Sebentar lagi waktunya mudik. Mama yang akan membawa Si Kecil bepergian dengan jarak perjalanan jauh dan lama, harus mempersiapkan banyak hal. Yang utama, siapkan obat-obatan untuk Si Kecil.
Pesan ini disampaikan oleh Kriz Angelic Mi, seorang mama dari Filipina yang baru kehilangan bayinya. Si Bayi, yang berusia 4 bulan meninggal dunia di sebuah kapal. Keluarga Mi sedang dalam perjalanan menggunakan kapal laut. Di atas kapal itulah tragedi terjadi.
Berikut kisah Bayi Angelo yang ditulis di TheAsianparent Singapore.
Bayi Angelo terkena diare
Facebook.com/Kriz Angelic Mi
Kapal baru saja berangkat dan keluarga Mi menikmati perjalanan. Si Bayi, Angelo tampak ceria. Tetapi, ketika masuk pagi hari, Mi melihat sesuatu yang aneh setelah disusui pagi itu.
Bayi Angelo terlihat lemas. Ia juga mengalami diare dan muntah. Mi tahu, bayinya mengalami masalah. Nalurinya bilang ia harus segera mencari bantuan.
Editors' Pick
Ada dokter, tapi tidak bertindak
Facebook.com/Kriz Angelic Mi
Kesalahan Mi adalah, ia tidak membawa obat-obatan lengkap untuk mengatasi masalah anaknya. Karena kapal masih akan bersandar beberapa jam kemudian, maka Mi mencari dokter di kapal.
Seorang dokter di klinik kapal ditemui, tetapi ia tidak melakukan tindakan apa pun karena ia bukan dokter anak.
Mi memohon agar dokter memberikan obat diare tetapi dokter mengatakan bahwa ia harus menunggu hingga kapal sandar di pelabuhan. Padahal, itu masih akan memakan waktu beberapa jam.
Akhirnya Mi membawa Angelo kembali ke kabin. Di kabin, diare Angelo semakin parah. Bayi ini juga menjadi sangat rewel. Mi berusaha menenangkan Angelo. Ia membuainya agar tertidur, tetapi Angelo tidak bisa tidur.
Suami Mi kemudian memutuskan untuk menggendong Angelo dan berjalan-jalan di luar kamar. Harapannya, Angelo akan lebih tenang dan bisa istirahat.
“Kami berharap, jika Angelo tertidur, ia akan menjadi lebih sehat setelahnya. Tetapi, di luar kabin, diare dan muntahnya justru semakin parah,” kata Mi di halaman Facebooknya.
Ditolong petugas spa
Facebook.com/Kriz Angelic Mi
Penderitaan Angelo belum berakhir. Menjelang malam, kondisinya semakin memburuk. Wajah Angelo menjadi pucat dan kelopak matanya cekung. Ini tanda-tanda ia mengalami dehidrasi. Mid an suaminya segera membawa Angelo kembali ke klinik, meskipun tahu ia tidak bisa berharap banyak.
Dokter yang bertugas di klinik, tidak ada di tempat. Ketika Mi mencarinya, Sang Dokter sedang ada di spa untuk melakukan perawatan pijat kaki. Sang Dokter berkeras untuk menunggu hingga kapal tiba di pelabuhan. Mi sangat kesal, karena menurutnya, Sang Dokter bahkan tidak sekalipun merasa khawatir. Ia bahkan tidak memegang Angelo!
“Dokter terlihat asyik menikmati pijat kaki sambil memainkan handphone-nya. Ia bahkan tidak melihat anak kami!” teriak Mi.
Petugas spa yang melihat Angelo malah kaget. Sang petugas memegang Angelo dan segera mengambilkan handuk untuk mengompres tubuhnya yang demam. Setelah dikompres, Angelo terlihat tenang dan mau menyusu.
Siksaan waktu subuh
Facebook.com/Kriz Angelic Mi
Ketika subuh tiba, Mi dan suaminya melihat bahwa kondisi Angelo malah memburuk. Bagian bawah matanya semakin menghitam dan wajahnya semakin pucat. Jam 04.00, Angelo terlihat kesulitan bernapas. Mi dan suaminya menangis dan mereka tidak tahu apa yang harus dilakukan. Mi kembali ke klinik dan dokter terlihat kebingungan. Ia hanya menyuruh suster mengompres Angelo.
Jam 06.00, Angelo sudah sangat kepayahan dan akhirnya ia menghembuskan napas terakhir. Ia meninggal karena dehidrasi parah akibat diare dan muntah yang dialaminya sejak 2 hari.
“Hati kami sakit. Seharusnya dokter bisa bertindak untuk memberikan pertolongan pertama. Jika saja ia tanggap melakukan pertolongan, bayi kami mungkin masih hidup,” kata Mi.
Mi menuntut keadilan. Ia menggugat dokter kapal yang tidak memberi bantuan kepada Angelo. Ia membagikan pengalamannya itu di Facebook dengan harapan banyak orangtua lain menjadi waspada. Satu hal yang harus dilakukan saat bepergian jauh adalah menyiapkan obat-obatan untuk Si Kecil dan belajar pertolongan pertama dasar untuk mengatasi masalah kesehatannya.
Tanda diare dan bagaimana Mama mengatasinya
breastfeedingbasics.com
Tanda diare:
Demam,
BAB yang cair dan sering,
Terlihat tidak nyaman, kesakitan, dan kram di bagian perut,
Kehilangan nafsu makan,
Terlihat lelah,
Dehidrasi,
Berat badan yang turun.
Pertolongan pertama pada diare:
Beri cairan lebih dari semestinya. Beri ASI, susu formula, atau air putih (untuk anak usia 6 bulan ke atas). Hindari minuman manis atau jus buah, misalnya jus apel, yang akan memperparah diare.
Beri obat diare yang bisa menahan kehilangan cairan.