Ini Perbedaan Muntah pada Bayi yang Normal dan Tanda Penyakit
Walau muntah bayi tergolong kondisi normal, namun ada beberapa kondisi yang patut diwaspadai
8 September 2022
Follow Popmama untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Setiap bayi pasti pernah muntah. Muntah terjadi saat bayi mengeluarkan makanan atau ASI dari lambung. Makanan dan ASI tersebut dikeluarkan kembali setelah tak lama masuk ke dalam lambung.
Muntah yang normal pada bayi umumnya disebut gumoh. Walau muntah bayi tergolong kondisi normal, namun ada beberapa kondisi yang patut diwaspadai. Gumoh umumnya terjadi pada bayi yang berusia di bawah enam bulan karena sistem pencernaannya yang belum sempurna. Akibatnya, ASI akan dikeluarkan kembali padahal belum berhasil dicerna.
Namun, ada juga kondisi muntah yang patut diwaspadai. Sebab, kondisi itu bisa berhubungan dengan kesehatan si Kecil. Apa perbedaan muntah bayi yang normal dan muntah pada bayi yang patut diwaspadai? Simak penjelasan dari Popmama.com berikut ini.
Ciri-Ciri Muntah yang Normal pada Bayi
Muntah dalam kondisi normal adalah ketika bayi tidak sengaja muntah dan tanpa disertai gejala-gejala seperti berikut :
- Demam tinggi,
- menurunnya nafsu makan,
- bayi tidak mau minum ASI,
- bayi tidak responsif terhadap rangsangan dari luar,
- muntah tidak mereda setelah 6 sampai 24 jam,
- muntah disertai cairan atau darah.
Editors' Pick
Penyebab Muntah yang Normal
Muntah dalam kondisi normal umumnya disebabkan sistem pencernaan si Kecil yang belum sempurna. Setelah ASI tertelan, ASI akan diteruskan ke lambung melalui cincin otot yang terdapat di antara kerongkongan dan lambung. Cincin tersebut merupakan pintu masuk ASI menuju lambung.
Dalam kondisi normal, cincin otot akan menutup setelah ASI masuk ke dalam lambung. Namun, ada beberapa kondisi yang menyebabkan cincin otot tidak dapat menutup sempurna. Akibatnya ASI akan kembali ke kerongkongan dan dimuntahkan oleh bayi.
Selain sistem pencernaan yang belum bekerja optimal, muntah juga bisa terjadi ketika bayi menangis dan tersedak saat menyusu. Kondisi ini juga normal terjadi karena bayi belum bisa mengendalikan dirinya sendiri, terutama pada enam bulan pertama pasca dilahirkan.
Ciri-ciri Muntah pada Bayi yang Patut Diwaspadai
Sementara itu, ada beberapa muntah yang patut diwaspadai karena bisa menunjukkan adanya masalah pada kesehatan si Kecil. Gejala muntah yang berbahaya di antaranya :
- Muntah disertai perut bengkak,
- bayi muntah lebih dari tiga kali dalam kurun waktu 6 sampai 24 jam,
- muntah bayi berwarna kekuningan,
- muntah disertai darah,
- mata dan kulit bayi menguning setelah muntah,
- kulit si Kecil pucat dan dingin,
- bayi mengalami demam dan mulut kering,
- nafsu makan menurun.
Penyebab Muntah yang Berbahaya bagi Bayi
Muntah yang tidak biasa disebabkan beberapa penyakit seperti :
- Keracunan makanan
- Infeksi bakteri atau virus pada sistem pencernaan bayi
- Infeksi saluran pernapasan
- Bayi mengalami pneumonia
- Bayi mengalami radang usus buntu
- Bayi terserang meningitis
Cara Mengatasi Muntah
Apabila bayi hanya mengalami muntah normal setelah menyusu, maka Mama bisa meminimalkan muntah dengan cara menggendong bayi pada posisi tegak. Mama bisa menyandarkan bayi di pundak mama. Hindari kebiasaan membaringkan si Kecil setelah menyusu agar susu masuk dengan sempurna ke lambung.
Mama bisa menggendong bayi sekitar setengah jam setelah menyusu. Selain itu, biasakan menyendawakan bayi setelah minum ASI atau mengonsumsi MPASI.
Apabila gejala muntah cenderung mengacu pada muntah karena masalah kesehatan yang serius, maka Mama harus segera membawa bayi ke dokter. Untuk mengatasi dehidrasi karena sering muntah, Mama bisa memberikan ASI pada bayi.
Nah, itulah perbedaan muntah pada bayi yang normal dan tanda penyakit. Semoga informasi ini bisa memberikan pencerahan ya, Ma.
Baca juga :
- Bolehkah Bayi Disusui setelah Gumoh? Cek Dulu Faktanya, Ma
- Normalkah Gumoh pada Bayi setelah Menyusu? Temukan Jawabannya di Sini!
- Bayi Muntah Setelah Minum ASI? Ketahui Penyebab dan Cara Mengatasinya