Atopik pada Bayi: Penyebab, Faktor Pemicu Kambuh & Cara Mengurangi
Dermatitis atopik akan terlihat berupa bintil-bintil kemerahan dan gatal
26 November 2019
Follow Popmama untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Bayi yang baru lahir cenderung memiliki kondisi kulit yang sensitif seperti ruam kemerahan dan masalah kulit lainnya sehingga membutuhkan perawatan yang cukup ekstra.
American Academy of Family Physicians (AAFP) menjelaskan bahwa gangguan kulit adalah salah satu keluhan yang paling sering dialami bayi dengan prevalensi mencapai 70 persen sehingga menjadi sumber kekhawatiran yang besar bagi orangtua.
Salah satu kondisi kulit yang dapat mengintai adalah dermatitis atopik atau dikenal di masyarakat sebagai eksim susu. Biasanya dermatitis atopik akan terlihat berupa bintil-bintil kemerahan dan gatal.
Nah Ma, ada beberapa fakta lainnya yang menyangkut kondisi dermatitis atopik pada bayi, simak penjelasan yang sudah dirangkum oleh Popmama.com berikut ini yuk, Ma!
Editors' Pick
1. Penyebab dermatitis atopik pada Bayi
Dermatitis atopik adalah radang kulit berulang yang disertai gatal pada bayi dan anak. Kelainan kulit berupa bintil-bintil kemerahan, gatal, yang kemudian bila berlangsung lama (kronik), kulit menjadi kering, bersisik, luka-luka atau menebal dan menjadi kehitaman.
Ditemui dalam diskusi terbuka berjudul Solusi Kulit Atopik pada Bayi, sekaligus peluncuranERHA Skin Barrier Body Moisturizer pada Selasa, 19 November 2019 di Erha Derma Center Kemanggisan, dr. Anna Juniawati SpKK mengatakan bahwa kondisi kulit ini bisa dibilang karena faktor keturunan yang sulit disembuhkan namun akan berkurang saat anak berusia sekitar lima tahun.
“Atopik Dermatitis atau eksim susu merupakan penyakit kulit yang sering kambuh terutama pada bayi atau anak. Penyebabnya belum jelas, dan banyak faktor mempengaruhi kekambuhannya,” jelas dr. Anna Juniawati SpKK.
2. Faktor pemicu kekambuhan dermatitis atopik pada Bayi
Kondisi kulit ini bisa kambuh meski sudah diobati. Biasanya disebabkan oleh alergi, misalnya alergi terhadap makanan (susu sapi, telur ayam, ikan laut, kacang-kacangan, dan lain-lain) atau terhadap debu, serbuk sari, dan bulu binatang.
Pada dasarnya, kulit penderita dermatitis atopik cenderung kering, mudah gatal dan lebih peka terhadap bahan iritan, pakaian kasar, berenda, wol atau sintetis, dan panas atau dingin yang ekstrem.
Penting untuk mengidentifikasi kemudian menyingkirkan faktor yang memperberat dan memicu siklus gatal-garuk. Oleh karena itu prinsip pengobatan dermatitis atopik adalah menghindari bahan iritan dan faktor pencetus, mengatasi rasa gatal dan kekeringan kulit, serta mengatasi reaksi peradangan dan infeksi sekunder.
Untuk daerah tubuh yang sering mengalami kondisi ini adalag di kedua pipi, lekuk siku dan lekuk lutut. Dermatitis atopik dapat menimbulkan frustasi baik bagi bayi penderita, orangtua maupun dokter yang menanganinya. Walaupun demikian, dengan melakukan perawatan intensif, masalah ini bisa diatasi sehingga tidak membuatnya menjadi semakin parah.