Kenali 4 Jenis Skrining untuk Mendeteksi Kesehatan Bayi Prematur
Khusus untuk bayi prematur, perlu dilakukan tes berikut ini!
29 Januari 2019
Follow Popmama untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Setiap pasangan pasti menginginkan kelahiran yang normal. Namun terkadang dalam keadaan tertentu, orangtua perlu menjalani kelahiran lebih dini atau prematur.
Kelahiran prematur sendiri merupakan kondisi di mana calon bayi harus dilahirkan sebelum masanya atau kelahiran di bawah 37 minggu.
Dengan kelahiran bayi yang lebih awal, maka perkembangan organ tubuhnya pun belum sempurna dan akan memengaruhi perkembangan bayi di masa depan.
Namun, bukan berarti bayi dengan kelahiran prematur akan mengalami kekurangan. Dilansir dari aboutkidshealth.ca, masih ada harapan bagi bayi dengan kelahiran prematur untuk tidak hanya hidup, tetapi juga mendapatkan kualitas hidup yang baik dengan memperhatikan beberapa hal sebagai berikut.
Maka dari itu sebelum terlambat, bayi prematur perlu dilakukan tes skrining untuk mendeteksi kesehatannya sejak dini.
Lalu, apa sajakah jenis skrining yang perlu bayi prematur lakukan?
Berikut Pomama.com telah merangkum beberapa informasinya.
1. USG kepala
Bayi dengan kelahiran prematur sangat berisiko mengalami perdarahan intraventrikular dan gangguan perkembangan neuron.
Kondisi ini akan meningkatkan risiko kecacatan pada bayi, seperti keterlambatan pergerakan saraf motorik dan intelektual.
Biasanya, kondisi ini terjadi pada bayi yang lahir pada usia kehamilan kurang dari 32 minggu. Jika kurang dari 32 minggu sudah harus dilahirkan, maka tindakan USG kepala secara rutin adalah hal yang wajib dilakukan bagi para orangtua.
Lakukanlah skrining segera dalam hari ke 7-10 pertama dalam kehidupannya. Skrining kepala akan terus berlanjut hingga setidaknya usia koreksi 40 minggu atau waktu normal harusnya bayi dilahirkan.
Atau kalau tidak memungkinkan, sekurang-kurangnya sebelum bayi dipulangkan.
Editors' Pick
2. Pemeriksaaan retina
Permasalahan mata juga menjadi salah satu yang sering terjadi pada bayi dengan kelahiran prematur.
Penyakit yang umum diderita adalah retinopathy of prematurity (ROP) yang disebabkan oleh tidak normalnya perkembangan pembuluh darah pada mata bayi.
Gangguan mata yang umum terlihat saat bayi tumbuh besar meliputi rabun dekat atau jauh, glaukoma, dan mata juling. Oleh karena itu, pemeriksaan retina mata bayi untuk menghindari ROP sangatlah penting.
Biasanya, pemeriksaan terhadap kemungkinan ROP pada bayi prematur yang lahir dengan usia kehamilan kurang dari 30 minggu.
Jika bayi lahir kurang dari 30 minggu, bisa dilakukan pemeriksaan ROP empat minggu setelah kelahiran. Atau setidaknya satu kali pemeriksaan sebelum keluar dari rumah sakit.
3. Pemeriksaan tulang
Dengan kelahiran bayi yang lebih dini, maka proses penyerapan nutrisi belum sempurna, salah satu yang terpengaruh adalah tulangnya.
Bayi yang lahir prematur kurang dari 28 minggu cenderung tidak memiliki tulang yang kuat dan mudah patah karena tidak mampu mendapatkan ASI.
Selain itu, bayi yang berbobot kurang dari 1.500 gram juga sering terkena masalah ini. Maka dari itu, skrining terhadap tulang bayi menjadi penting.
Pemeriksaan dapat dilakukan saat bayi prematur berusia 4-6 minggu.
4. Pemeriksaan telinga
Pemeriksaan telinga pada bayi yang lahir prematur juga perlu dilakukan karena biasanya, bayi yang lahir prematur memiliki masalah pendengaran atau tuli, baik pada kedua telinga maupun hanya salah satunya.
Maka dari itu, lakukanlah diagnosis sejak dini pada telinga bayi prematur sebelum ia dibawa kembali ke rumah.
Lalu, orangtua juga tidak boleh lalai kontrol ke dokter. Kalau sudah pulang jangan berhenti melakukan kontrol dengan dokter.
Perjalanan Mama masih panjang, terutama 2 tahun atau 100 hari kehidupan si Anak. Setiap kontrol, tanyalah mengenai pertumbuhannya.
Apakah perkembangannya sesuai dengan grafik?
Kalau tidak, lakukanlah intervensi sedari sekarang.
Nah, itulah beberapa tes skrining yang perlu dilakukan oleh bayi prematur.
Meski secara umum ROP lah yang paling sering dijalankan oleh bayi prematur, namun pengecekan kondisi kesehatan tubuh lainnya juga harus dicek sejak dini sebelum hal buruk terjadi pada si Kecil.
Baca juga:
- 7 Hal yang Umum Dialami Bayi Saat Alami Persalinan Prematur
- Kapan dan Bagaimana Cara Menyusui Bayi Prematur dengan Tepat?
- 7 Hal yang Bisa Membuat Janin Berisiko Lahir Prematur