Bayi sangat rentan mengalami masalah kulit karena kulitnya masih sangat sensitif. Salah satu permasalahan kulit yang sering dialami bayi adalah bentol berair.
Bentol berair biasanya terdapat di bawah kulit dan berisi cairan bening. Terkadang bentol juga bisa berisi nanah atau darah yang terbentuk ketika kulit telah rusak. Ukuran bentol juga bermacam-macam, bisa kecil ataupun besar.
Lantas, apa yang menjadi penyebab bentol berair pada bayi? Nah, kali ini Popmama.com akan membantu Mama dalam menjawab pertanyaan tersebut. Langsung saja simak informasinya yuk, Ma!
Penyebab bentol berair pada bayi
NHS.uk
Penyebab paling umum dari bentol berair pada bayi adalah karena gesekan, misalnya, gesekan saat bayi menggunakan sepatu baru sehingga menyebabkan lecet dan bentol berair pada bagian belakang tumit.
Penyebab umum lainnya dari bentol berair adalah akibat luka bakar (termasuk terbakar paparan sinar matahari). Selain itu, bayi juga bisa mengalami bentol berair karena penyebab berikut:
1. Gigitan serangga
Freepik/jcomp
Gigitan serangga pada bayi dapat menimbulkan rasa gatal. Rasa gatal ini jika digaruk dapat menimbulkan luka pada kulit bayi yang sensitif dan rentan mengalami infeksi. Oleh karena itu, sangat penting untuk selalu jaga kebersihan untuk mengurangi paparan terhadap serangga.
Berikut adalah beberapa cara untuk mengatasi bentol akibat gigitan serangga pada bayi:
Cuci area yang bentol untuk membantu mengatasi kemerahan dan peradangan.
Oleskan lotion calamine ke area yang bentol dan biarkan mengering untuk membantu meredakan ruam akibat gigitan serangga.
Cegah bayi menggaruk area gigitan.
Editors' Pick
2. Eksim
NHS.uk
Dilansir dari America Academy of Dermatology Association (AAD) eksim atau atopic dermatitis merupakan salah satu kondisi yang membuat kulit bayi merah dan gatal. Kondisi ini dimulai dengan kulit yang sangat gatal. Kemudian jika bayi menggosok atau menggaruk kulit yang gatal, maka akan menimbulkan bentol kecil yang menonjol. Jika terus digaruk, bentol dapat mengeluarkan cairan dan kemudian akan mengeras.
Penyebab eksim belum diketahui secara pasti. Namun, ada kemungkinan bayi mengalami eksim karena faktor genetik yang mempengaruhi kondisi kulit bayi atau bisa juga disebabkan oleh alergi makanan
Untuk mengatasi eksim pada bayi, AAD menganjurkan untuk berkonsultasi pada dokter kulit. Perawatan yang tepat dapat mencegah kondisi memburuk dan dapat meredakan gatal pada kulit bayi.
3. Impetigo
everydayhealth.com
Dilansir dari What to Expect, impetigo adalah infeksi kulit menular yang terjadi ketika bakteri (staphylococcus aureus atau streptococcus pyogenes) masuk ke dalam tubuh melalui luka di kulit (misalnya, gigitan serangga atau luka kecil di kulit).
Impetigo biasanya ditandai dengan munculnya luka merah dan gatal di sekitar hidung, mulut, area popok, lengan dan kaki bayi. Luka bisa pecah dan mengeluarkan cairan bening atau nanah selama beberapa hari.
Karena impetigo adalah infeksi bakteri, cara mengatasinya adalah dengan memberikan salep antibiotik yang diresepkan oleh dokter. Selain itu, ada beberapa cara yang dapat Mama lakukan untuk mencegah penularan impetigo, di antaranya adalah:
Jaga kuku bayi tetap pendek.
Jaga agar tubuh bayi sebersih dan sekering mungkin, terutama di area popok yang lembab.
Cuci seprai, handuk, dan pakaian bayi setiap hari sampai infeksi hilang.
Setelah luka terkelupas, cuci dengan sabun dan air hangat dan keringkan dengan perlahan.
Jika infeksi menyebar, segera konsultasikan pada dokter untuk mendapatkan penanganan selanjutnya.
4. Cacar air
NHS.uk
Bentol berair pada bayi juga bisa disebabkan oleh cacar air atau dikenal juga dengan sebutan varicella. Cacar air bisa diawali dengan demam, nafsu makan menurun, dan kelelahan. Setelah itu, gejala lain akan muncul seperti ruam merah yang sangat gatal.
Cacar air biasanya diobati dengan antibiotik yang diresepkan dokter. Namun, Mama bisa melakukan cara berikut ini untuk mencegah kondisi cacar air semakin parah:
Gunakan sarung tangan di tangan bayi untuk mencegah ia menggaruk luka.
Jangan menggosok kulit bayi setelah mandi. Cukup tepuk-tepuk hingga kering untuk mengurangi iritasi.
Oleskan lotion calamin untuk mengurangi gatal.
Biarkan bayi istirahat yang cukup.
Jaga agar bayi tetap terhidrasi.
Kapan harus ke dokter?
Freepik/freepik
Jika bayi memiliki bentol berair yang tak kunjung sembuh, alangkah baiknya untuk tidak mendiagnosis sendiri dan memberikan sembarangan obat. Sebaiknya konsultasikan pada dokter kulit, terutama jika kondisi bayi seperti berikut:
Bentol seperti melepuh, berbau atau berisi nanah.
Kulit di sekitarnya hangat, bengkak atau lunak.
Kulit di sekitarnya telah berubah warna, misalnya menjadi merah, ungu atau abu-abu.
Bayi memiliki banyak bentol berair di seluruh tubuh.
Bayi mengalami demam.
Nah itulah informasi mengenai penyebab dan cara mengatasi bentol berair pada bayi. Alangkah baiknya jika Mama selalu melakukan tindakan pencegahan seperti menjaga kebersihan tubuh dan lingkungan bayi. Semoga informasi ini bermanfaat ya, Ma!