Selamat ya Ma! Si Kecil sudah lahir dengan sehat dan selamat. Bayi baru lahir, apapun jenis kelaminnya, laki-laki atau perempuan, sama-sama menggemaskan dan bikin bingung. Sebagai mama baru, tentu banyak pertanyaan mengenai kesehatan si Kecil. Banyak hal-hal yang dialami bayi baru yang mungkin membuat Mama sangat khawatir. Terutama masalah kesehatannya. Maklum, bayi baru lahir belum bisa berbicara dan mengungkapkan apa yang ia rasakan. Jadi, Mama sudah pasti harus waspada akan apa pun tentangnya.
Yang paling memuat khawatir orangtua baru terhadap bayi baru lahir adalah masalah kesehatannya. Bayi baru lahir masih sangat rentan sebab mereka belum membangun sistem pertahanan tubuh yang maksimal. Sistem imunitas mereka akan berkembang seiring waktu tetapi selama masa itu bisa saja ia telah mengalami masalah.
Tetap tenang Ma. Memang ada masalah kesehatan yang harus ditangani dengan segera dan sebaik-baiknya tetapi juga ada yang tidak perlu dikhawatirkan. Bagaimana mengetahui mana masalah yang perlu diwaspadai dan tidak?
Popmama.com akan membantu menjawab pertanyaan-pertanyaan tentang kesehatan bayi baru lahir dengan fakta, sebab banyak hal ternyata wajar dan normal mereka alami.
1.Pup bayi tidak berbau
c2.staticflickr.com
Bakteri belum bikin pup bayi bau.
Sekitar 1-2 hari pertama kehidupannya, pup bayi bakal berwarna hitam seperti aspal. Jangan takut, itu yang disebut mekonium yaitu perpaduan antara lapisan membran rahim, air ketuban yang lengket, dan semua sisa hasil cerna bayi di dalam rahim.
Karena di dalam sistem pencernaan bayi belum terdapat bakteri maka pup bayi belum berbau. Setelah satu atau hari berikutnya bayi disusui, bakteri pencernaan mulai berkembang dan pup bayi akan berubah. Warnanya menjadi hijau, kuning, atau kecokelatan dan memiliki bau yang khas.
Kadang-kadang, saat si Newborn tidur, mereka akan berhenti bernapas sekitar 5-10 detik. Ok. Itu pasti bakal membuat Mama panik setengah mati. Mama akan was-was karena memang berhenti napas sangat mengerikan.
Berhenti napas sebentar adalah hal yang normal. Yang perlu diwaspadai adalah jika ia berhenti napas lebih dari 10 detik dan kemudian wajahnya berubah menjadi biru. Segera bawa ke rumah sakit!
Bagaimana agar Mama bisa terus waspada, bayi baru lahir memang masih perlu selalu diawasi. Siapkan tempat tidur mereka menjadi bebas dari segala macam benda yang bisa menghambat pernapasan mereka saat tidur. Bahaya Suddent Infant Death Syndrome, atau kematian bayi saat tidur menjadi hal utama yang harus Mama cegah.
Di artikel situs webMD dituliskan bahwa indra perasa newborn bisa merasakan manis, pahit, dan asam. Bayi tidak akan mengenal rasa asin hingga usianya menjelang 5 bulan.
Rasa yang bisa ia kenali adalah mekanisme tubuhnya untuk bertahan hidup. Rasa manis adalah rasa Air Susu Ibu sementara pahit dan asam adalah rasa makanan yang mungkin berbahaya untuknya.
Kondisi kesehatan rongga mulut ini akan memengaruhi kemampuan bayi mengenal rasa kelak. Jadi, meski ia baru lahir dan hanya minum ASI, Mama sudah harus menjaga kesehatan mulut bayi ya.
Bayi akan mulai benar-benar “seru” menangis di usia 2-3 minggu. Tapi perhatikan deh, ia menangis tanpa mengeluarkan air mata. Air mata baru keluar ketika bayi menginjak usia 1 bulan.
Bayi kadang menangis tanpa sebab menjelang malam. Dan puncak menangis keras mereka berlangsung mulai usia 6-8 minggu hingga sekitar usia 3 bulan.
Semua bayi dilahirkan dengan payudara sedikit menyembul. Bahkan payudara mereka ada yang mengeluarkan air susu.
Jangan dipencet ya, Ma!
Payudara itu muncul karena mereka menyerap hormon estrogen dari Mama. Payudara akan lenyap dalam beberapa minggu. Oh ya, bayi perempuan mungkin juga mengalami sedikit haid karena hormon itu.
6. Mereka lebih suka miring ke arah kanan
static.pexel.com
Bayi lebih suka menoleh ke kanan saat tidur.
Menurut penelitian, 85 persen bayi menghadapkan wajahnya ke arah kanan saat tidur terlentang. Sepertinya, hal itu ada hubungannya dengan genetik dan karena kebanyakan orang dominan memakai tangan kanannya.
Posisi tidur bayi kelak berhubungan dengan kondisi dan bentuk kepalanya. Jika ia selalu miring ke kanan, maka mungkin sekali kepalanya menjadi peyang. Namun karena bayi baru lahir belum bisa leluasa bergerak dan perpindah posisi tidur, ia perlu dibantu untuk melakukannya. Sesekali pindahkan arah tidur bayi agar bentuk kepalanya tidak berubah peyang.
Jika bayi laki-laki Mama ereksi, berhati-hatilah. Mungkin sekali ia akan segera memancurkan pipis.
Para ahli belum mengetahui sebab mengapa bayi ereksi. Bahkan sebenarnya, ereksi sudah terjadi ketika masih di dalam kandungan. Penis mereka juga akan tampak besar karena hormon laki-lakinya, hormon mama, dan tekanan yang dialami tubuhnya saat ia dilahirkan.
Sebenarnya fenomena ini mirip payudara bayi yang menyembul dan bayi perempuan yang bisa haid. Itu semua karena hormon mama yang masih tersisa di dalam tubuh bayi baru lahir.
8. Sel otak mereka jumlahnya banyak
Wikimedia.commons.org
Otak dan sambungan syaraf bayi berkembang pesat di usia muda.
Ukuran organ otak bayi akan berkembang tetapi tidak dengan sel syarafnya. Sel syaraf akan saling terhubung tetapi yang tidak memiliki sambungan akan mati. Perkembangan sel syaraf ini akan terjadi dan maksimal di 1.000 hari pertama kehidupan bayi. Ini Artinya, sejak ia di dalam kandungan Mama hingga usianya kira-kira 3 tahun.
Sel yang berkembang akan membantu bayi tumbuh lebih fokus agar kemampuan otaknya tumbuh maksimal. Untuk itu, Mama perlu melakukan stimulasi sejak ia masih di dalam kandungan. Salah satu cara yang baik untuk memaksimalkan perkembangan sel otak bayi adalah dengan memerhatikan asupan gizi dan memberi stimulasi baik.
Perhatikan bokong dan punggung bawah bayi Mama. Mungkin akan terdapat tanda lahir berwarna kebiruan di bagian itu. Tanda yang disebut Mongolian spot akan hilang ketika bayi semakin besar.
Tanda lahir angels kisses atau birth stork juga akan segera hilang. Angels kisses adalah tanda kemerahan di dahi, kelopak mata, pangkal hidung, dan belakang leher.
Sedangkan tanda lahir hemangioma yang cirinya berwarna merah terang dan permukaannya kasar seperti stroberi akan hilang lebih lama.
Suara keras, bau yang tajam, cahaya silau, gerakan mendadak, dan bahkan tangisan mereka sendiri akan membuat bayi ketakutan. Jika merasa takut, bayi akan membuka tangan dan merentangkan lengannya, namun segera menutupnya dan seperti merangkul tubuhnya. Gerakan tersebut disebut refleks Moro.