Kenapa Bayi ASI Jarang BAB? Ini Kata Dokter
Perubahan frekuensi BAB pada bayi adalah hal yang wajar
29 Oktober 2024
Follow Popmama untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
ASI pada ibu hamil mulai diproduksi secara alami oleh tubuh menjelang waktu kelahiran sang bayi tiba. ASI tersebut nantinya akan menjadi sumber kehidupan dan asupan ideal untuk bayi hingga dua tahun ke depan.
Diketahui bahwa ASI mengandung berbagai nutrisi baik yang bisa melindungi bayi dari berbagai penyakit serta mendukung pertumbuhan berbagai organ di dalam tubuh serta memperkuat ikatan emosional antara ibu dan bayi.
ASI juga berpengaruh pada sistem pencernaan bayi, termasuk pembentukan feses. Namun, bayi sering kali mengeluarkan feses dalam jumlah sedikit dan lebih jarang, terutama pada bayi yang mendapat ASI eksklusif. Lalu, kenapa bayi ASI jarang BAB?
Untuk menjawab pertanyaan tersebut, Popmama.com sudah merangkum jawabannya dengan lengkap dan jelas. Yuk, simak, Ma!
Editors' Pick
Kenapa Bayi ASI Jarang BAB?
dr. Citra Amelinda, Sp.A, IBCLC, M.Kes, dokter anak yang praktik di Rumah Sakit Siloam TB Simatupang melalui unggahannya di Instagram, menjelaskan bahwa bayi yang berusia lebih dari enam minggu dan masih mendapat ASI secara ekskulif akan jarang mengalami BAB.
Hal ini dikarenakan saluran pencernaan bayi masih mengalami perkembangan, tetapi koordinasi otot-otot di sekitar anus belum sempurna sehingga bayi pun lebih sulit BAB dan tekstur fesesnya mulai padat kental.
Frekuensi BAB-nya bahkan bisa berlangsung hanya satu kali dalam tujuh hingga lima hari. Melansir Healthline, beberapa bayi hanya buang air besar satu atau dua kali sehari.
Namun, Mama tak perlu khawatir karena kondisi ini normal dan hampir dialami oleh banyak bayi. Bayi akan baik-baik saja selama feses yang dihasilkan masih bertekstur lembek seperti pasta, aktif dan ceria, perut tidak tampak kembung, kentut dengan normal, serta berat badan tidak menurun.
Pola BAB pada Bayi yang Perlu Orangtua Tahu
Bayi yang baru lahir memiliki pola buang air besar (BAB) yang belum beraturan dan Mama harus sabar menunggu momen tersebut. Normalnya, bayi akan BAB pada 24 – 48 jam pertama setelah hadir ke dunia.
Selanjutnya, frekuensi BAB berlangsung selama tiga hingga empat kali atau lebih dalam sehari. Feses pertama yang dikeluarkan berwarna hitam pekat atau yang disebut sebagai mekonium dan akan berubah menjadi hijau serta kekuningan setelah lebih dari lima hari.
Bayi yang mendapat ASI memiliki feses berwarna cokelat muda, hijau, atau kuning dengan tekstur yang cenderung halus hingga encer. Tekstur yang encer tidak menjadi masalah selama bayi menyusu dengan baik dan rutin, serta tidak ada darah dalam fesesnya.
Namun, jika teksturnya sangat encer menyerupai air bisa menjadi pertanda dari diare. Sebaliknya, tekstur yang keras pun tidak baik karena bisa jadi indikasi bahwa bayi mengalami sembelit.