Batuk dan pilek sering dialami oleh bayi, Ma. Selain karena virus, batuk dan pilek juga merupakan gejala alergi.
Mampu mengetahui penyebab batuk dan pilek pada bayi, baik itu alergi atau virus, dapat membantu Mama agar dapat memberi penanganan yang tepat.
Berapa lama bayi mengalami batuk pilek? Bayi batuk pilek selama seminggu, apakah bahaya? Bila ini terjadi pada si Kecil, simak dulu penjelasan Popmama.com berikut ini, ya, Ma.
Bayi Batuk Pilek selama Seminggu, Apakah Bahaya?
Freepik/Yuto@photography
Batuk pilek ringan pada bayi biasanya sekitar 5-7 episode per tahun dengan durasi sakit sekitar 7-10 hari.
Mama perlu waspada bila batuk pilek berlangsung lebih lama dan tidak kunjung sembuh. Terlebih bila batuk pilek disertai tanda alarm yang sudah disebutkan di atas.
Batuk pilek disebut kronis bila durasi melebihi 14 hari.
Namun orangtua perlu waspada bila batuk pilek bayi disertai beberapa gejala berikut ini:
Pilek yang diiringi batuk dan demam lebih dari 39 derajat celsius pada anak di bawah usia 6 bulan atau demam mencapai lebih dari 40 derajat Celsius pada anak di atas 6 bulan. Demam berlangsung lebih dari 2 hari.
Mata berair atau muncul kotoran mata.
Batuk pada bayi semakin parah atau diiringi napas yang cepat, terdengar bunyi mengi saat bayi bernapas.
Perubahan signifikan pada pola makan atau tidur, sering mengantuk atau rewel.
Bayi menangis saat menyusu sambil menggosok atau menarik telinga dan menangis ketika diletakkan di tempat tidur.
Tidak kunjung membaik setelah 1 minggu.
Jadi, bila bayi mengalami batuk pilek selama 1 minggu, ini umumnya normal. Tapi, Mama juga harus mengamati gejala-gejala yang menyertainya. Bila batuk pilek bayi tidak kunjung membaik setelah 1 minggu, jangan ragu untuk membawa bayi ke dokter, ya, Ma.
Editors' Pick
Penyebab Batuk Pilek pada Bayi
Pexels/RDNE stock project
Batuk pilek sebetulnya merupakan mekanisme pertahanan tubuh saat ada bakteri penyebab infeksi yang menyerangnya. Cara tubuh melawannya adalah dengan mengeluarkan bakteri lewat saluran pernapasan.
Hal ini adalah hal yang alamiah. Batuk dan pilek bisa juga disebabkan karena alergi. Batuk dan pilek karena bakteri dan alergi bisa dibedakan dari warna ingus atau suara batuknya.
Apa yang Harus Dilakukan bila Bayi Mengalami Batuk Pilek?
freepik/pvproduction
Bila gejala batuk pileknya ringan, sebaiknya tidak diberikan terlalu banyak obat-obatan. Istirahat cukup, makan minum yang bergizi, mengatur suhu ruangan yang nyaman, tidak terlalu panas dan tidak terlalu dingin, elevasi kepala saat tidur untuk mengurangi gejala hidung tersumbat pada bayi.
Bila gejalanya mengganggu, maka bisa diberikan obat-obatan simptomatik untuk mengurangi gejala. Misalnya paracetamol untuk menurunkan demam atau sakit kepala, tetes salin atau dekongestan untuk mengurangi lendir hidung dan mengurangi gejala hidung tersumbat, pengencer lendir (mukolitik).
Namun bila batuk pilek disertai dengan gejala-gejala yang sudah disebutkan di atas, jangan ragu untuk membawa bayi ke dokter, ya, Ma.
Kenali Ciri-Ciri Batuk Pilek karena Alergi
freepik/pvproductions
Hidung berair dan batuk merupakan gejala yang dapat menandakan alergi dan flu biasa. Jadi, sebagai orangtua, bagaimana Mama dapat membedakan saat bayi menunjukkan gejala-gejala tersebut? Salah satu caranya adalah dengan melihat waktu dan frekuensi gejala yang dialami bayi.
Terdapat perbedaan utama dalam gejala batuk yang berkaitan dengan pilek dan batuk karena alergi.
Batuk yang disebabkan oleh alergi memiliki ciri-ciri sebagai berikut:
Berlangsung selama berhari-hari hingga berbulan-bulan, selama alergen masih ada.
Dapat terjadi kapan saja sepanjang tahun, tidak seperti pilek biasa yang sering terjadi ketika udara dingin.
Menimbulkan gejala tiba-tiba yang dimulai segera setelah bayi terpapar alergen.
Meskipun batuk alergi juga dapat disertai dengan hidung meler, mata gatal dan berair, serta sakit tenggorokan, batuk ini tidak pernah disertai dengan demam dan nyeri tubuh.
Jika bayi batuk dan mengalami demam, kemungkinan besar batuk tersebut disebabkan oleh virus.
Batuk alergi juga dapat disertai dengan infeksi sinus dan telinga tengah. Ini tidak dianggap sebagai gejala, tetapi sebagai efek tidak langsung dari reaksi alergi. Akibat pembengkakan di saluran hidung, sinus menjadi sangat sensitif, sehingga meningkatkan risiko infeksi sinus, yang juga dikenal sebagai sinusitis.
Gejala infeksi sinus meliputi nyeri di sekitar sinus (yang memengaruhi dahi, bagian atas dan kedua sisi hidung, rahang atas dan gigi atas, tulang pipi, dan di antara mata), keluarnya cairan dari sinus, sakit kepala, sakit tenggorokan, dan hidung tersumbat parah.
Pilek sangat umum terjadi pada bayi, sedangkan alergi musiman dan lingkungan yang disebabkan oleh alergen yang terhirup tidak umum terjadi. Pilek berlangsung selama satu atau dua minggu, dan kemudian bayi akan sehat untuk sementara waktu hingga pilek berikutnya menyerang.
Pilek yang merupakan gejala alergi cenderung berlangsung lebih lama. Kunci lainnya adalah ada atau tidaknya gejala tertentu lainnya. Misalnya, alergi tidak menyebabkan demam, tetapi demam terkadang menyertai pilek. Demikian pula, alergi tidak menyebabkan nyeri tubuh, meskipun pilek sering kali dapat membuat si Kecil merasa pegal-pegal di sekujur tubuh.
Sekarang Mama sudah mengetahui penjelasan tentang bayi batuk pilek selama seminggu. Meski normal, Mama juga perlu mengamati gejala-gejala yang menyertainya, ya.