Memiliki kemampuan untuk dapat berbicara dalam dua bahasa merupakan hal yang umum di zaman modern. Selain bahasa Indonesia, seseorang umumnya juga memiliki kemampuan berbahasa Inggris.
Kemampuan untuk berbicara dengan bahasa asing ini bisa menjadi aset bagi seseorang, khususnya dalam dunia pendidikan atau kerja. Maka tidak heran jika orangtua berusaha agar si Kecil mempelajari bahasa asing atau bahasa kedua sejak kecil. Bahkan, sebagian orangtua mungkin mengajarkan bahasa asing pada bayinya.
Namun, Mama mungkin bertanya-tanya, apakah bayi bisa mempelajari bahasa asing? Atau benarkah mengajarkan bilingual pada bayi bisa menyebabkan keterlambatan bicara?
Untuk mengetahui penjelasannya, Mama bisa menyimak informasinya pada ulasan Popmama.com berikut ini.
Benarkah Mengajarkan Bilingual pada Bayi Bisa Menyebabkan Keterlambatan Bicara?
freepik/freepik
Mengajarkan bilingual sejak bayi tidak menyebabkan keterlambatan bicara atau speech delay, ya, Ma. Faktanya, hal ini merupakan salah satu cara untuk mengoptimalisasi kecerdasan bayi atau anak.
Menurut dr. Lucky Sp.A dalam unggahannya di Instagram, setahun pertama kehidupan anak merupakan masa paling cepat ia menyerap kemampuan berbahasa. Anak-anak menyerap bahasa paling baik ketika mereka berusia antara lahir dan tiga tahun
Selain itu, studi juga mengungkapkan bahwa anak bilingual memiliki kemampuan memecahkan masalah dan kemampuan berpikir kritis.
Jadi, mengajarkan bahasa asing pada bayi tidak menyebabkan keterlambatan bicara, ya, Ma. Justru hal ini bisa memberikan banyak manfaat bagi si Kecil kelak.
Bila Mama tertarik untuk mengajarkan bahasa asing pada bayi, berikut beberapa cara yang bisa dilakukan:
Editors' Pick
1. Tentukan siapa yang akan berbicara bahasa ibu dan bahasa asing kepada bayi
Freepik/freepic.diller
Langkah pertama adalah membuat rencana siapa saja yang akan menggunakan bahasa asing di rumah. Mama bisa membuat pengaturan dengan suami, kerabat, dan pengasuh lainnya.
Bicarakan dengan keluarga tentang harapan Mama untuk membesarkan anak bilingual atau tiga bahasa.
Sekalipun suami dan kakek serta neneknya hanya menguasai satu bahasa, mereka tetap dapat mendukung membesarkan bayi yang bilingual.
2. Persiapkan rumah untuk bahasa kedua yang akan diajarkan ke bayi
Freepik/freepik
Setelah Mama dan suami memutuskan tentang bahasa, langkah selanjutnya adalah mempersiapkan rumah untuk bayi bilingual.
Jika Mama tinggal di komunitas satu bahasa, menciptakan lingkungan yang memupuk bahasa minoritas sangatlah penting.
Dalam hal ini, Mama bisa menyiapkan buku-buku berbahasa asing untuk si Kecil. Misalnya jika Mama ingin mengajarkan bahasa Inggris, Mama bisa membacakan buku cerita berbahasa Inggris untuknya.
3. Bicaralah dengan bayi dalam bahasa target secara konsisten
Freepik
Sejak hari pertama kehidupannya, bayi terus-menerus belajar tentang suara, ekspresi wajah, dan bahasa tubuh orangtuanya.
Bicaralah dalam bahasa minoritas secara konsisten untuk menciptakan kebiasaan dan menjalin hubungan bahasa.
Berikut beberapa tips yang bisa Mama coba:
Bicaralah dengan mereka dengan kosakata yang jelas, deskriptif, dan positif saat memandikan atau mengajak berjalan-jalan.
Ceritakan tindakan Mama, seperti minum air, makan, dan menggendong bayi. Ceritakan tentang apa yang Mama lihat, seperti warna, penghitungan, tekstur, suara, dan temuan lainnya.
Saat berbicara, arahkan, pegang, dan sentuh benda agar bayi memahami apa yang Mama katakan. Masukan visual dan sentuhan memperkuat setiap kata yang diucapkan.
Gunakan kata-kata yang nyata.
4. Nyanyikan lagu dan membaca dalam bahasa target
Freepik/Freepik
Bayi dan anak-anak secara alami tertarik pada musik. Dan bernyanyi adalah cara yang menyenangkan untuk mengenalkan bayi pada berbagai nada dan ritme dalam bahasa. Menari mengikuti lagu favorit Mama dan si Kecil.
Ciptakan rutinitas harian membaca buku bayi dalam setiap bahasa target, terutama bahasa minoritas.
Karena bayi memiliki rasa ingin tahu terhadap dunia, carilah buku papan dengan foto-foto realistis, seperti gambar binatang dan bayi lainnya.
Kiat lain yang perlu dipertimbangkan:
Ingatlah bahwa bayi dan balita biasanya aktif dan mungkin hanya duduk beberapa menit.
Buku sensorik sentuh dan rasakan merupakan buku yang bisa menarik perhatian bayi.
Waspadai media yang memberikan rangsangan berlebihan; buku dengan visual yang tajam dan sederhana serta sedikit gambar per halaman sangat bagus untuk bayi.
Jadikan buku mudah diakses, seperti di keranjang di lantai atau rak dinding yang menghadap ke depan. Seiring waktu, bayi bisa berlatih mengambil buku dan duduk lebih lama.
Jadi, mengajarkan bilingual pada bayi bisa menyebabkan keterlambatan bicara itu hanya mitos, ya, Ma. Faktanya, mengajarkan bahasa asing pada bayi sejak dini justru bisa memberikan banyak manfaat untuk si Kecil.
Apakah Mama berencana untuk mengajarkan bahasa asing pada bayi? Semoga berhasil!