12 Bahaya Mencium Bibir Bayi Sembarangan, Awas Banyak Risiko

Dari penyakit menular seperti flu dan pilek, cacar air hingga risiko herpes

18 Desember 2024

12 Bahaya Mencium Bibir Bayi Sembarangan, Awas Banyak Risiko
Freepik

Bayi memiliki sistem kekebalan tubuh yang belum sempurna, membuat mereka lebih rentan terhadap penyakit. Salah satu kebiasaan yang sering dilakukan oleh orangtua atau kerabat adalah mencium bayi, terutama di area wajah atau bibir.

Walaupun tindakan ini terlihat sebagai ungkapan kasih sayang, beberapa penelitian menunjukkan bahwa kebiasaan ini dapat berdampak buruk bagi kesehatan bayi.

Berikut Popmama.com rangkum bahaya mencium bibir bayi sembarangan.

1. Risiko penularan virus Herpes Simpleks (HSV-1)

1. Risiko penularan virus Herpes Simpleks (HSV-1)
freepik/pvproduction

Virus Herpes Simpleks tipe 1 (HSV-1) sangat mudah menular melalui kontak langsung seperti ciuman. Gejalanya meliputi luka melepuh pada mulut dan bibir yang bisa berbahaya bagi bayi.

Menurut jurnal Pediatric Infectious Disease, infeksi HSV-1 pada bayi dapat menyebabkan herpes neonatal yang berisiko merusak otak, hati, dan organ vital bayi.

2. Flu dan pilek

2. Flu pilek
Freepik/ jcomp

Orang dewasa yang terlihat sehat bisa menjadi pembawa virus influenza atau flu. Bayi yang dicium pada bibir lebih berisiko terpapar virus ini.

Studi dalam jurnal Clinical Infectious Diseases menemukan bahwa bayi lebih rentan terhadap komplikasi flu seperti demam tinggi, pneumonia, bahkan kejang demam.

3. Risiko RSV (Respiratory Syncytial Virus)

3. Risiko RSV (Respiratory Syncytial Virus)
unsplash/chris Anderson

RSV adalah virus pernapasan yang sering menyerang bayi. Menurut jurnal American Academy of Pediatrics, RSV menyebabkan infeksi saluran pernapasan serius seperti bronkiolitis dan pneumonia.

Penularan dapat terjadi melalui air liur saat mencium bayi. Oleh karenanya, orangtua perlu waspada agar bayi tidak dicium sembarangan oleh orang lain.

4. Meningkatkan risiko SIDS (Sudden Infant Death Syndrome)

4. Meningkatkan risiko SIDS (Sudden Infant Death Syndrome)
Freepik/freepic.diller

Beberapa virus dan bakteri yang ditularkan melalui kontak langsung dapat memicu gangguan pernapasan pada bayi. Dalam kasus tertentu, hal ini dapat meningkatkan risiko kematian mendadak bayi (SIDS).

Studi yang dipublikasikan dalam The Lancet menunjukkan hubungan antara infeksi saluran pernapasan dan peningkatan kasus SIDS.

5. Penularan infeksi bakteri Streptococcus

5. Penularan infeksi bakteri Streptococcus
Pexels/Yan Krukau

Bakteri Streptococcus adalah penyebab penyakit seperti radang tenggorokan dan demam berdarah. Bayi yang terkena infeksi ini berisiko mengalami komplikasi serius, seperti demam rematik atau kerusakan ginjal.

Menurut Journal of Medical Microbiology, bakteri ini mudah menular melalui kontak air liur. Ini bisa terjadi jika bayi dicium oleh orang dewasa yang menjadi carrier dari infeksi bakteri tersebut.

Editors' Pick

6. Risiko infeksi jamur (oral thrush)

6. Risiko infeksi jamur (oral thrush)
Freepik/jcomp

Jamur Candida albicans dapat berpindah dari mulut orang dewasa ke bayi melalui ciuman. Infeksi ini menyebabkan bercak putih di mulut bayi (oral thrush) yang menyakitkan dan mengganggu proses menyusui.

Studi di jurnal Pediatric Dentistry menyatakan bahwa oral thrush sering terjadi pada bayi dengan paparan langsung dari orang dewasa.

7. Potensi penularan Hepatitis B dan C

7. Potensi penularan Hepatitis B C
freepik

Meskipun jarang, hepatitis B dan C dapat menular melalui luka kecil di bibir atau gusi yang bersentuhan dengan air liur penderita.

Menurut jurnal Hepatology, bayi dengan sistem kekebalan tubuh yang lemah berisiko tinggi jika terpapar virus ini.

8. Penyakit tangan, kaki, dan mulut (Hand, Foot, and Mouth Disease)

8. Penyakit tangan, kaki, mulut (Hand, Foot, and Mouth Disease)
freepik/jcomp

Penyakit ini disebabkan oleh virus Coxsackie dan ditandai dengan ruam serta luka di mulut. Virus ini mudah menyebar melalui kontak langsung, termasuk ciuman di bibir.

Berdasarkan penelitian dalam Journal of Virology, bayi adalah kelompok yang paling rentan terhadap penyakit ini.

9. Risiko penularan Covid-19

9. Risiko penularan Covid-19
Pexels/Antoni Shkraba

Pandemi Covid-19 menekankan pentingnya menjaga jarak dan kebersihan. Virus SARS-CoV-2 dapat menyebar melalui air liur, dan bayi lebih rentan karena sistem kekebalan tubuhnya belum berkembang sempurna.

Studi dalam jurnal Nature Medicine menunjukkan bahwa bayi dapat mengalami gejala serius jika terinfeksi Covid-19.

10. Alergi akibat sisa makanan atau kosmetik

10. Alergi akibat sisa makanan atau kosmetik
freepik

Sisa makanan, lipstik, atau produk perawatan wajah bisa memicu reaksi alergi pada bayi. Kulit bayi yang sensitif mudah mengalami iritasi, kemerahan, atau ruam akibat bahan kimia tertentu.

Penelitian dari Journal of Allergy and Clinical Immunology menyarankan untuk menghindari kontak langsung dengan kulit bayi yang sensitif.

11. Cacar air

11. Cacar air
Pexels/SAULO LEITE

Cacar air disebabkan oleh virus varicella zoster dan merupakan infeksi yang sangat menular. Data menunjukkan 90% orang yang belum pernah menderita cacar air akan terinfeksi ketika kontak dengan virus ini.

Bayangkan jika bayi dicium oleh orang yang sedang menderita cacar air. Maka virus akan dengan mudah menular ke bayi melalui droplet dan airborne ketika penderita batuk dan bersin.

12. CMV

12. CMV
Pexels/Thgusstavo Santana

Cytomegalovirus (CMV) adalah salah satu bentuk virus yang menyerupai virus herpes. Penderita yang terinfeksi CMV akan menunjukkan gejala menyerupai flu, bahkan kadang tanpa gejala.

Virus ini dapat menyebar lewat air liur. Bila bayi dicium oleh penderita yang terinfeksi CM maka besar kemungkinan bisa tertular. Penyakit ini cukup berbahaya dan bahkan bisa mengancam nyawa bayi karena imunnya belum berkembang.

Itulah tadi bahaya mencium bibir bayi sembarangan, banyak penyakit menular yang bisa menyerang bayi. Yuk, sama-sama menjaga kesehatan si Kecil!

Baca juga:

The Latest