Umur Berapa Bayi Harus Berhenti Dibedong? Ini Faktanya!
Ketahui juga tips menghentikan kebiasaan membedong pada bayi
18 September 2023
Follow Popmama untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Apakah bayi harus dibedong? Membedong bayi merupakan salah satu cara untuk menenangkan sekaligus menghangatkan bayi.
Cara ini juga dipercaya dapat mengurangi refleks pada bayi, yaitu refleks moro (refleks kaget) karena selimut tersebut melindungi bayi dari sentuhan mendadak dan suara keras yang tiba-tiba terdengar.
Walaupun manfaat bedong bayi sangat banyak, semua itu tidak berarti bahwa bayi boleh dibedong terus-terusan.
Sebab ada risiko yang mungkin terjadi jika bayi terus-menerus dibedong. Oleh karena itu, Mama harus tahu sampai umur berapa bayi dibedong.
Untuk mengetahui lebih dalam lagi mengenai kapan waktu yang tepat untuk melepas bedong bayi serta risiko yang mungkin terjadi saat membedong bayi terlalu lama, berikut Popmama.com telah merangkum beberapa faktanya berapa lama bayi di bedong.
Editors' Pick
1. Risiko membedong bayi terlalu lama
Dilansir dari Healthline, berikut adalah risiko yang terjadi jika Mama tidak membedong bayi secara benar atau terlalu lama membedongnya.
- Meningkatkan risiko SIDS. Cara membedong bayi yang tidak benar akan meningkatkan risiko sindrom kematian bayi mendadak atau sudden infant death syndrome (SIDS). Menurut Centers for Disease Control and Prevention di Amerika Serikat, kematian bayi mendadak disebabkan oleh cara membedong yang salah. Pertama, orangtua membedong terlalu kencang, bayi bisa tercekik dalam tidurnya. Kedua, karena bedongan terlalu longgar, kemungkinan kain akan terlepas dan menutupi hidung karena lengan bayi bisa bergerak bebas sehingga kain menutupi mulut dan hidung.
- Meningkatkan risiko dysplasia. Dysplasia yaitu ketidaknormalan pertumbuhan jaringan atau organ karena kaki bayi harus diluruskan ketika dibedong, tulang rawan dan sendi bayi bisa rusak bila hal ini terjadi.
- Rentan biang keringat atau ruam. Bayi lebih rentan dengan ruam atau biang keringat karena cepat berkeringat akibat dibedong.
Oleh karena itu, saat membedong bayi pastikan Mama telah membungkusnya dengan tepat dan membuatnya nyaman.
2. Kapan harus berhenti membedong bayi?
Saat si Kecil semakin tumbuh besar, Mama tak perlu membedongnya lagi.
Dilansir dari babysleepsite.com, berikut beberapa tanda yang dapat Mama perhatikan ketika bayi sudah siap untuk berhenti dibedong:
- Usia rata-rata untuk menghentikan bedong bayi adalah sekitar 3 atau 4 bulan.
- Jika bayi terlepas dari bedongnya, belum tentu hal tersebut adalah tanda bahwa ia sudah siap untuk berhenti dibedong. Perhatikanlah lebih lama lagi, jika bayi secara konsisten terlepas dari bedongnya setiap malam, maka itu adalah pertanda bahwa ia sudah siap untuk berhenti dibedong.
- Bayi yang dibedong harusnya tidak pernah bisa tidur telungkup. Jadi, jika si Kecil mulai berguling saat tidur, maka itu adalah pertanda kuat bahwa ia sudah mampu untuk berhenti dibedong.
Hal yang menjadi faktor penting lainnya adalah memastikan bayi untuk tidak dibedong sepanjang hari.
Bayi juga perlu waktu untuk bergerak bebas agar ia dapat tumbuh lebih kuat dan dapat mengembangkan motorik kasarnya secara optimal.
Oleh karena itu, Mama hanya boleh membedongnya saat tidur, terutama untuk bayi yang baru lahir.