Ketahui Penyebab, Ciri, dan Penanganan Sindrom Bayi Lemas
Lumpuh hingga kesulitan menyusu merupakan tanda bahwa si Kecil mengalami gangguan
18 Desember 2019
Follow Popmama untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Tulang dan otot merupakan beberapa komponen penting yang ada di tubuh manusia. Fungsinya sendiri adalah untuk membentuk struktur tubuh dan menggerakan tubuh.
Serabut otot manusia rata-rata kuat dan kaku, tapi terkadang ada seorang bayi yang mengalami otot-otot lemas karena suatu kondisi yang dikenal sebagai hipotonia.
Hipotonia yang biasa disebut dengan sindrom floppy baby atau sindrom bayi lemas adalah suatu kondisi dimana otot-otot sangat lunak sehingga ia terlihat lunglai, lemas, dan lembek tak berdaya.
Bayi dengan kondisi ini memiliki otot yang sangat longgar dan elastis. Akibatnya bayi akan mengalami kesulitan mengisap atau mengunyah, karena otot-ototnya tidak bisa mengontrol kontraksi dan relaksasi.
Meski memiliki bagian tubuh yang normal, namun karena otot yang lemah ini, bayi dengan sindrom lemas ini akan terlihat lebih terkulai dan lembek.
Mengetahui begitu bahayanya sindrom yang satu ini jika terjadi pada newborn mama, berikut Popmama.com telah merangkum beberapa faktanya.
1. Ciri-ciri hipotonia
Hipotonia biasanya terjadi pada saat kelahiran dan sering terlihat pada saat anak berusia enam bulan.
Sebagian besar bayi yang lahir ke dunia memiliki massa otot yang baik, maka dari itu hal ini memungkinkan mereka untuk memukul dan menendang dengan kaki kecilnya.
Namun, bayi baru lahir yang mengidap hipotonia tidak akan memiliki gerakan lengan dan kaki yang kuat.
Ketika mereka semakin tumbuh besar, bayi hipotonia akan kehilangan tonggak pentingnya, seperti mampu mengangkat kepala ketika ia sedang merangkak. Gejala umum lainnya termasuk:
- Kontrol kepala yang buruk
Ketika bayi mama tidak dapat mengontrol otot lehernya, kepalanya akan jatuh ke depan, ke belakang, atau ke samping tanpa kontrol yang baik.
- Terasa lemas, terutama ketika Mama menggendongnya
Jika Mama menggendongnya dari bawah ketiak, maka lengannya dapat dengan mudah naik tanpa perlawanan seolah ia bisa menyelinap melalui tangan Mama.
- Lengan dan kaki menggantung lurus
Bayi biasanya beristirahat dengan lengan dan kaki tertekuk. Tetapi tidak bagi bayi dengan hipotonia.
- Masalah pada otot mulutnya
Kadang-kadang, kondisi tersebut dapat menyebabkan si Kecil kesulitan mengisap dan menelan.
Editors' Pick
2. Penyebab bayi lemas
Dilansir dari laman boldsky.com, ada beberapa hal yang menjadi penyebab bayi mengalami sindrom floppy baby. Hal ini juga dijelaskan oleh National Institute of Health, berikut beberapa penyebabnya:
- Pembentukan otak yang tidak benar selama masa kehamilan
Apabila ada masalah besar dengan pembentukan otak di dalam rahim selama hari-hari awal pembuahan, maka hal itu berpotensi menyebabkan hipotonia.
- Down syndrome
Bayi yang lahir dengan down syndrome sering menderita kekuatan otot yang rendah saat lahir, sehingga akan berdampak pula membuatnya mengalami hipotonia.
- Cedera tulang belakang
Karena sumsum tulang belakang adalah tempat semua saraf muncul, cedera apapun yang terjadi pada bagian ini dapat menyebabkan bayi mengalami hipotonia.
- Cerebral palsy
Cerebral palsy adalah kondisi umum yang menyebabkan gangguan koordinasi otot, yang menghasilkan tonus otot rendah.
Terlepas dari penyebab ini, beberapa infeksi di otak atau otot juga diketahui dapat menyebabkan hipotonia.
Ketika bayi terlahir dengan hipotonia, maka semakin usianya bertambah, kemungkinan gangguan ototnya akan semakin memburuk apalagi jika tidak segera ditangani.