Benarkah Memeluk Bayi Dapat Memengaruhi DNA-nya? Ini Kata Ilmuwan
Ternyata memeluk si Bayi bukan cuma membuat tubuhnya hangat lho, Ma!
6 September 2019
Follow Popmama untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Punya bayi itu menyenangkan. Mama sama sekali tidak ingin lepas memeluknya. Berjauhan beberapa saat saja sudah bisa membuat Mama galau. Nah, ternyata memeluk bayi bukan hanya bikin Mama bahagia, tapi juga bisa memengaruhi perkembangan DNA si Kecil.
Apa yang Popmama.com sampaikan ini ada bukti dari penelitian ilmiahnya, lho!
Bagaimana Memeluk Bayi Bisa Memengaruhi DNA-nya?
Sebuah studi baru yang tertulis pada jurnal Development and Psychopathology baru saja menemukan efek samping yang dihasilkan dari kebiasaan memeluk atau mengemong bayi atau yang dalam Bahasa Inggris disebut dengan istilah snuggling (memprioritaskan kontak fisik yang dekat dan nyaman bagi bayi).
Dalam penelitian tersebut, sejumlah ilmuwan dari Universitas British Colombia di Kanada bekerja meneliti para orangtua dan bayi mereka, di mana total bayi yang terhitung secara keseluruhan adalah 94.
Para orangtua diminta untuk melakukan snuggling pada bayi sejak berusia lima minggu dengan membuat studi pencatatan yang jujur. Tentu, para ilmuwan mencatat perilaku setiap bayi sejak mereka lahir untuk mendukung hasil penelitian.
Peneliti juga mengambil sampel DNA dari semua bayi lalu, setelah mereka berusia 4,5 tahun, uji DNA kembali dilakukan.
Penelitian tersebut menemukan ada modifikasi biokimia yang disebut metilasi DNA. Metilasi DNA memengaruhi bagaimana sel berkembang secara matang. Hal ini disebut berhubungan dengan mekanisme epigenetik atau pematangan DNA yang mewakili bagaimana gen berfungsi atau berkembang.
Berdasarkan pencatatan dan tes itu, para peneliti menemukan bahwa masing-masing anak mengalami perubahan epigenetik setidaknya pada 5 area DNA mereka, termasuk area yang berhubungan erat dengan sistem imun dan metabolisme.
Akan tetapi, untuk mengetahui perubahan tersebut positif atau tidak, para peneliti masih harus membandingkan dengan membagi hasil penelitian ke dalam dua kelompok, yaitu anak-anak dalam kelompok 'kontak fisik yang tinggi' dan kelompok 'kontak fisik yang rendah'.
Hasilnya, para peneliti melihat bahwa anak-anak yang berada pada kategori terakhir atau kedua ternyata memiliki profil molekul yang kurang berkembang di sel mereka dan hal ini tidak normal untuk usia mereka.
Mereka yang berada pada kelompok 'kontak fisik yang rendah' mengalami ketertinggalan secara biologis, sebagaimana disebut oleh Profesor Michael Kobor di Departemen Genetika Medis.
Secara khusus, Sarah Moore selaku Kepala Penelitian mengungkapkan, “Kami berencana untuk melihat apakah keadaan ini yang kami lihat pada anak-anak tersebut (pada kategori 'kontak fisik yang rendah') memengaruhi kesehatan mereka, khususnya keadaan perkembangan psikologis mereka.”
Apa yang Sebaiknya Dilakukan Mama?
Seperti yang telah Mama lihat dari hasil penelitian terbaru di atas, kontak fisik antara Mama dan bayi ternyata sangatlah penting dalam memberi pengaruh yang positif. Perkembangan DNA yang positif tentu akan memengaruhi tumbuh kembang si Kecil.
Karena itu, Popmama.com sarankan agar Mama melakukan 2 hal ini:
1. Lakukan kontak fisik sesering mungkin
Setidaknya, terhitung sejak usia 5 minggu, pastikan kehadiran fisik Mama selalu ada untuk bayi tercinta. Jangan biarkan si Kecil berlama-lama terlentang di dalam boks bayi atau kereta dorong saat berpergian.
Pastikan durasi waktu yang dihabiskan lebih lama di tangan Mama sendiri dengan menggendongnya dalam posisi memeluk hingga pipinya menempel pada bagian dada mama. Jika Mama lelah, gunakan gendongan.
Selain itu, Mama juga bisa meminta Papa untuk melakukan hal yang sama. Tentu, Mama harus memberi penjelasan mengenai pentingnya kontak fisik pada bayi sejak dini.
2. Jaga kebersihan tubuh mama
Sebagaimana kontak fisik sangat dibutuhkan untuk perkembangan si Kecil sejak bayi, Mama tentu harus benar-benar menjaga kebersihan tubuh mama.
Jangan sampai keadaan tubuh yang tidak bersih membuat bayi yang masih sensitif menjadi alergi atau bahkan sakit.
Hal ini tentu akan memberi dampak yang negatif ketimbang hasil positif yang seharusnya didapatkan. Kesehatan anak tentu merupakan prioritas utama, bukan?
Jadi, Mama sekarang sudah tahu betapa pentingnya bagi Mama untuk menunjukkan kasih sayang secara fisik pada si Kecil sejak bayi. Yuk, peluk!
Baca juga: Ketahuilah 7 Tanda Bayi Kemungkinan Mengidap Gangguan Mental