Mengenal Sleep Apnea, Masalah Tidur yang Dialami Bayi Prematur
Sleep apnea adalah kondisi yang membuat bayi berhenti bernapas
22 Maret 2021
Follow Popmama untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Bayi prematur adalah bayi yang lahir sebelum minggu ke-37 atau lebih awal dari hari perkiraan lahir. Bayi prematur tidak melewati masa terpenting pada minggu terakhir kehamilan yakni pembentukan tahap akhir berbagai organ vital seperti jantung, paru-paru, dan otak.
Itulah sebabnya, bayi prematur umumnya mengalami gangguan kesehatan seperti berat badan kurang dan sleep apnea. Lantas apa penyebab sleep apnea pada bayi prematur? Bagaimana cara menangani bayi yang mengalami sleep apnea?
Berikut penjelasannya yang dirangkum Popmama.com dari berbagai sumber kesehatan.
Apa Itu Sleep Apnea?
Sleep apnea adalah kondisi yang membuat bayi berhenti bernapas sekitar 15-20 detik saat tidur. Tentu saja kondisi ini berisiko bagi kesehatan bayi. Sebab, selain berhenti bernapas saat tidur, sleep apnea juga ditandai dengan gejala penurunan detak jantung dan kadar oksigen dalam tubuh si Kecil.
Sleep apnea biasanya terdiagnosis oleh dokter ketika bayi prematur dirawat di NICU. Mama pun biasanya tidak diperbolehkan membawa pulang bayi prematur yang masih mengalami sleep apnea.
Editors' Pick
Penyebab Sleep Apnea pada Bayi Prematur
Seperti dijelaskan sebelumnya, bayi prematur lahir ketika si Kecil belum melewati pembentukan tahap akhir berbagai organ vital. Oleh karena itu, organ vital yang belum sempurna dan sistem saraf pusat di otak yang belum matang menyebabkan si Kecil rentan terserang sleep apnea.
Kondisi lainnya yang menyebabkan bayi prematur mengalami sleep apnea adalah perdarahan di otak, gangguan paru-paru dan saluran pencernaan, rendahnya kadar kalsium dan glukosa dalam darah, serta posisi tubuh si Kecil yang kurang tepat saat menyusui.
Cara Mengatasi Sleep Apnea pada Bayi Prematur
Pengobatan awal sleep apnea pada bayi prematur adalah merawatnya di NICU. Selama dirawat, dokter akan memberikan obat yang mengandung sedikit kafein serta memasangkan alat bantu pernapasan. Bayi baru boleh dibawa pulang ketika laju pernapasannya sudah mulai stabil.
Meski begitu, Mama tetap harus memerhatikan nafas bayi ketika tidur. Dokter umumnya akan membekali Mama dengan alat pendeteksi napas bayi ketika tidur atau biasa disebut apnea monitor.
Alat tersebut diletakkan di sekitar dada bayi dan ada pula monitor untuk memantau pergerakan napas si Kecil. Untuk penggunaannya, Mama tak perlu khawatir karena dokter akan mengajarkannya serta memberikan tips bantuan pernapasan ketika bayi mengalami sleep apnea.
Cara Mencegah Kelahiran Prematur
Bagi Mama yang khawatir si Kecil mengalami sleep apnea, maka Mama perlu mencegah kelahiran prematur. Pencegahan kelahiran prematur dapat dilakukan sebelum dan selama masa kehamilan. Misalnya, selama kehamilan, Mama dianjurkan memeriksakan kandungan secara rutin.
Mama juga diimbau menerapkan diet sehat sebelum kehamilan. Diet sehat artinya memperbanyak konsumsi makanan yang mengandung protein dan vitamin yang bisa mencegah kelahiran prematur. Makanan bernutrisi itu bisa didapat dari buah dan biji-bijian. Selain itu, hindari juga merokok, konsumsi alkohol, dan narkoba.
Itulah penjelasan singkat seputar sleep apnea pada bayi prematur. Jika si Kecil terus menunjukkan gejala sleep apnea setelah dibawa pulang, segeralah periksakan ke dokter untuk penanganan lebih lanjut.
Baca juga:
- Awas! Sleep Apnea: Jika Anak Mendengkur dan Susah Bernapas saat Tidur
- 5 Tanda Anak Mengalami Sleep Apnea
- Mengenal Teknik Resusitasi, Bantuan Pernapasan untuk Bayi