Mengenal Apa Itu Apnea Prematuritas pada Bayi Prematur
Simak selengkapnya di sini mengenai apnea prematuritas yang terjadi pada bayi prematur
16 November 2021
Follow Popmama untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Memiliki bayi yang lahir prematur kerap membuat orangtua was-was. Pada umumnya, bayi yang lahir prematur memiliki beberapa masalah terkait kondisi fisiknya.
Hal ini bisa terjadi karena sebenarnya si bayi belum 100 persen siap ketika keluar dari rahim. Akibatnya, beberapa organ tubuh bayi yang lahir prematur belum berfungsi dengan sempurna.
Masalah pernapasan adalah yang paling sering dialami oleh bayi prematur. Karena paru-paru bayi baru dianggap sempurna pada minggu ke-36 meski ada pengecualian pada kasus tertentu.
Itu sebabnya, bayi yang lahir prematur biasanya memiliki paru-paru yang belum berkembang secara optimal sehingga rentan terhadap masalah pernapasan dan berbagai komplikasi lain.
Salah satu komplikasi pernapasan pada bayi prematur adalah apnea prematuritas. Di bawah ini Popmama.com rangkum informasi mengenai apnea prematuritas untuk Mama. Yuk, disimak!
Apa Itu Apnea Prematuritas?
Apnea prematuritas adalah kondisi bayi prematur mengalami jeda pernapasan. Ciri-ciri bayi mengalami apnea prematuritas adalah bayi berhenti bernapas lebih dari 15-20 detik.
Masalah ini menyebabkan warna kulit bayi berubah menjadi biru, ungu atau pucat. Pada saat yang sama, detak jantung bayi juga melambat.
Apnea lazim dialami oleh bayi yang berada di kandungan kurang dari 34 minggu. Apnea terjadi karena bayi ini memiliki pusat pernapasan yang belum sempurna di otaknya sehingga pusat pernapasan tersebut terkadang lupa mengirimkan pesan teratur untuk bernapas.
Oleh sebab itu, bayi yang terlahir prematur selalu mendapatkan pengawasan. Laju pernapasan bayi akan selalu diawasi untuk memastikan apakah ia memiliki risiko menderita apnea.
Perawat akan memasangkan tanda bahaya yang bisa berbunyi jika bayi berhenti bernapas selama beberapa detik sesuai ketentuan yang ditetapkan.
Ketika alarm berbunyi, perawat akan mengawasi bayi untuk memeriksa apakah bayi sedang bernapas. Jika bayi tidak bernapas atau terjadi perubahan pada warna kulitnya atau detak jantungnya melambat, perawat akan menstimulasi bayi untuk mengingatkannya untuk bernapas.
Perawat mungkin akan memberikan bayi oksigen tambahan. Jika bayi tetap tidak bernapas perawat mungkin perlu memberikan bantuan pernapasan pada bayi dengan masker khusus atau ventilator mekanis.
Peringatan palsu bisa terjadi sewaktu bayi sedang bergerak. Perawat dapat mengetahui apakah tanda bahaya benar-benar nyata dengan memeriksa bayi.
Editors' Pick
Faktor Lain yang Menyebabkan Apnea Prematuritas
Meski lahir prematur adalah penyebab paling lazim terjadinya apnea pada bayi, ada faktor lain yang bisa menyebabkan bayi terkena gangguan pernapasan ini.
Antara lain infeksi, kadar gula darah rendah, masalah yang terkait dengan jantung, kejang-kejang, suhu badan tinggi atau rendah, cedera otak atau kadar oksigen tidak memadai.