Pemberian imunisasi sesuai jadwal sangat penting untuk menjaga kesehatan dan membangun daya tahan tubuh si Kecil.
Bayi yang diimunisasi bisa mendapatkan perlindungan terhadap penyakit menular, serta membangun kekebalan tubuh jangka panjang.
Bila mengamati jadwal pemberian imunisasi dari Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI), Mama akan menemukan jadwal di mana bayi mendapatkan imunisasi ganda atau imunisasi lebih dari satu jenis. Sebagai orangtua, mungkin muncul kekhawatiran. Bila satu varian saja dapat membuat bayi rewel setelah diimunisasi, bagaimana jika lebih dari satu?
Dampak Anak Tidak Mendapatkan Imunisasi Tepat Waktu
Freepik/user15285612
Imunisasi dasar wajib dipenuhi oleh bayi baru lahir hingga bayi berusia satu tahun. Hal ini ditujukan untuk membentuk dan meningkatkan kekebalan tubuh sehingga risiko terkena penyakit berbahaya pada masa awal anak-anak dapat berkurang.
Untuk membentuk dan meningkatkan kekebalan tubuh bayi tersebut, imunisasi perlu diberikan sesuai jadwal yang telah direkomendasikan oleh Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI).
Bagaimana jika imunisasi tersebut tidak diberikan sesuai jadwal yang direkomendasikan IDAI? Apakah akan berdampak pada kesehatan bayi?
Bayi yang tidak mendapat imunisasi sesuai jadwal tidak memiliki perlindungan terhadap penyakit menular yang sebenarnya dapat dicegah dengan imunisasi.
Penyakit menular tersebut memiliki tingkat penularan yang sangat tinggi dan dapat berakibat fatal, seperti cacat dan kematian.
Contohnya jika bayi belum diimunisasi polio, sehingga bila terkena polio dapat mengganggu tumbuh kembangnya secara permanen.
Editors' Pick
Imunisasi Ganda
Freepik/freepik
Imunisasi ganda atau vaksin kombinasi adalah dua atau lebih vaksin berbeda yang digabungkan menjadi satu suntikan.
Mengutip dari laman CDC, untuk mengurangi jumlah suntikan yang diterima seorang bayi saat mengunjungi dokter, beberapa vaksin ditawarkan sebagai vaksin kombinasi atau ganda.
Sering kali, lebih dari satu suntikan akan diberikan pada kunjungan dokter yang sama, biasanya pada anggota tubuh yang berbeda (misalnya satu pada masing-masing lengan). Misalnya, bayi mungkin terkena DTaP di satu lengan atau tungkai dan IPV di lengan atau tungkai lainnya pada kunjungan yang sama.
Data ilmiah menunjukkan bahwa mendapatkan beberapa vaksin sekaligus tidak menimbulkan masalah kesehatan kronis.
Imunisasi ganda bermanfaat untuk melindungi anak dari berbagai penyakit, mengurangi jumlah kunjungan ke fasilitas kesehatan, dan meningkatkan efisiensi program imunisasi.
Dengan melakukan imunisasi ganda, anak bisa segera mendapatkan perlindungan tubuh secara ekstra, apalagi saat rentan. Selain itu, pemberian imunisasi secara bersamaan juga membuat waktu lebih efisien karena orangtua dan anak tidak perlu beberapa kali datang ke fasilitas kesehatan
Benarkah Imunisasi Lebih dari Satu Jenis Sebabkan Kematian?
Freepik/rawpixel.com
Merujuk dari kasus bayi yang meninggal setelah diimunisasi 4 varian, Mama mungkin bertanya-tanya: benarkah imunisasi lebih dari satu jenis sebabkan kematian?
Mengutip dari laman WHO, jadwal vaksinasi yang melibatkan beberapa suntikan dalam kunjungan yang sama didasarkan pada data keamanan dan efektivitas pra-lisensi dan pasca-lisensi selama bertahun-tahun. Termasuk studi penggunaan secara bersamaan.
Selain itu, sejumlah penelitian penelitian telah dilakukan untuk melihat dampak pemberian berbagai kombinasi vaksin. Dan ketika setiap vaksin baru mendapat izin, vaksin tersebut telah diuji bersama dengan vaksin yang telah direkomendasikan untuk anak usia tertentu, Ma.
Mengutip dari laman Kemenkes, imunisasi dengan lebih dari satu jenis antigen vaksin yang disuntikkan dalam sekali kunjungan tidak menyebabkan kematian langsung pada anak. Alih-alih membahayakan, imunisasi ganda ini justru memberikan perlindungan ganda bagi si Kecil.
Direktur Pengelolaan Imunisasi Kementerian Kesehatan RI dr. Prima Yosephine, M.K.M menjelaskan, suntikan imunisasi ganda sudah diterapkan di lebih dari 160 negara, tidak hanya di Indonesia saja.
Pemberian imunisasi ganda telah diperkenalkan di Indonesia sejak tahun 2017 secara nasional. Hal ini bisa dilihat pada jadwal imunisasi DPT-HB-Hib-3 yang diberikan bersamaan dengan imunisasi polio suntik Inactivated Poliovirus Vaccine/IPV pada bayi usia 4 bulan.
Selain itu, jadwal imunisasi ganda juga ada pada imunisasi lanjutan, yakni pada pemberian imunisasi campak rubella-2 dan DPT-HB-Hib-4 yang diberikan pada anak usia 18 bulan.
Kasus kematian yang terjadi setelah pemberian imunisasi ganda ini sangat jarang terjadi. Apabila terjadi, maka semua kasus tersebut harus dilakukan investigasi dan kajian kausalitas– hubungan sebab akibat– secara detail dan menyeluruh. Seperti kasus bayi di Sukabumi, pihak terkait sedang melakukan investigasi secara detail untuk mengetahui penyebab kematiannya.
Kejadian Ikutan Pasca Imunisasi (KIPI)
Freepik/Kalinovskiy
Ketua Komisi Nasional Pengkajian dan Penanggulangan Kejadian Ikutan Pasca-Imunisasi (Komnas PP KIPI) Prof. Dr. dr. Hindra Irawan Satari, SpA(K), M.Trop. Paed juga menegaskan bila hampir semua vaksin dapat diberikan secara ganda. Pemberian lebih dari 3 jenis antigen tidak akan menyebabkan kematian.
Kombinasi apapun secara umum tepat untuk dilakukan. Efek yang timbul umumnya ringan, berlangsung singkat dan sembuh dengan atau tanpa pengobatan, tambah Prof. Hindra.
Bila terjadi kematian setelah imunisasi, Prof. Hindra menyebut terdapat kondisi KIPI berat yang dinamakan syok anafilaktik. Reaksi anafilaktik akibat vaksinasi sangat jarang terjadi.
KIPI berat, yaitu menunjukkan gejala yang parah dan biasanya tidak berlangsung lama seperti kecacatan, syok anafilaktik dan alergi. Syok anafilaktik membutuhkan pertolongan yang cepat dan tepat. Biasanya syok anafilaktik ini muncul 30 menit setelah imunisasi.
Umumnya, KIPI yang dilaporkan berupa demam, nyeri pada tempat disuntik, atau badan lemah. Meski jarang terjadi, dalam beberapa kasus ditemukan pula munculnya reaksi anafilaksis atau syok akibat alergi berat. Tentu penanganan perlu segera diberikan.KIPI yang terjadi setelah imunisasi merupakan kondisi umum. Kondisi tersebut adalah bentuk reaksi alamiah dari tubuh.
Bila bayi mengalami KIPI, Mama dianjurkan untuk berkonsultasi dengan dokter. Baik itu setelah mendapatkan imunisasi tunggal ataupun ganda.
Itu penjelasan tentang benarkah imunisasi lebih dari satu jenis sebabkan kematian. Semoga informasi di atas bisa menjawab pertanyaan dan menghilangkan kekhawatiran Mama, ya.