Bayi Bermata Satu Lahir di Sumsel, Ini Penyebabnya!
Kira-kira apa yang menyebabkan bayi lahir dengan kondisi bermata satu? Ketahui faktanya!
4 April 2024

Follow Popmama untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Belum lama ini publik digegerkan dengan kelahiran bayi laki-laki bermata satu di Musi Banyuasin (Muba), Sumatera Selatan. Bayi tersebut dilahirkan di RSUD Sekayu pada hari Selasa (2/4/2024).
Kondisi yang tak biasa tersebut tentu saja berhasil membuat warga setempat heboh. Usut punya usut, kondisi sang Bayi terjadi karena ia mengalami kelainan kongenital atau cyclopia.
Untuk informasi selengkapnya, berikut Popmama.com ulas terkait bayi bermata satu lahir di Sumsel.
1. Bayi tidak bisa tertolong dan berujung meninggal dunia
Berdasarkan informasi yang dibagikan, bayi asal Sumsel tersebut lahir secara caesar dan berjenis kelamin laki-laki. Terbaru, dikabarkan bahwa sang Bayi telah meninggal dunia.
Disebutkan pula jika bayi itu merupakan warga rujukan dari luar Kabupaten Muba. Humas RSUD Sekayu, Dwi Marsilviah, sempat membenarkan terkait adanya bayi lahir di RSUD Sekayu dengan kondisi mata satu akibat kelainan kongenital.
2. Kelahiran bayi bermata satu bukan kali pertama di Indonesia
Kelahiran bayi dengan kondisi bermata satu di Sumsel tersebut bukan kali pertama terjadi di Indonesia. Pada tahun 2018 silam, seorang bayi bermata satu juga pernah lahir di Kabupaten Mandailing Natal, Sumatra Utara.
Bayi bermata satu itu berjenis kelamin perempuan. Selain lahir bermata satu, bayi tersebut juga tak memiliki hidung. Dinas Kesehatan Pemkab Mandailing Natal, Syafruddin Nasution, mengungkapkan kemungkinan bayi itu mengalami cacat lahir.
Penyebabnya bisa terjadi karena obat-obatan yang dikonsumsi sang Mama, serta bisa pula akibat virus. Pada akhirnya, sang Bayi meninggal dunia beberapa saat setelah dilahirkan.
3. Apa itu kelainan kongenital?
Kelainan kongenital atau kelainan bawaan adalah kondisi tidak normal yang terjadi pada masa perkembangan janin. Kelainan tersebut dapat mempengaruhi fisik atau fungsi anggota tubuh bayi sehingga menyebabkan cacat lahir.
Kelainan kongenital dapat terdeteksi saat masa kehamilan atau ketika bayi dilahirkan. Namun, ada pula kelainan kongenital yang baru bisa diketahui saat masa tumbuh kembang anak, misalnya gangguan pendengaran.
4. Penyebab bayi mengalami kelainan kongenital
Pada kebanyakan kasus, penyebab kelainan kongenital tidak diketahui secara pasti. Namun, kelainan kongenital dapat berkaitan dengan beberapa faktor berikut ini:
Faktor Genetik
Kondisi cacat lahir akibat faktor genetik dapat diturunkan salah satu atau kedua orangtua. Namun, tidak bisa juga diturunkan dari orangtua. Beberapa contoh kelainan kongenital akibat faktor genetik di antara lain:
- Sindrom Down.
- Progeria.
- Sindrom Prader-Willi.
- Sindrom Marfan.
Faktor Lingkungan
Kelainan kongenital karena faktor lingkungan bisa terjadi akibat infeksi, paparan zat kimia, atau efek samping obat-obatan di masa kehamilan sang Mama. Selain cacat lahir, faktor-faktor tersebut juga bisa menjadi pemicu keguguran.
Contoh kelainan bawaan yang bisa dialami bayi akibat paparan faktor di atas pada masa kehamilan, di antara lain:
- Katarak, tuli, dan kelainan jantung, akibat infeksi rubella atau campak Jerman.
- Kepala bayi lebih kecil dari normal (mikrosefalus), akibat infeksi virus Zika.
- Fetal alcohol syndrome, akibat konsumsi minuman beralkohol.
- Neural tube defect, akibat kekurangan asupan asam folat.
Beberapa faktor lain seperti tinggal atau bekerja di dekat area pengolahan limbah, pabrik peleburan besi, atau area pertambangan dapat mengganggu kondisi kesehatan ibu hamil serta perkembangan janinnya.
Itu dia kisah seputar bayi bermata satu lahir di Sumsel. Semoga ke depannya tidak ada kasus seperti ini lagi, ya, Ma.
Baca juga: