1 dari 700 Bayi Baru Lahir di Indonesia Alami Bibir Sumbing
Jika tidak diterapi dan ditangani bisa menggangu pertumbuhan bayi, lho!
26 Juli 2023
Follow Popmama untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Celah langit mulut atau dikenal sebagai bibir sumbing (Cleft Palate) adalah kelainan kraniofasial bawaan terbanyak yang ditemukan di Indonesia, dengan rasio 1 banding 700 kelahiran.
Untuk bayi yang lahir dengan bibir sumbing ini biasanya dilakukan pembedahan. Karena meski terlihat hanya gangguan pada bibir saja, bibir sumbing bisa mengganggu pertumbuhan bayi karena berpengaruh kepada isapan hingga cara makannya.
Bayi yang lahir dengan bibir sumbing tak hanya diperhatikan secara bentuk bibir fisiknya. Namun juga dari terapi non-bedah seperti penanganan gizi dan tumbuh-kembang, psikologis, pemeriksaan fungsi menelan, pendengaran, terapi wicara, pemasangan Naso Alveolar Molding (NAM) dan ortodonti yang ditangani secara multidisiplin oleh berbagai dokter spesialis.
Gangguan ini tentunya tak bisa dianggap remeh, ya, Ma. Lantas apa penyebab bayi bisa lahir dengan bibir sumbing? Apa yang harus orangtua lakukan?
Berikut Popmama.com rangkum informasi selengkapnya!
1. Faktor dan penyebab bibir sumbing pada bayi
Dikutip dari berbagai sumber hingga saat ini belum diketahui penyebabnya secara pasti bayi lahir dengan bibir sumbing. Namun, melihat dari beberapa penelitian ada beberapa faktor terjadinya bibir sumbing ini salah satunya usia ibu saat hamil pertama kali.
Dari penelitian, bibir sumbing terjadi pada bayi yang lahir dari ibu berusia di atas 40 tahun saat hamil pertama. Selain itu, obat-obatan, seperti fenitoin (obat kejang) dan asetosal (obat demam), yang dikonsumsi ibu selama hamil juga meningkatkan risiko bibir sumbing.
Lalu ada faktor lain yang memicu bayi terlahir bibir sumbing, yaitu:
- Berat badan ibu ketika hamil, baik kekurangan gizi atau kelebihan berat badan
- Ibu yang terinfeksi virus, seperti rubella dan syphilis
- Ibu hamil dengan diabetes yang didiagnosis sebelum kehamilan
- Merokok saat hamil
- Konsumsi alkohol
- Kekurangan asam folat dan Vitamin B selama kehamilan
Editors' Pick
2. Dampak bayi yang lahir dengan bibir sumbing
Bayi yang lahir dengan bibir sumbing sudah pasti terlihat berbeda secara fisik. Selain berpengaruh pada fisik, bayi yang terlahir dengan bibir sumbing juga memicu masalah kesehatan lainnya.
Gangguan nutrisi dan gizi karena adanya celah di bibir sehingga membuat bayi kesulitan menelan, mengisap, dan tersedak ketika menelan. Jika tidak diatasi, maka dapat menyebabkan gagal tumbuh dan malnutrisi.
Kemudian risiko selanjutnya juga bayi sering infeksi berulang, terutama pada bagian telinga bagian tengah. Selain itu, ketika tumbuh suaranya menjadi sengau, atau disebut rhinolalia, gangguan pembentukan gigi, dan wajah.
3. Kesadaran orangtua perlu dibentuk ketika memiliki bayi dengan bibir sumbing
Untuk memperingati Cleft Awareness Month, Cleft Craniofacial Center (CCC) RSCM-FKUI mengadakan acara untuk meningkatkan awareness (kewaspadaan) dan pengetahuan tentang penanganan sumbing bagi masyarakat awam maupun tenaga kesehatan (nakes).
CCC RSCM-FKUI yang merupakan pusat sumbing terpadu yang melakukan penatalaksanaan pasien secara komprehensif. Dibantu dengan konsep tim multidisiplin yang tergabung dalam satu center terdiri dari dokter bedah plastik, dokter THT-KL, dokter rehabilitasi medik (KFR), dokter gigi ortodonti, dokter anak dan dokter psikiatri.
Adanya satu pusat khusus untuk penanganan anak yang lahir dengan bibir sumbing, bisa memberikan kesempatan bagi pasien dari berbagai wilayah di Indonesia agar dapat menjalani pengobatan serta berkonsultasi langsung dengan ahlinya. Tidak hanya masalah bedah saja.
4. Keluarga perlu peduli mengenai perawatan bibir sumbing pada bayi
Seminar Awam dan Pemeriksaan Sumbing Gratis di Gedung RSCM Kiara, Jakarta Pusat, pada Sabtu (22/7/2023) menjelaskan mengenai pentingnya orangtua dan keluarga paham mengenai bibir sumbing pada bayi. Acara itu adalah hasil kolaborasi CCC RSCM-FKUI berkolaborasi dengan Let's Share Indonesia dan Pigeon.
Selain pengetahuan mengenai bibir sumbing pada bayi, kesempatan ini juga bisa dimanfaatkan pasien dari berbagai wilayah di Indonesia untuk bisa menjalani pengobatan serta berkonsultasi langsung dengan ahlinya.
Pasien dan keluarganya dapat memperoleh pengetahuan serta gambaran mengenai langkah-langkah terapi yang diperlukan untuk meningkatkan kualitas hidup si Kecil di masa depannya.
Melalui kerja sama ini, diharapkan anak-anak dengan kelainan sumbing dapat tumbuh besar secara normal sehingga bisa bersaing di industri kelak.
Itulah tadi hasil penelitian yang menemukan 1 dari 700 bayi baru lahir di Indonesia mengalami bibir sumbing. Jika saudara, tetangga atau orang terdekat membutuhkan informasi ini, yuk, segera bagikan!
Baca juga:
- 5 Resep MPASI Pisang untuk Bayi 6 Bulan, Praktis dan Bergizi
- Pemenuhan Nutrisi yang Tepat untuk Anak Bibir Sumbing
- Penuhi Nutrisi, Ketahui Tips Menyusui Bayi dengan Bibir Sumbing