Bolehkah Mengoleskan Minyak Aromaterapi di Hidung Bayi saat Pilek?
Sebelum mengoleskan minyak aromaterapi pada bayi, cek faktanya dulu, Ma
13 November 2024
Follow Popmama untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Pilek merupakan infeksi akibat rhinovirus yang menyerang saluran pernapasan bagian atas. Bayi dan anak-anak memang paling rentan terserang pilek karena sistem imunnya yang masih belum sempurna.
Pada umumnya, pilek akan sembuh dengan sendirinya tanpa pemberian obat. Namun sebagai orangtua, wajar jika Mama khawatir dan sedih melihat si Kecil tidak nyaman.
Minyak aromaterapi diyakini bisa menambah kenyamanan saat sakit, termasuk saat pilek.
Nah, Mama mungkin bertanya-tanya, bolehkah mengoleskan minyak aromaterapi di hidung bayi saat pilek? Untuk mengetahui jawabannya, simak dulu ulasan Popmama.com berikut ini.
Bolehkah Mengoleskan Minyak Aromaterapi di Hidung Bayi saat Pilek?
Menurut dr. Lucky Yogasatria Sp.A, Mama sebaiknya tidak mengoleskan minyak aromaterapi di kulit bayi. Termasuk di hidung si Kecil saat ia pilek.
Secara umum, minyak terbukti menyebabkan kerusakan pada kulit bayi dengan menurunkan penghalang lipid di kulit, sehingga minyak harus digunakan dengan tepat.
Masing-masing minyak aromaterapi memiliki anjuran penggunaan yang berbeda-beda mulai dari bayi baru lahir hingga orang dewasa. Meskipun beberapa minyak aman untuk dioleskan pada kulit dengan pengenceran yang tepat, ada pula yang tidak. Mama harus selalu berhati-hati saat berhubungan dengan bayi.
Sering kali, minyak disebarkan di udara sebagai pengganti minyak yang dioleskan ke kulit. Karena sinus, paru-paru, dan tubuh bayi masih berkembang, Mama sebaiknya tidak menggunakan diffuser minyak esensial saat bayi berada di ruangan.
Beberapa perusahaan membuat campuran minyak esensial khusus yang dirancang dengan mempertimbangkan keselamatan bayi. Nah, Mama mungkin bisa mempertimbangkannya.
dr. Lucky juga menambahkan bahwa untuk mengatasi dan meredakan gejala pilek, Mama perlu membuat si Kecil merasa nyaman.
Editors' Pick
Gejala Pilek pada Bayi
Pilek pada bayi ditandai dengan keluarnya ingus atau cairan jernih dari hidung, yang dapat berubah menjadi kekuningan atau kehijauan setelah satu minggu.
Selain itu, bayi juga mungkin bisa mengalami batuk, mata merah, atau sedikit demam. Umumnya bayi masih mau makan atau bermain secara normal.
Menurut CDC, gejala pilek biasanya memuncak dalam dua hingga tiga hari dan kemudian mulai membaik. Gejala-gejalanya antara lain:
- Hidung berair (biasanya berair pada awalnya, kemudian kadang berubah menjadi kuning atau berwarna hijau),
- hidung tersumbat,
- demam ringan,
- batuk (terkadang memburuk di malam hari),
- sakit tenggorokan,
- kelelahan,
- kehilangan nafsu makan,
- bersin.
Apa Penyebab Pilek pada Bayi?
Pilek dapat disebabkan oleh infeksi berbagai virus, tapi yang paling umum adalah rhinovirus. Virus tersebut bisa memasuki mulut, hidung, atau mata bayi yang baru lahir melalui cara berikut:
- Orang terinfeksi yang menyentuh tangan bayi. Tangan bayi yang terkontaminasi kemungkinan akan menyentuh mata, hidung, atau mulutnya sehingga membuat virus masuk ke tubuh.
- Ketika seseorang yang terinfeksi batuk, bersin, atau berbicara, percikan liurnya yang terkontaminasi bisa menularkan virus ke bayi.
- Sebagian virus juga bisa hidup di permukaan selama dua jam atau lebih. Ketika bayi menyentuh permukaan yang telah terkontaminasi, misalnya mainan dari orang yang terinfeksi, maka ia pun bisa tertular virus.
Cara Mengatasi Pilek pada Bayi di Rumah
Selain obat-obatan, Mama juga dapat menggunakan cara alami dan tradisional untuk mengatasi pilek pada bayi.
Namun perlu diperhatikan bahwa penggunaan obat tradisional sebagai obat minum hanya boleh diterapkan pada anak usia dua tahun. Sedangkan untuk bayi hanya diperbolehkan untuk obat luar saja.
Berikut beberapa hal yang dapat dilakukan untuk mengatasi pilek pada bayi:
- Menggunakan bawang merah dan kunyit yang dibalur di beberapa bagian tubuh
- Sedot lendir untuk membersihkan saluran pernapasan
- Mengatur kadar kelembapan ruangan
- Menyusui
- Istirahat yang cukup dan mengatur posisi tidur
- Uap hangat untuk melancarkan pernapasan
- Pilek memang bukanlah penyakit yang serius. Tetapi ketika bayi mama berusia kurang dari tiga bulan, pilek dapat dengan cepat berubah menjadi croup atau pneumonia. Pantau gejalanya dan segera hubungi dokter anak jika gejalanya semakin memburuk atau bertahan lebih dari tiga hari.
- Jika bayi mama berusia kurang dari empat minggu dan mengalami demam 38° Celcius atau lebih, segera bawa ke IGD. Pada usia ini, bayi bisa mengalami sakit dengan sangat cepat karena mereka belum mendapatkan imunisasi lengkap. Dokter akan melakukan observasi untuk memastikan bayi tidak terinfeksi bakteri seperti meningitis.
- Begitu pula jika bayi mama menderita demam tinggi, sakit telinga, mata memerah, tidak bisa makan dengan normal atau tidak banyak buang air kecil, bisa jadi sakitnya lebih dari sekadar pilek biasa. Segera bawa ke dokter untuk pengobatan lebih lanjut.
- Daya tahan tubuh bayi belum berkembang dengan sempurna, sehingga bayi rentan terinfeksi virus. Karena itu, Mama harus memerhatikan hal-hal yang berisiko membuat bayi sakit.
Di pasaran, Mama bisa menemukan minyak aromaterapi yang dibuat khusus untuk bayi. Mama bisa memilihnya sesuai dengan kebutuhan. Selain itu, diskusikan juga dengan dokter mengenai faktor keamananya untuk bayi ya, Ma.
Itu penjelasan tentang bolehkah mengoleskan minyak aromaterapi di hidung bayi saat pilek. Semoga informasi ini bisa membantu Mama dalam mengatasi pilek pada si Kecil, Ma.
Baca juga:
- Penggunaan Lilin Aromaterapi di Sekitar Bayi, Apakah Aman?
- Baik Untuk Kesehatan, Ini Cara Memanfaatkan Aromaterapi yang Maksimal
- Apakah Minyak Esensial Aman Digunakan oleh Bayi?