7 Penyakit Menular yang Dapat Dicegah dengan Imunisasi
Imunisasi dapat mencegah anak dari penyakit menular berbahaya lho, Ma!
1 Desember 2021
Follow Popmama untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Imunisasi biasanya menjadi momok menakutkan bagi orangtua dan bayinya. Namun kegiatan ini mesti dijalani sejak bayi lahir hingga bulan-bulan berikutnya.
Papa dan Mama baru bisa lega jika si kecil sudah berusia 9 bulan, karena pada usia tersebut, imunisasi dasar dianggap sudah lengkap.
Mama hanya menunggu imunisasi lanjutan saat umur anak 18 bulan dan pada saat sekolah dasar.
Dokter Anggraini Alam, Ketua Unit Kerja Koordinasi Infeksi dan Penyakit Tropis Ikatan Dokter Anak Indonesia atau IDAI, mengatakan ada 14 vaksin, termasuk vaksin covid-19 yang disiapkan pemerintah untuk bayi dan anak.
"Vaksin-vaksin ini berfungsi mencegah penyakit-penyakit menular, baik ke anak ataupun orang dewasa," kata Anggraini dalam Media Briefing melalui zoom, dengan tema "Dukungan Multisektoral untuk Kejar Imunisasi, Senin (29/11/2021).
Apa saja penyakit yang bisa dicegah dengan imunisasi? Berikut Popmama.com rangkum untuk Mama. Yuk, disimak!
1. Hepatitis B
Hepatitis B adalah penyakit yang menimbulkan peradangan pada organ hati dan biasanya disebabkan oleh virus hepatitis B.
Vaksin hepatitis B adalah vaksin yang mencegah hepatitis B. Dosis pertama dianjurkan dalam 24 jam, lalu dianjurkan pada jarak 4 minggu dari imunisasi pertama.
Jarak imunisasi ke-3 dengan ke-2 minimal 2 bulan dan terbaik setelah 5 bulan.
Vaksin ini juga diberikan kepada bayi prematur. Bayi yang belum pernah mendapat imunisasi hepatitis B, bisa mendapat serial imunisasi kapan saja saat berkunjung.
Hal ini dapat dilakukan tanpa harus memeriksa kadar antihepatitis B.
2. Poliomielitis
Poliomielitis (polio) adalah penyakit menular yang disebabkan virus polio. Ini menyerang sistem saraf, dan dapat menyebabkan kelumpuhan atau bahkan kematian dalam hitungan jam.
Virus polio memasuki tubuh melalui mulut, dalam air atau makanan yang telah terkontaminasi dengan bahan feses dari orang yang terinfeksi. Virus berkembang biak di usus dan diekskresikan oleh orang yang terinfeksi di faeses, yang dapat menularkan virus ke yang lain.
Gejala awal polio adalah demam, kelelahan, sakit kepala, muntah, kekakuan di leher, dan nyeri pada anggota badan. Polio terutama menyerang anak-anak di bawah usia 5 tahun.
Tidak ada obat untuk polio. Polio hanya bisa dicegah dengan imunisasi. Yakni vaksin polio oral (OPV) dan vaksin polio yang tidak aktif (IPV).
Editors' Pick
3. Tuberkulosis
Tuberkulosis adalah penyakit menular yang disebabkan kuman Mycobacterium tuberkulosis. Penyakit ini paling sering menyerang paru namun dapat menyerang hampir semua organ tubuh.
Penyakit TB dapat menyerang tulang, selaput otak, kelenjar getah bening, mata, ginjal, jantung, hati, usus, dan kulit.
Penyakit ini ditularkan oleh orang dewasa yang menderita TB aktif melalui percikan dahak yang keluar saat batuk, bicara, bersin atau bernyanyi. Percikan dahak yang mengandung kuman TB ini bila terhirup dan masuk ke paru-paru akan menyebabkan timbulnya infeksi TB.
Berbeda dengan TB pada dewasa yang gejala utamanya adalah batuk lama lebih dari 3 minggu, gejala TB anak sangat tidak spesifik.
Beberapa gejalanya seperti demam lebih 2 minggu atau demam berulang (umumnya demam tidak terlalu tinggi), nafsu makan turun, berat badan turun atau tidak naik dalam 2 bulan berturut-turut, batuk yang menetap atau memburuk lebih dari 3 minggu.
Gejala lainnya seperti anak tampak lesu dan tidak seaktif biasanya, lalu teraba benjolan di leher (umumnya lebih dari satu), serta kontak erat dengan penderita TB paru aktif.
4. Difteri
Difteri adalah infeksi akut yang disebabkan oleh kuman Corynebacterium diptheriae toksigenik, dapat menyerang saluran nafas, kulit, mata, dan organ lain.
Penyakit ini ditandai dengan demam, malaise, batuk, nyeri menelan dan pada pemeriksaan terdapat pseudomembran kas.
Penyakit ini ditularkan melalui kontak atau droplet, dan diagnosis pasti ditegakan berdasarkan gejala klinis dan kultur atau PCR.
5. Pertusis
Batuk rejan atau pertusis adalah penyakit pada saluran pernapasan dan paru-paru yang disebabkan oleh infeksi bakteri.
Penyakit ini sangat mudah menular dan bisa mengancam nyawa, khususnya bila terjadi pada bayi dan anak-anak.
Batuk rejan bisa dikenali dengan rentetan batuk keras yang terjadi secara terus-menerus. Biasanya, batuk ini sering diawali dengan bunyi tarikan napas panjang melengking khas yang terdengar mirip “whoop”. Batuk rejan dapat menyebabkan penderita sulit bernapas.
Meski sama-sama ditandai dengan batuk terus menerus, pertusis berbeda dengan tuberkulosis.
Selain disebabkan oleh jenis bakteri yang berbeda, tuberkulosis biasanya akan menyebabkan batuk yang lebih dari 2 minggu, keringat di malam hari, penurunan berat badan yang signifikan, dan bisa disertai dengan batuk darah.
6. Tetanus
Tetanus adalah penyakit infeksi akibat toksin bakteri yang menyerang sistem saraf.
Toksin yang menyerang saraf ini dapat menyebabkan kontraksi otot yang sangat nyeri, terutama pada otot rahang dan leher.
Hal yang paling membahayakan dari tetanus adalah penyebaran bakteri ke sistem pernapasan, dan menyerang otot-otot pernapasan.
Jika hal ini terjadi, pasien akan kesulitan bernapas, dan berisiko mengalami kondisi fatal.
7. Pneumonia dan meningitis yang disebabkan oleh Hemophilus Influenza tipe b (Hib)
Penyakit Hib disebabkan oleh infeksi dengan bakteri Haemophilus influenzae tipe b. Infeksi Hib kini agak jarang.
Sebelum vaksinasi Hib mulai, penyakit Hib merupakan penyebab utama meningitis di kalangan anak-anak di bawah usia lima tahun.
Itulah 7 penyakit menular yang dicegah dengan imunisasi, Ma. Yuk, imunisasi si kecil!
Baca juga:
- Imunisasi BCG: Jadwal, Efek Samping dan Cara Mengatasi Jika Bayi Rewel
- Mencegah TBC pada Anak, Ketahui 5 Fakta Penting Mengenai Imunisasi BCG
- 7 Potret Baby Chloe, Anak Asmirandah saat Imunisasi Drive Thru