Bahaya Pneumonia pada Anak, Bisa Sebabkan Kematian
Pneumonia penyebab kematian balita kedua di Indonesia
10 November 2020
Follow Popmama untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Tak disangka Indonesia berada di peringkat tujuh dunia sebagai negara dengan beban pneuomonia tertinggi, menurut data WHO pada tahun 2017 di mana terdapat 25.481 balita karena infeksi pernapasan akut atau 17% dari seluruh kematian balita.
Penyakit pneuomonia salah satu penyebab kematian anak kedua di Indonesia setelah persalinan preterm dengan prevalensi 15.5%. Faktor dari penyebab ini berkaitan dengan belum terpenuhinya ASI eksklusif yang hanya 54%, berat badan lahir rendah (10,2%), dan belum imunisasi secara lengkap (42,1%), serta polusi udara di ruang tertutup dan kepadatan yang tinggi pada rumah tangga.
Tahun 2019 terdapat 462.382 kasus Pneumonia pada balita. Dengan adanya kasus tersebut membuat Save The Children meluncurkan kampanye Stop Phenumonia yang sudah dilakukan dari tahun 2019.
Dalam acara Save the Children: Kenali dan Cegah Pneumonia pada Anak "the Forgotten Killer" yang dilakukan kemarin Kamis (05/11/2020) secara virtual membahas mengenai Pheuomonia yang sangat berbahaya bila terjadi pada anak-anak serta menyadarkan masyarakat mengenai pentingnya mengetahui penyakit ini.
Jika Mama ingin mengetahui lebih lanjut mengenai pneumonia pada anak, Popmama.com sudah merangkumnya berikut ini!
Editors' Pick
1. Save the Children meluncurkan kampanye Stop Pneumonia sejak tahun lalu
Save the Children International meluncurkan kampanye global pada tahun 2019 untuk memperingati hari jadinya yang ke-100. Di Indonesia, Save the Children meluncurkan kampanye bertajuk “Stop Pneumonia” pada Hari Pneumonia Sedunia (HPD) pada 12 November tahun lalu.
Save the Children juga bekerja sama dengan organisasi kemasyarakatan tingkat nasional, akademisi, organisasi profesi, pemerintah dan swasta, serta daerah asistensi Save the Children di Sumba Barat dan Kabupaten Bandung, untuk terus melakukan kampanye pencegahan dan pengendalian pneumonia untuk meningkatkan kesadaran dan perubahan.
Ditemui secara virtual pada Kamis (05/11/2020) CEO Save the Children Indonesia, Selina Sumbung mengatakan bahwa
“Kami bersama Kementerian Kesehatan, Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak, dengan dukungan Pfizer melalui kampanye Stop Pneumonia mengajak masyarakat untuk menjadikan momen HPD yang kita peringati di tengah pandemi tahun ini, sebagai kesempatan untuk semakin meningkatkan pemahaman mengenai pneumonia dan mencegah lebih banyak kematian akibat penyakit mematikan ini.”
2. Pneumonia sering terlambat disadari karena gejala awalnya mirip penyakit pernapasan lain
Pneumonia adalah penyakit pneumonia akut yang mengisi paru-paru dengan cairan dan sel inflamasi. Kondisi ini dapat menyebabkan komplikasi kesehatan yang serius dan seringkali berujung pada kematian.
Selain itu, karena gejala awal sulit dibedakan dengan penyakit pernapasan ringan lainnya (seperti pilek), sehingga seringkali terlambat untuk menyadarinya. Akibatnya, banyak anak-anak penderita pneumonia tidak mendapatkan perawatan yang layak dan berdampak fatal bagi kesehatannya.