7 Jenis Gangguan Pernapasan pada Bayi Baru Lahir yang Perlu Diketahui
Beberapa jenis gangguan pernapasan perlu mama waspadai karena bisa menghilangkan nyawa bayi
30 Juni 2022
Follow Popmama untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Ada beberapa jenis gangguan pernapasan pada bayi baru lahir yang perlu Mama ketahui. Pasalnya, beberapa di antaranya bisa membahayakan nyawa bayi. Meski begitu, beberapa gangguan pernapasan merupakan hal yang normal terjadi. Apalagi untuk bayi yang dilahirkan sebelum usia kehamilan 32 minggu.
Beberapa faktor yang menyebabkan bayi lahir dengan gangguan pernapasan adalah karena lahir prematur, paru-paru yang terlambat beradaptasi dengan dunia luar, hingga gangguan yang terjadi selama kehamilan.
Berikut Popmama.com rangkum jenis gangguan pernapasan pada bayi baru lahir agar Mama bisa lebih waspada.
1. Respiratory distress syndrome (RDS)
Respiratory distress syndrome (RDS) adalah gangguan pernapasan yang memengaruhi bayi baru lahir. Gangguan ini biasanya jarang terjadi pada bayi yang lahir sesuai dengan hari perkiraan lahir (HPL). RDS lebih sering terjadi pada bayi prematur atau yang lahir kurang dari enam minggu sebelum jadwal kelahiran normal.
RDS lebih sering terjadi pada bayi prematur karena paru-parunya tak mampu membuat surfaktan yang cukup. Surfaktan sendiri merupakan cairan yang melapisi bagian dalam paru-paru yang membantu bayi dapat menghirup udara begitu mereka lahir.
2. Apnea karena lahir prematur
Apnea adalah kondisi di mana bayi bernapas lebih lambat atau berhenti sejenak. Dalam hal ini apnea yang biasanya dialami oleh bayi lahir prematur. Sebagian besar bayi yang lahir prematur memiliki tingkat apnea yang berbeda-beda.
Dikutip dari Medline Plus, ada beberapa alasan mengapa bayi baru lahir khususnya yang lahir prematur bisa memiliki apnea karena:
- Otak mereka belum sepenuhnya berkembang
- Jika otot-otot yang menjaga jalan napas terbuka, lemah
Meski apnea bisa diatasi dan sembuh, beberapa hal yang terjadi pada bayi prematur ini dapat memperburuk apnea, termasuk:
- Anemia
- Masalah jantung atau paru-paru
- Kadar oksigen rendah
- Masalah suhu tubuh
Editors' Pick
3. Displasia bronkopulmoner (BPD)
Dikutip dari The National Heart, Lung, and Blood Institute (NHLBI) Amerika Serikat, displasia bronkopulmoner (bronchopulmonary dysplasia: BPD) adalah kondisi paru-paru serius yang memengaruhi bayi baru lahir. BPD sebagian besar memengaruhi bayi prematur yang membutuhkan terapi oksigen.
Sebagian besar bayi baru lahir yang memiliki BPD beratnya kurang dari 2 pon (1 kg) saat lahir. Adanya infeksi yang terjadi sebelum atau tak lama setelah lahir juga dapat menyebabkan bayi mengalami BPD. Sebagian besar bayi yang memiliki BPD lahir dengan sindrom gangguan pernapasan (RDS). RDS adalah gangguan pernapasan yang memengaruhi bayi prematur yang baru lahir.
Jika bayi prematur masih memerlukan terapi oksigen pada saat mereka mencapai usia kehamilan 36 minggu, mereka didiagnosis dengan BPD.
4. Sindrom aspirasi mekonium
Sindrom aspirasi mekonium (meconium aspiration syndrome: MAS) mengacu pada masalah pernapasan yang mungkin terjadi pada bayi yang baru lahir dengan tanpa sebab atau ketika bayi baru lahir ini menyerap cairan ketuban dengan mekonium (tinja) selama persalinan.
Dikutip dari Medline Plus, dalam beberapa kasus bayi ketika menyerap atau melewati mekonium saat masih di dalam rahim. Ini terjadi karena bayi "di bawah stres" karena penurunan pasokan darah dan oksigen dari plasenta.
Bayi memiliki kemungkinan menyerap mekonium ketika:
- Bayi masih di dalam rahim
- Selama persalinan
- Segera setelah lahir
Mekonium atau feses pertama bayi ini juga dapat memblokir saluran udara bayi tepat setelah lahir. Ini dapat menyebabkan masalah pernapasan karena pembengkakan (peradangan) di paru-paru bayi setelah lahir.
5. Hipertensi pulmonar persisten (PPHN)
Hipertensi paru pulmonar adalah gangguan pernapasan yang terjadi ketika tekanan dalam pembuluh darah yang membawa darah dari jantung ke paru-paru lebih tinggi dari biasanya. Hal ini dapat terjadi tanpa sebab atau oleh penyakit serta kondisi lain.
Pada bayi baru lahir, hipertensi pulmonal membuat jantung tak bisa mengalirkan darah berisi oksigen ke seluruh tubuh. Penyakit ini dikenal dengan hipertensi pulmonal persisten pada bayi baru lahir.
Dikutip dari Claveland Clinic, penyebab pasti PPHN tidak diketahui. Namun, ada faktor-faktor tertentu yang meningkatkan risiko bayi terkena PPHN. Faktor-faktor ini termasuk:
- Bayi terkena aspirasi mekonium
- Infeksi pernapasan
- Sindrom gangguan pernapasan (RDS)
- Kekurangan oksigen sebelum atau selama kelahiran
6. Pneumonia neonatal
Pneumonia neonatal merupakan radang paru-paru yang terjadi pada bayi baru lahir. Kondisi ini bisa menyebabkan bayi sesak napas hebat yang berujung pada syok hingga kematian. Oleh karenanya gangguan ini harus langsung ditangani oleh dokter ahli jika dialami oleh bayi mama.
Gangguan ini bisa disebabkan oleh bakteri yang berasal dari area organ intim ibu atau bakteri yang terdapat di ruang perawatan bayi di rumah sakit. Namun, ada pula kasus pneumonia neonatal yang disebabkan oleh virus seperti respiratory syncytial virus (RSV), adenovirus, atau virus influenza. Pneumonia yang disebabkan oleh virus ditularkan oleh anggota keluarga atau orang sakit yang mengunjungi bayi.
Penyebab bayi yang mengalami pneumonia neonatal bisa dialami oleh siapa saja. Namun, beberapa kasus khusus bisa meningkatkan bayi baru lahir mengalami hal ini, diantaranya:
- Ibu hamil yang alami infeksi saat hamil
- Ibu dengan obesitas
- Ibu yang mengonsumsi antibiotik saat hamil
- Bayi yang lahir dari ibu yang alami ketuban pecah dini
- Polusi udara dalam ruang perawatan
- Rokok
7. Transient tachypnea neonatal (TTN)
Transient tachypnea pada bayi baru lahir (TTN) adalah gangguan pernapasan yang terlihat tak lama setelah melahirkan pada bayi. Tachypnea merupakan napas cepat yang dialami bayi.
Dikutip dari Medline Plus, TTN disebabkan oleh ketidakmampuan bayi beradaptasi dengan dunia luar setelah dilahirkan. Dalam paru-paru sendiri ada cairan yang mengisi paru-paru bayi saat di dalam rahim. Ketika bayi lahir, sejumlah hormon yang dilepaskan selama persalinan memberi tahu paru-paru untuk berhenti membuat cairan khusus ini.
Napas pertama yang dibutuhkan bayi setelah dilahirkan membantu mengisi paru-paru dengan udara dan membantu membersihkan sebagian besar cairan itu. Namun, karena masih adanya sisa cairan di paru-paru menyebabkan bayi bernapas cepat yang membuat kantung udara kecil paru-paru sulit untuk tetap terbuka.
TTN bisa dialami oleh setiap bayi yang lahir, tapi lebih besar kemungkinannya terjadi pada bayi dengan beberapa kasus:
- Lahir sebelum usia kehamilan 38 minggu
- Melahirkan lewat operasi caesar
- Lahir dari seorang ibu dengan diabetes atau asma
- Melahirkan anak kembar
Itulah tadi jenis gangguan pernapasan pada bayi baru lahir yang perlu Mama tahu. Beberapa kasus di antaranya harus Mama waspadai ya, karena bisa langsung mengancam nyawa bayi mama setelah dilahirkan.
Baca juga:
- Bahaya Kaporit untuk Bayi, Penyebab Alergi dan Gangguan Pernapasan
- Waspada Tachypnea, Penyebab Napas Bayi Pendek dan Cepat
- Oki Setiana Dewi Menangis Dengar Anak Masuk NICU karena Gangguan Napas