Polusi Udara Sebabkan Ratusan Bayi di Jakarta Lahir dengan BB Rendah
Riset mencatat bahwa ratusan bayi di Jakarta lahir dengan BB rendah akibat polusi yang memburuk
12 September 2023
Follow Popmama untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Polusi udara yang memburuk saat ini masih menjadi masalah serius, khususnya di Ibu kota Jakarta. Berdasarkan data dari IQAir, polusi udara diperkirakan telah menyebabkan 9.400 kematian di Jakarta pada tahun 2023.
Polusi udara bukan hanya merugikan orang dewasa saja. Bayi yang baru lahir juga rentan terhadap bahaya polusi, terlebih lagi sistem imunnya belum cukup matang untuk melawan infeksi.
Salah satunya dampak polusi udara dikaitkan dengan tingginya angka bayi lahir dengan berat badan lebih rendah. Riset mencatat bahwa ratusan bayi di Jakarta lahir dengan berat badan rendah akibat polusi udara yang buruk.
Untuk lebih lengkapnya, berikut Popmama.com rangkum informasi terkait polusi udara sebabkan ratusan bayi di Jakarta lahir dengan BB rendah.
1. Riset menunjukkan bahwa polusi sebabkan bayi lahir dengan BB rendah
Sebuah riset yang dilakukan oleh Ginanjar Syuhada yang dipublikasikan di International Journal of Environmental Research and Public Health mengukur dampak dari polusi udara terhadap kesehatan dan ekonomi di Jakarta.
Riset tersebut mencatat bahwa paparan polutan PM2.5 (partikel udara yang berukuran lebih kecil dari atau sama dengan 2.5 mikrometer) di Jakarta rata-rata mencapai 52 μg/m³ atau >10 kali lipat lebih tinggi dari standar WHO.
Tingginya paparan polutan tersebut berdampak pada kelahiran anak, termasuk memicu kelahiran ratusan bayi dengan berat badan rendah di Jakarta pada tahun 2019.
Dalam riset tersebut, tercatat ada 680 bayi yang lahir dengan berat badan rendah, 6153 anak mengalami stunting, 327 kematian bayi, dan 62 kelahiran prematur.
Editors' Pick
2. Bagaimana polusi memengaruhi berat badan bayi saat lahir?
Sebuah penelitian yang dipublikasikan dalam JAMA Network Open pada tahun 2022 menjelaskan bagaimana polusi dapat memengaruhi berat badan bayi saat dilahirkan.
Penelitian tersebut melibatkan 628 ibu hamil dan bayinya yang baru lahir. Penelitian menunjukkan bahwa ibu hamil yang terpapar PM 2.5, PM 10, dan NO2, terutama di awal kehamilan hingga pertengahan kehamilan dikaitkan dengan bayi mengalami berat badan lahir rendah.
Peneliti menyimpulkan bahwa masa awal hingga pertengahan kehamilan adalah masa kritisnya periode pembentukan organ tubuh. Maka dari itu, paparan polusi udara selama awal kehamilan dapat memengaruhi perkembangan janin dan plasenta, yang kemudian menyebabkan berat badan lahir rendah.