotkan cairan steril (biasanya cairan infus) dengan alat penyemprot khusus yang dimasukan ke dalam salah satu lubang hidung. Kemudian air cucian hidung akan mengalir dari lubang hidung di sebelahnya.
Humidifier
Humidifier adalah cara yang praktis untuk menjaga udara di rumah tetap lembap. Mama bisa meletakkan humidifier di ruangan yang sering ditempati bayi, seperti kamar tidurnya atau ruangan bermain.
Pastikan bayi terhidrasi
Menjaga bayi tetap terhidrasi merupakan cara sederhana, namun sangat penting untuk menjaga kesehatan bayi. Jika bayi mama masih dibawah 6 bulan, cobalah untuk memberikan ASI lebih sering dari biasanya. Cara ini akan membantu menjaga tenggorokan bayi tetap lembap.
5. Kapan harus membawa bayi ke dokter?
Freepik/Drazen Zigic
Sebagian besar kasus batuk basah akan hilang dengan sendirinya. Sayangnya, batuk basah juga bisa bertahan dalam waktu yang cukup lama.
Batuk basah mungkin bisa bertahan selama beberapa minggu dan beberapa di antaranya bisa berubah menjadi batuk kering.
Jika usia bayi sudah di atas 3 bulan, Mama tidak perlu membawa si Kecil ke dokter apabila kondisinya semakin membaik seiring dengan berjalannya waktu.
Namun, jika bayi masih berusia di bawah 3 bulan dan menunjukkan kondisi yang semakin memburuk atau tidak membaik setelah tiga minggu, sebaiknya Mama membawanya ke dokter untuk mendapatkan pemeriksaan lebih lanjut. Terutama jika si Kecil juga mengalami kondisi berikut:
Mengalami demam dengan suhu tubuh di atas 38ºC
Sulit untuk bernapas atau makan
Batuk disertai dengan darah
Tubuh bayi berubah menjadi kebiruan
Membuat suara tarikan napas panjang melengking yang terdengar mirip"whoop" ketika mereka batuk
Mengalami serangan batuk yang sangat parah
Itu tadi penyebab dan cara mengatasi batuk basah pada bayi. Semoga informasi ini bermanfaat, Ma!