Mencegah TBC pada Anak, Ketahui 5 Fakta Penting Mengenai Imunisasi BCG
Ketahui fakta-fakta penting imunisasi BCG sebelum terlambat ya, Ma!
4 Oktober 2021
Follow Popmama untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Bayi baru lahir hingga menginjak dua bulan adalah kelompok usia yang paling efektif untuk menerima imunisasi BCG. Orang dewasa juga diperbolehkan menerima imunisasi BCG jika belum diberikan semasa anak-anak.
Meski demikian, efektivitas imunisasi ini pada orang dewasa akan lebih rendah, sehingga jarang dianjurkan. Kecuali, bagi mereka yang berisiko tinggi, seperti petugas medis yang menangani pasien tuberkulosis (TB).
Imunisasi BCG hanya perlu diberikan satu kali seumur hidup, melalui suntikan yang dilakukan oleh dokter atau petugas medis.
Imunisasi ini berisi sedikit jumlah bakteri TB yang telah dilemahkan dan akan merangsang sistem kekebalan tubuh untuk melawan bakteri TB lainnya.
Selain untuk mencegah tuberkulosis, imunisasi BCG ternyata juga dipakai sebagai terapi pada penyakit kanker kandung kemih.
Mengetahui ada begitu banyak manfaat dari imunisasi BCG, berikut Popmama.com telah merangkum beberapa informasi pentingnya dari laman Healthed.
Yuk, simak 5 fakta penting imunisasi BCG di bawah ini!
1. Apa itu vaksin BCG?
Imunisasi BCG merupakan salah satu imunisasi yang wajib diberikan pada bayi. Fungsinya adalah untuk mencegah penyakit tuberkulosis (TBC) atau yang sekarang dikenal dengan sebutan TB. BCG merupakan kepanjangan dari Bacillus Calmette-Guérin atau bakteri Calmette-Guérin. Albert Calmette dan Camille Guérin adalah peneliti bakteri asal Perancis yang menemukan vaksin BCG pencegah penyakit TB.
Badan Organisasi Kesehatan Dunia, WHO, telah mewajibkan vaksin ini diberikan kepada seluruh anak di dunia sebelum berusia 3 bulan. Sesuai anjuran WHO itu, pemberian imunisasi BCG pada bayi di Indonesia umumnya dilakukan pada bayi yang baru lahir dan dianjurkan paling lambat diberikan sebelum bayi berusia 3 bulan.
Bagi bayi yang akan diberikan imunisasi BCG setelah usia 3 bulan, harus dilakukan tes tuberkulin terlebih dulu. Tes tuberkulin (tes Mantoux) dilakukan dengan cara menyuntik protein kuman TB (antigen) pada lapisan kulit lengan atas.
Kulit akan bereaksi terhadap antigen, bila sudah pernah terpapar kuman TB. Reaksi tersebut berupa benjolan merah pada kulit di area penyuntikan.
Editors' Pick
2. Setelah divaksin, bayi aman dari bakteri TB penyebab kematian
Imunisasi BCG terbuat dari bakteri tuberkulosis yang telah dilemahkan dan tidak akan menyebabkan penerima imunisasi menjadi sakit TB.
Bakteri yang digunakan adalah Mycobacterium bovine, yang paling mirip dengan bakteri penyebab tuberkulosis pada manusia.
Pemberian imunisasi ini akan memicu sistem imun untuk menghasilkan sel-sel yang dapat melindungi kita dari bakteri tuberkulosis.
Dilansir dari healthed.govt.nz, imunisasi BCG sangat efektif mencegah penyakit tuberkulosis, termasuk jenis yang paling berbahaya yaitu meningitis TB pada anak.
Tuberkulosis tidak hanya berisiko menyebabkan infeksi paru-paru, tapi juga dapat menyerang bagian tubuh lain seperti sendi, tulang, selaput otak (meningen), dan ginjal.
Tuberkulosis sangat berbahaya dan mudah menyebar melalui cipratan air liur, lewat bersin atau batuk, yang tanpa sengaja terhirup oleh orang lain.
Meski hampir serupa dengan cara penyebaran pilek atau flu, tuberkulosis umumnya memerlukan waktu kontak lebih lama sebelum seseorang dapat tertular.
Oleh karena itu, anggota keluarga yang tinggal serumah dengan penderita TB memiliki peluang lebih tinggi untuk tertular.
3. Vaksin BCG bisa memicu reaksi alergi, namun itu jarang terjadi
Setelah mendapat imunisasi BCG, tidak perlu panik apabila muncul seperti luka melepuh di area suntikan. Tidak jarang, luka tersebut terasa sakit dan lebam selama beberapa hari.
Setelah 2-6 minggu, titik suntikan dapat membesar hingga berukuran hampir 1 cm, dan mengeras karena cairan yang berada di permukaan mengering.
Kemudian, akan meninggalkan bekas luka yang kecil. Sebagian orang mungkin akan mengalami bekas luka yang lebih berat, tapi umumnya akan sembuh setelah beberapa minggu.
BCG sangat jarang menimbulkan efek samping berupa reaksi alergi sangat berat dan mematikan yang disebut anafilaktik. Tapi tetap lebih baik untuk mencegah terjadinya hal-hal yang tidak diinginkan jika timbul alergi.
Untuk mewaspadai efek samping yang berbahaya, imunisasi harus dilakukan oleh dokter atau petugas medis yang mengetahui penanganan alergi dengan tepat.
4. Beberapa kondisi bayi tidak bisa mendapat vaksin BCG
Meski tergolong imunisasi wajib, ada beberapa kondisi bayi yang membuat pemberian imunisasi BCG perlu ditunda, seperti:
- demam tinggi,
- infeksi kulit,
- diketahui HIV positif dan belum mendapat penanganan,
- sedang menjalani pengobatan kanker atau kondisi lain yang memperlemah sistem imunitas,
- diketahui mengalami reaksi anafilaktik terhadap imunisasi BCG,
- pernah terkena tuberkulosis, atau tinggal serumah dengan penderita tuberkulosis.
Imunisasi BCG merupakan tindakan yang penting untuk melindungi kesehatan bayi.
Namun, perhatikan pula kondisi bayi sebelum melakukan imunisasi. Jika perlu, konsultasikan dengan dokter spesialis anak untuk mendapatkan solusi terbaik.
5. Dosis imunisasi BCG berbeda, tergantung umur anak
Pemberian dosis imunisasi BCG pada anak dibawah 1 tahun, sebanyak 0,5 ml. Sedangkan untuk anak diatas 1 tahun, sebanyak 0,1 ml. Hal ini sudah ditentukan oleh DEPKES RI (2015:18).
Umumnya penyuntikan imunisasi BCG disuntikan langsung pada lengan bagian atas. Lengan bagian tersebut tidak boleh diberikan imunisasi lain, minimal selama tiga bulan.
Biasanya bekas imunisasi juga meninggalkan bekas lebih lama. Bagi sebagian anak bahkan tetap terlihat bekas imunisasi BCG hingga ia dewasa.
Nah, itulah beberapa fakta mengenai imunisasi BCG untuk mencegah TB pada anak.
Mengetahui pentingnya imunisasi tersebut untuk si Kecil, ada baiknya jika Mama segera melengkapi vaksinasinya ya!
Baca juga:
- Imunisasi yang Harus Diberikan Kepada Bayi Umur 7-12 Bulan
- Rincian Biaya dan Waktu yang Tepat untuk Melakukan Vaksin TORCH
- Tak Mengetahui Sedang Hamil, Ryana Dea Sempat Suntik Vaksin Meningitis