Kapan Dilakukan? Ini 5 Fakta Sunat pada Bayi Laki-laki Menurut WHO
Mengapa anak laki-laki sebaiknya disunat sewaktu bayi? Bagaimana dengan anjuran agama?
24 Agustus 2019
Follow Popmama untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Organisasi Kesehatan Dunia (World Health Organisation -WHO) mengungkapkan bahwa sunat pada laki-laki dewasa bisa mengurangi risiko infeksi HIV hingga 60 persen. Angka tersebut kemudian menjadi salah satu acuan rekomendasi untuk sunat.
Sunat atau khitan atau sirkumsisi adalah proses pemotongan kulit pada kepala penis atau kulit kulup. WHO merekomendasikan sunat dilakukan pada bayi laki-laki demi menjaga kesehatan mereka. Kulit kulup yang tidak dibuang bisa menyebabkan penyakit kelamin dan saluran kencing bila tidak dirawat dengan baik. Untuk menghindari kerepotan, sunat menjadi jawaban untuk masalah kebersihan ini.
Kapan waktu paling baik melakukan sunat? Apakah itu pada waktu si Kecil masih bayi atau ketika ia sudah masuk sekolah dasar? Berdasarkan rekomendasi WHO, Popmama.com mengungkapkan fakta tentang sunat untuk Mama pelajari.
Fakta 1: Sunat sering dikaitkan dengan agama
Sunat seringkali dikaitkan juga dengan kebudayaan dan agama. Umat Islam, melakukan sunat sebagai bagian dari ibadah mereka. Sunat dimasukan ke dalam 5 hal yang harus dilakukan umat Muslim pria sebagai bentuk tanggung jawabnya sebagai penganut Islam.
Meskipun di dalam Al Quran tidak tertulis tentang kewajiban untuk sunat, namun di dalam kitab tertulis bahwa Nabi Muhammad SAW diminta mengikuti kepercayaan Abraham dan salah satu yang harus dilakukannya adalah sunat.
Sementara itu, umat Kristen tidak mewajibkan sunat meski di dalam kitab suci tertulis bahwa Yesus disunat saat berusia 8 hari. Sunat dilakukan pada bayi laki-laki berumur 8 hari oleh bangsa Yahudi.
Seperti umat kristiani, penganut Budha atau Hindu dan kepercayaan lainnya, tidak mewajibkan sunat.
Editors' Pick
Fakta 2: Sunat meningkatkan kesehatan
Salah satu alasan WHO merekomendasikan sunat adalah untuk kesehatan. Selain terbukti mencegah HIV AIDS, sunat telah terbukti mencegah kanker penis. Yang juga telah pasti, sunat mengurangi risiko pria mengalami infeksi saluran kemih.
Sunat membuat urusan kebersihan kelamin laki-laki menjadi lebih sederhana. Kulup yang menutupi kepala penis memang kerap menjadi sarang kuman. Kuman seringkali terperangkap di bawah kulit kulup dan dengan mudah masuk ke saluran kencing karena letaknya yang berdekatan. Penyakit-penyakit lain seperti radang, infeksi, dan iritasi pun dengan mudah dicegah.
Sunat harus dilakukan oleh ahlinya. Sunat dilakukan dengan bius lokal dan tidak memiliki efek samping jika dilakukan dengan benar.