Alami ISK hingga Berat Badan Turun, Anak Kedua Tya Ariestya Disunat
Masih berusia 6 bulan, amankah bayi laki-laki disunat?
3 November 2019
Follow Popmama untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Selebriti sekaligus mantan atlet karate, Tya Ariestya telah melahirkan anak keduanya pada tanggal 30 April 2019. Anak yang diberi nama Muhammad Kalundra Ratinggang itu, di usianya yang masih 6 bulan, sudah harus disunat.
Mantan model majalah remaja tersebut memutuskan untuk menyunat sang Anak karena infeksi saluran kemih. Tya dan dokter khawatir, apa yang diidap Kalundra bisa mengakibatkan pertumbuhannya terganggu.
Nah, kira-kira apa penyebabnya secara jelas? Lalu, apa saja dampak yang terjadi pada Kalundra?
Untuk mengetahui lebih dalam lagi, berikut Popmama.com telah merangkum beberapa informasi pentingnya.
1. Alasan Tya Ariestya melakukan sunat dini pada anak keduanya, Kalundra
Dalam laman Instagram, Tya Ariestya membagikan cerita menarik seputar anak keduanya, Kalundra yang baru saja melakukan proses sunat di usia yang masih sangat dini, yakni 6 bulan.
"Kemarin Alhamdulillah proses sirkumsisi a.k.a SUNAT Kalundra di @rsiabundajakarta sama dokter bedah anak Amir Thayeb, lancar. Usia Kalundra sekarang 6 bulan kurang 1 hari, prosesnya sampai ke sunat bayi," ujar Tya di laman Instagramnya, tya_ariestya, baru-baru ini.
Ada beberapa alasan ketika Tya Ariestya memutuskan untuk melakukan sunat kepada anaknya.
"Berat Kalundra nggak naik-naik dari 3 bulan dia mulai jelek naik beratnya, terus Kalundra disuruh cek urin ekultur, dan ternyata benar Kalundra ada Infeksi Saluran Kemih (ISK)," ujarnya.
"Kita mutusin untuk ambil tindakan sunat, karena ISK itu besar kemungkinan berulang dan bisa mengganggu pertumbuhan anak dan nggak bagus banget efeknya," paparnya lagi,
Editors' Pick
2. Bagaimana cara mengatasi ISK bayi dengan obat?
Infeksi saluran kemih dapat diobati dengan antibiotik. Jenis antibiotik yang digunakan dan berapa lama akan tergantung pada jenis bakteri yang menyebabkan infeksi dan seberapa parah infeksi terjadi.
Beberapa hari setelah diberikan antibiotik, dokter mungkin akan mengulang tes urine untuk memastikan bahwa infeksi benar-benar hilang.
Sangat penting untuk memastikan infeksi sudah bersih karena ISK yang tidak diobati secara penuh dapat kambuh dan menyebar.
Jika anak mengalami nyeri parah ketika buang air kecil, dokter juga mungkin meresepkan obat yang mematirasakan lapisan saluran kemih.
Berikan antibiotik yang diresepkan sesuai jadwal dan selama berapa hari sebagaimana yang dokter arahkan.
Jangan berhenti sebelum antibiotik dihabiskan meskipun anak terlihat sudah sembuh. Dorong anak untuk minum banyak cairan, tapi hindari minuman yang mengandung kafein, seperti soda dan es teh. Untuk anak yang masih ASI, tambah frekuensi minum ASI sehingga ia cukup buang air kecil.
Anak-anak dengan ISK ringan biasanya dirawat di rumah dengan antibiotik oral. Namun, anak dengan infeksi yang lebih parah mungkin perlu dirawat di rumah sakit untuk menerima antibiotik melalui suntikan atau infus.
3. Seberapa amankah sunat pada bayi?
Ada beberapa tanggapan pro dan kontra dari warganet ketika Tya Ariestya memutuskan untuk melakukan sunat pada bayinya.
Namun menurutnya, andai saja ia tahu lebih awal tentang manfaat sunat sejak kecil, maka ia akan melakukannya juga pada anak pertamanya, Kanaka.
"Kalau waktu bisa ku ulang dari Kanaka lahir malah, semua sebelum 3 bulan aku akan SUNAT tanpa indikasi apapun. Tapi sekarang semua sudah lewat, Kanaka 3 tahun sudah nanggung banget kutunggu sampai bisa diajak kerjasama disunat tanpa bius total aja," ujarnya.
"Kalau Kalundra memang harus karena risiko untuk ISK berulangnya tinggi banget.. mending ku sunat dan insyaallah sehat. Alhamdulillah kelar operasi, terus efeknya cuma Kalundra ngantuk-ngantuk, nggak rewel sama sekali, sudah langsung bisa pakai diapers, naik ke ruangan ODC dia malah langsung guling-guling (diapers-nya di double biar empuk) terus di periksa lagi sama dr. Amir dan boleh pulang," paparnya.
Tya juga mengatakan bahwa proses tersebut hanya berlangsung beberapa jam di rumah sakit dan anaknya pun tidak rewel.
"Anaknya alhamdulillah nggak rewel dan malam bobo nyenyak. Bismillah sehat buat Kalundra, sehat juga buat semua yang punya anak disini. Yang anaknya sudah sunat sejak bayi please share dibawah ya kapan dan kenapa lumayan buat nambah-nambah pengetahuan yang mungkin masih bingung dengan sunat baby," tandas Tya Ariestya.
Sedangkan menurut medis, tepatnya menurut sebuah organisasi dokter anak, walaupun sunat pada bayi laki-laki memiliki risiko, namun manfaatnya secara medis jauh lebih banyak.
Oleh karena itu, sunat bisa dipertimbangkan untuk dilaksanakan, tetapi bukan suatu kewajiban secara medis.
4. Apa manfaat sunat saat bayi?
Manfaat tersebut antara lain:
- Mencegah masalah penis
Terkadang, kulup pada penis yang tidak disunat bisa menjadi sulit atau tidak memungkinkan untuk ditarik ke atas (phimosis). Kondisi ini bisa memicu peradangan pada kulup.
- Lebih mudah dibersihkan
Sunat membuat penis lebih mudah dibersihkan. Meski penis yang tidak disunat pun sebenarnya tidak sulit untuk dibersihkan.
- Menurunkan risiko penyakit
Sunat dapat menurunkan risiko penyakit, termasuk risiko terkena infeksi saluran kemih (ISK), infeksi menular seksual dan kanker penis.
ISK pada laki-laki lebih umum terjadi pada mereka yang tidak disunat. Jika infeksi parah pada bayi tidak ditangani dengan tepat, dapat memicu masalah ginjal nantinya.
Infeksi menular seksual dapat diturunkan risikonya dengan prosedur sunat, termasuk HIV. Namun, bukan berarti bisa bebas melakukan hubungan seks sembarangan.
Perilaku seks yang aman dan sehat tetap diperlukan. Secara umum, kanker penis jarang terjadi, namun kemungkinan terjadinya menjadi lebih besar pada penis yang tidak disunat.
Selain itu, nantinya perempuan yang menjadi pasangan seksual dari laki-laki yang disunat lebih berkemungkinan untuk terhindar dari kanker serviks.
Seperti yang sudah dijelaskan sebelumnya, sunat pada bayi juga memiliki risiko tersendiri, meski masih tergolong rendah.
Tingkat komplikasi sunat sekitar 0,1-35%, dengan sebagian besar komplikasi melibatkan infeksi, perdarahan, dan gagalnya membuang kulit kulup yang cukup.
Perdarahan dan infeksi ini bisa timbul dari iritasi akibat gesekan popok dan amonia dalam urine.
Komplikasi sunat yang lebih serius antara lain:
- Cedera pada penis
Cedera penis yang dimaksudkan adalah fistula uretral, nekrosis penis, dan amputasi sebagian. Peradangan pada bukaan penis (meatitis) dan gangguan yang berkaitan dengan kemih, misalnya meatal stenosis.
- Rasa nyeri saat ereksi ketika sudah dewasa
Hal ini disebabkan terlalu banyak kulit yang dipotong, namun jarang terjadi
- Kemungkinan risiko yang berkaitan dengan masalah kulup
Sunat bayi berisiko kulup gagal sembuh dengan baik, dipotong terlalu pendek atau terlalu panjang, maupun kulup yang masih menempel di ujung penis hingga butuh bedah perbaikan.
Nah, itulah beberapa informasi penting terkait proses sunat yang dilakukan pada anak kedua Tya Ariestya.
Semoga dapat menjadi pertimbangan bagi Mama semua, ya!
Baca juga:
- Berat Badan Sulit Naik, Anak Kedua Tya Ariestya Ternyata Kena ISK
- Anak Tya Ariestya 'Ketempelan' Hingga Muntah, Ini Penjelasan Medisnya!
- Tya Ariestya Berbagi Tips Atasi Anak Aktif Agar Tidak Mudah Sakit