Bayi di Sukabumi Meninggal Usai Imunisasi di Puskesmas, Sempat Kejang

Selain kejang, bibir bayi tersebut sempat berubah jadi berwarna keunguan sebelum meninggal

19 Juni 2024

Bayi Sukabumi Meninggal Usai Imunisasi Puskesmas, Sempat Kejang
Freepik/jcomp

Viral kasus bayi 3 bulan di Sukabumi meninggal dunia usai diimunisasi di Puskesmas. Sampai saat ini, orangtua sang Bayi masih menunggu penjelasan lebih lanjut mengenai penyebab sebenarnya dari pihak Puskesmas.

Pasalnya, bayi mereka yang diberi nama Muhammad Kenzie Arifin itu sempat mengalami kejang-kejang dan bibir berwarna ungu sebelum meninggal dunia. Mama dari korban menyebut, bayinya meninggal pasca mendapat imunisasi dengan empat varian sekaligus. 

Untuk penjelasan selengkapnya, berikut Popmama.com siap membahas bayi di Sukabumi meninggal usai imunisasi di Puskesmas.

1. Meninggal setelah mendapat imunisasi empat varian sekaligus di Puskesmas Sukakarya, Sukabumi

1. Meninggal setelah mendapat imunisasi empat varian sekaligus Puskesmas Sukakarya, Sukabumi
Freepik/pvproductions
Ilustrasi

Kenzie meninggal dunia setelah mendapat imunisasi dengan empat varian vaksin antigen sekaligus, pada Selasa (11/6/2024) di Puskesmas Sukakarya, Warudoyong, Kabupaten Sukabumi, Jawa Barat. Adapun empat varian tersebut adalah vaksin BCG dan DPT yang pemberiannya lewat suntikan, kemudian vaksin Polio dan Rotavirus yang pemberiannya secara oral, yaitu diteteskan lewat mulut.

Kasus ini masih dalam tahap investasi Komnas PP KIPI. Pihak keluarga pun masih menunggu hasil investigasi dari Komnas KIPI. Yang pasti, mereka berharap tidak ada rekayasa dalam kasus kematian putranya. 

2. Kenzie dalam keadaan sehat sebelum menjalani imunisasi

2. Kenzie dalam keadaan sehat sebelum menjalani imunisasi
Freepik/user18526052
Ilustrasi

Mama dari Kenzie, Deara Wulandari (27), meminta kepada semua yang terlibat menangani kematian anaknya agar bekerja dengan baik. Deara mengungkapkan, anaknya lahir pada 14 Maret 2024 dalam kondisi normal. 

Sebelum meninggal, Kenzie yang dalam keadaan sehat dibawa ke Puskesmas untuk menjalani imunisasi. Sebelum melakukan imunisasi pun, Kenzie sempat dicek suhu dan bidan mengatakan bahwa suhunya normal. 

Editors' Pick

3. Petugas medis yang menangani tidak meminta izin kepada orangtua korban

3. Petugas medis menangani tidak meminta izin kepada orangtua korban
Freepik/Freepik
Ilustrasi

Deara mengatakan, anaknya memang belum pernah mendapat imunisasi sejak lahir hingga usianya menginjak tiga bulan. Alhasil, anaknya mendapat empat imunisasi sekaligus, yaitu fase 0 bulan dan 2 bulan. 

Pada saat itu, petugas medis yang menangani korban tidak meminta persetujuan kepada orangtua terlebih dahulu. Totalnya, bidan memberikan empat varian imunisasi BCG, DTT, Polio, dan Rotavirus. 

4. Kenzie menangis histeris dan menolak minum ASI

4. Kenzie menangis histeris menolak minum ASI
Pixabay/Joffi
Ilustrasi

Setelah mendapatkan empat imunisasi sekaligus, Kenzie dan orangtuanya pulang ke rumah. Kala itu, kondisi korban masih tergolong normal dan tidak menunjukkan gejala apa pun. 

Sekitar pukul 11.00 WIB, Deara memberikan obat sirup paracetamol berdasarkan arahan bidan. Pada pukul 14.00 WIB, Kenzie tiba-tiba menangis histeris dan menolak minum ASI. 

Melihat hal itu, membuat Deara langsung mendatangkan bidan dan seorang dokter ke rumah. Bidan melakukan tindakan pertama dengan memberikan obat lewat lubang anus. Setelah mendapat obat tersebut, korban segera dibawa ke rumah sakit.

5. Bibir korban berubah keunguan dan kakinya terasa dingin

5. Bibir korban berubah keunguan kaki terasa dingin
Freepik/onlyyouqj
Ilustrasi

Saat di perjalanan itu lah, bibir Kenzie berubah menjadi keunguan dan kakinya terasa dingin. Sesampainya di Rumah Sakit Asy-Syifa, korban diperiksa bagian dada dan oksigen, namun tak kunjung merespons. 

Kenzie dinyatakan meninggal dunia pasca mendapat suntikan imunisasi. Ia dimakamkan sekitar pukul 17.00 WIB. Buku Kesehatan Ibu dan Anak (KIA) dibawa oleh Dinas Kesehatan untuk keperluan penyelidikan. 

6. Dinkes Sukabumi tanggapi kejadian yang menimpa Kenzie

6. Dinkes Sukabumi tanggapi kejadian menimpa Kenzie
Freepik/onlyyouqj
Ilustrasi

Dinas Kesehatan Kota Sukabumi belum lama ini memberikan tanggapan terkait kasus meninggalnya Kenzie yang diduga meninggal akibat imunisasi. Kepala Bidang P2P Dinas Kesehatan (Dinkes) Kota Sukabumi, drg. Wita Darmawanti, mengatakan peristiwa ini diduga masuk dalam kategori Kejadian Ikutan Pasca Imunisais (KIPI). 

Wita juga mengatakan kejadian tersebut dilakukan berdasarkan prosedur yang berlaku serta untuk mencegah terjadinya Kejadian Luar Biasa (KLB) di kemudian hari. Pihak Dinkes Kota Sukabumi pun telah melaporkannya kepada Komnas KIPI untuk dilakukan investigasi lanjutan. Meski begitu, atas peristiwa yang terjadi pada Kenzie, pihaknya mengaku belum tahu penyebab utama korban meninggal dunia. 

"Prosedurnya seperti itu, jadi sampai saat ini Dinas Kesehatan melakukan investigasi seluruhnya baik itu dari puskesmas, keluarga, dan serta bukti-bukti lainnya. Kita belum mendapatkan hasil kesimpulannya apa, apakah itu dari human error, apakah dari vaksin atau dari faktor lain nah itu belum diketahui," katanya mengutip dari berbagai sumber. 

Terkait dugaan vaksin yang diberikan kedaluwarsa, Wita membantah hal tersebut. Pihaknya mengeklaim bahwa setiap antigen selalu dilakukan pengecekan VVM (vaksin vial monitor) sebelum digunakan.

"Kita juga melakukan pemantauan bagaimana penyimpanan vaksinnya, bagaimana prosedur yang dilakukan, evaluasi, terus kita juga secara berkala itu dilaksanakan, saya selalu memeriksa lantai dinginnya jadi suhu. Nggak ada (kedaluwarsa) VVM itu kan sebagai tanda, indikator bisa digunakan atau tidak," ujarnya. 

Itu dia soal bayi di Sukabumi meninggal usai imunisasi di Puskesmas. Mari kita doakan agar pihak keluarga yang ditinggalkan diberi ketabahan dan kasus ini segera terselesaikan dengan baik, ya, Ma. 

Baca juga: 

The Latest