5 Kondisi Bayi Baru Lahir yang Boleh Diberikan Susu Formula
Pemberian susu formula harus sesuai petunjuk dokter ya, Ma
30 Maret 2021
Follow Popmama untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
ASI menjadi makanan utama bayi usia 0-6 bulan. Keunggulan nutrisi pada ASI juga sudah banyak dipelajari dan dibuktikan oleh para ahli. Karena itulah ASI wajib menjadi makanan pokok bayi baru lahir.
Meskipun demikian, ada kondisi yang menyebabkan bayi terpaksa harus diberikan susu formula. Namun, susu formula tidak boleh diberikan sembarangan dan harus atas petunjuk dokter.
Dilansir dari laman situs resmi Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI,) berikut Popmama.com telah merangkum beberapa kondisi yang memperbolehkan pemberian susu formula untuk bayi yang baru lahir.
1. Bayi yang tidak bisa mencerna ASI
Kelainan metabolik atau genetik pada bayi membuatnya tidak memiliki enzim tertentu untuk bisa mencerna susu, baik ASI maupun susu sapi. Karena itulah diperlukan susu dengan formula khusus yang sesuai dengan kebutuhan bayi.
Kelainan metabolik pada bayi yang menyebabkan bayi harus diberikan susu formula antara lain adalah galaktosemia. Penyakit ini disebabkan karena bayi tidak punya enzim galactose yang diperlukan untuk mencerna laktosa. ASI mengandung laktosa tinggi, karena itulah bayi dengan galaktosemia tidak bisa mencerna ASI.
Maple syrup urine disease adalah penyakit lain yang menyebabkan bayi tidak bisa mencerna protein leusin, isoleusin, dan valine. Sebab itulah bayi tidak boleh mendapatkan ASI atau susu biasa dan hanya boleh diberikan susu formula tanpa kandungan ketiga jenis protein tersebut.
Editors' Pick
2. Bayi Kurang Bulan (BKB)
Bayi yang lahir kurang bulan atau lahir prematur butuh kalori, lemak, dan protein yang lebih banyak daripada bayi lahir tidak prematur. Meskipun ASI bayi prematur mengandung kalori, protein, dan lemak yang tinggi, tetapi ASI tersebut akan berubah menjadi ASI normal setelah 3-4 minggu. Inilah kenapa bayi yang lahir kurang dari 34 minggu kebutuhan gizi ASI-nya tidak bisa terpenuhi lagi setelah bayi berusia tiga minggu.
Untuk mengatasi masalah kekurangan nutrisi tersebut, diperlukan susu formula sebagai penguat ASI yang berisi karbohidrat, protein, dan mineral yang sangat dibutuhkan bayi prematur. Protein susu formula ini berasal dari susu sapi, dan bisa dicampur dengan ASI.