Penyebab, Gejala, dan Pengobatan Darah Tinggi pada Bayi
Bukan hanya orang dewasa, bayi juga bisa mengalami tekanan darah tinggi, lho
13 September 2022
Follow Popmama untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Penyakit tekanan darah tinggi atau hipertensi merupakan masalah kesehatan yang dapat menyebabkan berbagai macam komplikasi kesehatan yang bisa membahayakan nyawa jika dibiarkan. Penyakit ini biasanya dialami oleh orang yang memasuki usia dewasa hingga lansia.
Namun, bukan hanya orang dewasa dan lansia saja yang berisiko mengalami darah tinggi. Anak-anak bahkan bayi juga berisiko memiliki tekanan darah tinggi, yang dapat menyebabkan masalah kesehatan besar jika dibiarkan.
Kali ini Popmama.com akan membahas penyebab, gejala, dan pengobatan darah tinggi pada bayi dilansir dari MedlinePlus. Langsung saja simak informasinya di bawah ini, yuk!
1. Penyebab darah tinggi pada bayi
Pada umumnya, penyakit darah tinggi disebabkan oleh faktor usia, pola hidup kurang sehat, dan stres. Namun, bagaimana jika bayi mengalami tekanan darah tinggi?
Tekanan darah tinggi pada bayi bisa disebabkan oleh penyakit ginjal atau jantung bawaan yang sudah ada sejak lahir. Contoh penyakit bawaan tersebut meliputi:
Koarktasio aorta (penyempitan pembuluh darah besar jantung yang disebut aorta)
Patent ductus arteriosus (pembuluh darah antara aorta dan arteri pulmonalis yang seharusnya menutup setelah lahir, tetapi tetap terbuka)
Displasia bronkopulmoner (cedera paru akibat penggunaan alat bantu pernapasan)
Penyakit ginjal
Stenosis arteri renalis (penyempitan arteri renalis yang mengganggu aliran darah ke ginjal)
Selain itu, masih ada faktor lain yang dapat menjadi penyebab darah tinggi pada bayi. Beberapa di antaranya adalah pengaruh obat-obatan, paparan obat-obatan terlarang, kondisi tumor tertentu, riwayat darah tinggi dari keluarga, hingga masalah tiroid.
Sementara pada bayi baru lahir, tekanan darah tinggi sering disebabkan oleh bekuan darah di pembuluh darah ginjal, akibat dari komplikasi dari pemasangan kateter arteri umbilikalis.
2. Gejala darah tinggi pada bayi
Sebagian besar bayi dengan tekanan darah tinggi tidak menunjukkan gejala. Sebaliknya, gejala yang tampak bisa terkait dengan kondisi kesehatan yang menyebabkan tekanan darah tinggi. Beberapa gejala yang dapat terlihat di antaranya:
Kulit tampak kebiruan
Pertumbuhan dan perkembangan terhambat
Sulit bertambahnya berat badan
Sering mengalami infeksi saluran kemih
Kulit tampak pucat
Napas lebih cepat
Selain kondisi di atas, gejala yang mungkin muncul jika bayi memiliki tekanan darah sangat tinggi antara lain, rewel, kejang, kesulitan bernapas, dan muntah-muntah.
Editors' Pick
3. Cara diagnosis tekanan darah tinggi pada bayi
Cara yang paling umum dilakukan dokter untuk mengetahui apakah bayi mengalami tekanan darah tinggi adalah dengan mengukur tekanan darah itu sendiri.
Ada dua angka yang perlu diperhatikan dalam setiap pengukuran tekanan darah. Angka yang pertama, yakni angka bagian atas atau tekanan darah sistolik. Angka ini mengukur kekuatan darah yang dilepaskan saat jantung berdetak.
Sementara angka kedua, yakni angka bagian bawah yang disebut dengan tekanan diastolik. Angka ini mengukur tekanan di arteri saat jantung beristirahat.
Batasan tekanan darah normal pada bayi bergantung pada usianya. Tekanan darah dapat meningkat seiring dengan pertumbuhan bayi.
Dilansir dari MedicineNet, rata-rata tekanan darah pada bayi baru lahir adalah sekitar 64/41. Sementara bayi yang berusia satu bulan ke atas, tekanan darah rata-ratanya adalah sekitar 95/58.
Selain itu, ada tes lain yang bisa dilakukan kepada bayi dengan tekanan darah tinggi. Tes ini juga bisa dilakukan untuk mencari tahu masalah kesehatan lain yang menjadi penyebab tekanan darah tinggi pada bayi. Tes tersebut di antaranya adalah.
Tes laboratorium, termasuk tes darah dan urine
Rontgen dada atau perut
Ultrasonografi, termasuk ultrasonografi jantung (ekokardiogram) dan ginjal
MRI pembuluh darah
Angiografi, yakni foto rontgen untuk melihat kondisi pembuluh darah arteri dan vena.
4. Jenis pengobatan untuk bayi yang mengalami tekanan darah tinggi
Pengobatan yang diberikan kepada bayi harus sesuai dengan apa yang menjadi penyebab tekanan darah tinggi. Beberapa pengobatan yang bisa diberikan di antaranya:
Dialisis atau cuci darah untuk mengobati gagal ginjal
Pemberian obat-obatan untuk menurunkan tekanan darah atau membantu jantung memompa lebih baik
Tindakan pembedahan (termasuk operasi transplantasi atau perbaikan koarktasio)
5. Risiko komplikasi tekanan darah tinggi pada bayi
Sama seperti orang dewasa, kondisi tekanan darah tinggi pada bayi tidak bisa diremehkan. Apabila terlambat mendapat penanganan, maka kondisi ini berpotensi menyebabkan komplikasi yang membahayakan si Kecil.
Beberapa komplikasi yang disebabkan oleh tekanan darah tinggi bisa berupa gagal jantung atau gagal ginjal, kerusakan organ, dan kejang-kejang.
6. Tindakan yang bisa dilakukan untuk mencegah bayi mengalami tekanan darah tinggi
Salah satu faktor penyebab tekanan darah tinggi pada bayi adalah penyakit turunan dalam keluarga. Maka dari itu, salah satu tindakan pencegahan yang bisa Mama lakukan adalah berkonsultasi dengan dokter kandungan saat menjalani program hamil.
Terutama jika keluarga memiliki riwayat penyakit jantung bawaan, tekanan darah tinggi atau penyakit ginjal.
Selain itu, konsultasikan kepada dokter jika sebelum atau saat hamil Mama rutin mengonsumsi obat tertentu. Pasalnya, paparan obat-obatan tertentu di dalam rahim juga dapat meningkatkan risiko bayi mengalami masalah kesehatan yang dapat menyebabkan tekanan darah tinggi.
Itulah rangkuman penyebab, gejala, dan pengobatan darah tinggi pada bayi. Semoga dapat bermanfaat, ya!
Baca juga:
- Demam Berdarah pada Bayi: Gejala, Pengobatan, dan Risiko
- Bukan Bintit, Ini Penyebab, Gejala, Pengobatan Kalazion pada Mata Anak
- Tampek pada Bayi: Kenali Gejala, Penyebab, dan Cara Pengobatannya