Bayi Kartika Putri Kuning, Mana yang Normal dan Mana yang Berbahaya?
Anaknya dirawat karena alami bilirubin tinggi, Kartika Putri salahkan dirinya sendiri
28 Oktober 2019
Follow Popmama untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Usai berbahagia atas kelahiran putri pertama mereka, 18 Oktober lalu, kini Kartika Putri dan Habib Usman bin Yahya sedang dilanda gundah.
Pasalnya, putri mereka yang baru berusia beberapa hari, Khalisa, kini harus dirawat di Rumah Sakit Ibu dan Anak (RSIA) Brawijaya, Jakarta Selatan, pada Minggu (27/10/19).
Bayi malang tersebut harus menjalani perawatan karena penyakit kuning. Menurut Habib, sejak Rabu lalu dan ketika dibawa ke dokter dua hari kemudian, baby Khalisa dinyatakan harus periksa darah hingga membuat Kartika Putri menangis tak tega.
Ia pun semakin kaget setelah hasil tes menyebutkan bahwa bilirubin Khalisa mencapai 17, padahal maksimal hanyalah 12.
"Pastinya nyalahin diri sendiri. Apa pas hamil kurang vitamin atau apa, sudah usaha semaksimal mungkin pas hamil. Aku pribadi, merasa bayinya kuning pas dari lahir. Pada nanya sama sekeliling, 'Ah nggak apa apa normal'. Terus katanya pas bayi kuning, bilirubinnya tinggi, males susu. Tidur aja. Tapi kalau Khalisa tuh, bagus, susunya bagus. Check up juga check up biasa saja, kan lahirannya di rumah," kata Kartika yang tak tega melihat putrinya kini berada di dalam inkubator.
Saat Kartika Putri menjalani konferensi pers, Khalisa diketahui masih di dalam inkubator dengan kondisi yang baik, seperti minum susu dan buang air lancar.
Bukan cuma sekedar penyakit kuning, anak dari perempuan yang biasa disapa Karput ini juga mengalami alergi terhadap sinar inkubator sehingga matanya harus ditutup.
"Masih kurang tahu sih soal billirubin itu kenapa karena kalau nanya ke orang suka normal kok bayi yang baru lahir. Karena mungkin aku baru ngurus sendiri juga kayak banyak nyalahin diri sendiri. Artis lain juga yang punya anak, banyak yang nge-DM nenangin juga jadi alhamdulillah. Alhamdulillah juga gak sampe diinfus, Alhamdulillah juga nggak ada pakai oksigen. Akunya gak bisa tidur kayak malah kepikiran. Sedih," ungkap Kartika.
Bagi Kartika ini adalah pembelajaran baginya agar lebih waspada. Pada Senin, (28/10/19), Khalisa juga diketahui akan melakukan cek lengkap hingga membuat hati sang Mama semakin tak karuan.
"Meskipun aku kondisinya belum pulih banget aku nggak ngerasa gimana-gimana karena aku ngeliat bayinya sehat. Terus tiba-tiba baru banget berapa jam ngomong, 'Aduh gapapa deh aku sakit yang penting bayinya sehat', sambil nunggu hasilnya keluar di rumah sakit. Tiba-tiba hasilnya keluar disuruh rawat inap lah inilah. Jadinya kaget," ujar Kartika lagi.
Mengetahui hal tersebut, tim Popmama.com pun mencari tahu lebih dalam lagi mengenai bayi kuning yang juga dialami oleh anak Kartika Putri.
Sebenarnya, kapan bayi kuning masih dianggap normal dan tidak normal? Apa sajakah tolak ukurnya?
Nah, untuk menjawab itu semua, berikut Popmama.com telah merangkum beberapa informasi pentingnya.
Editors' Pick
1. Kondisi bayi kuning yang normal
Bayi kuning atau jaundice yang normal (jaundice fisiologis) disebabkan oleh fungsi hati bayi yang memang belum berfungsi secara sempurna.
Hati memiliki peran penting dalam metabolisme bilirubin. Jenis bilirubin yang menyebabkan jaundice ini disebut dengan bilirubin yang belum terkonjugasi, atau bilirubin indirek.
Bilirubin yang belum terkonjugasi ini akan diubah ke bentuk yang sudah terkonjugasi di hati sehingga mudah dikeluarkan dari dalam tubuh.
Karena bayi baru lahir masih memiliki fungsi hati yang belum sempurna, maka bilirubin tersebut tidak sepenuhnya dikonjugasi dan dikeluarkan dari dalam tubuh.
Biasanya jaundice fisiologis muncul pada saat bayi berusia 24-72 jam. Mama tidak perlu khawatir jika bayi mengalami jaundice fisiologis karena keadaan ini normal dialami pada bayi.
2. Kondisi bayi kuning yang berbahaya
Bayi kuning atau jaundice yang tidak normal (jaundice patologis) disebabkan oleh keadaan lain yang bukan fisiologis, seperti penyakit yang menyebabkan pemecahan hemoglobin yang berlebihan.
Contohnya, anemia hemolitik, perbedaan golongan darah yang menyebabkan ketidakcocokan ABO atau rhesus, serta kurangnya enzim (G6PD).
Bayi yang lahir prematur, bayi yang mengalami sumbatan di saluran cerna, dan bayi yang mengalami perdarahan juga dapat menderita jaundice patologis.
Pada keadaan ini, bayi akan terlihat kuning langsung pada 24 jam pertama kehidupannya. Selain itu, jika bayi masih kuning sampai usia 1-2 minggu, Mama juga perlu waspada apakah ada penyakit yang menyebabkan bayi kuning.
Biasanya akan dilakukan pengecekan kadar bilirubin pada bayi yang mengalami jaundice. Pada bayi dengan jaundice patologis, kadar bilirubinnya akan sangat meningkat.