Haru, Bayi Prematur Lahir Sebesar Telapak Tangan Mampu Bertahan Hidup
Bayi bernama Sofia itu berjuang hidup dengan kemungkinan hanya 10 persen
25 Februari 2021
Follow Popmama untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Kisah mengharukan sekaligus ajaib dialami oleh Egijia dan Inars dari Airdrie, Kanada. Bayi mereka yang lahir di usia kehamilan 22 minggu mampu bertahan hidup.
Bayi perempuan bernama Sofia Viktoria Birina ini lahir dalam kondisi prematur. Ia diprediksi hanya memiliki kemungkinan hidup yang kecil pasca kelahirannya.
Perjuangan bayi Sofia untuk bertahan hidup pun menggugah simpati banyak orang. Berikut Popmama.com rangkum informasi selengkapnya.
Editors' Pick
1. Beratnya tak lebih dari selembar roti, Sofia hanya punya kesempatan hidup 10 persen
Ketika lahir dari rahim Egijia, Sofia memiliki berat kurang dari selembar roti tawar. Ia hanya punya kesempatan hidup 10 persen yang membuatnya seolah mustahil bisa bertahan hidup. Sofia harusnya baru lahir pada 1 Februari 2021 ini, tapi ia harus dilahirkan pada 2 Oktober 2020 di rumah sakit University Hospital.
Dikutip dari BBC, perjalanan kehamilan Egijia hingga minggu ke-20 baik-baik saja. Namun, seminggu kemudian ia merasakan kontraksi.
"Saya merasakan sakit sekali, jadi saya pergi ke rumah sakit dan diberitahu bahwa rahim saya sudah melebar dan harus melahirkan segera," jelas Egijia.
Ketika dilahirkan, beratnya kurang dari 500 gram dan tubuhnya hanya sepanjang 26cm, dia tidak lebih besar dari tangan manusia.
2. Bayi Sofia berjuang bertahan hidup selama 132 hari dalam inkubator
Selama empat bulan lebih, Sofia menghabiskan hidupnya di inkubator. Setelah 132 hari menanti dengan was-was, Egija, Inars dan Sofia akhirnya pulang pada 10 Februari 2021 lalu. Pasangan ini menyebut itu adalah saat-saat paling menakutkan dalam hidup mereka.
Sofia bisa melewati masa cacat jantung, tahap satu perdarahan otak, penyakit mata, retinopati prematuritas (ROP) dan banyak infeksi. Selama dalam inkubator ia juga mendapat tujuh transfusi darah dengan kondisi gejala gangguan pernapasan karena paru-parunya tidak sepenuhnya berkembang.
Saat ini bayi perempuan mungil itu harus hidup dengan bantuan ventilator untuk bernapas. Bantuan pernapasan Sofia di berikan lewat selang oksigen.
"Saya berada di rumah sakit sepanjang waktu. Sementara suami saya akan datang setelah bekerja. Saya tidak ingin meninggalkannya, terutama pada hari yang benar-benar sulit ketika kita berpikir Sofia tidak akan berhasil," tutur Egijia.