Cegukan pada Bayi Dapat Mendukung Perkembangan Otaknya, Kok Bisa ya?
Meski membuat khawatir, cegukan pada bayi baik untuk perkembangan otaknya, Ma
17 April 2022
Follow Popmama untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Mama mungkin khawatir ketika bayi yang baru lahir mengalami cegukan. Namun ada sesuatu yang dapat menenangkan Mama. Sebuah penelitian baru dilakukan oleh University College of London. Penelitian tersebut mengungkapkan jika cegukan justru dapat membantu perkembangan otak bayi yang baru lahir.
Apa hubungannya antara cegukan dengan perkembangan otak bayi? Popmama.com merangkum jawabannya pada ulasan berikut ini, Ma.
Penelitian Mengenai Efek Cegukan pada Bayi
Sebuah studi yang dilakukan oleh para peneliti dari University College of London dan diterbitkan dalam jurnal Clinical Neurophysiology menunjukkan bahwa cegukan, kontraksi yang kuat pada diafragma yang disebabkan oleh iritasi atau rangsangan pada otot, dapat memicu aktivitas listrik di otak yang membantu bayi belajar bagaimana mengatur pernapasan mereka.
Peneliti mengamati 217 bayi yang lahir pada rentang 30 minggu hingga 42 minggu dan mencatat aktivitas otak bayi dengan elektroda yang ditempatkan di kulit kepala mereka. Mereka juga menempatkan sensor gerakan di perut bayi untuk menentukan kapan cegukan itu terjadi.
Editors' Pick
Cegukan Membantu Otak Bayi Mempelajari Otot-Otot Pernapasan
Menurut penelitian, semua cegukan terjadi saat bangun atau tidur aktif. Setiap cegukan memicu tiga gelombang otak terpisah pada semua bayi yang baru lahir, yang terakhir mereka percaya membantu bayi menghubungkan suara cegukan dengan kontraksi diafragma.
"Alasan mengapa kita cegukan tidak sepenuhnya jelas, tetapi mungkin ada alasan perkembangan, karena janin dan bayi yang baru lahir cegukan begitu sering," kata Kimberley Whitehead, penulis utama studi dan rekan penelitian di Neuroscience University College of London, Departemen Fisiologi, dan Farmakologi dalam rilis berita.
Studi tersebut juga menemukan bahwa cegukan sebenarnya dimulai di dalam rahim, paling cepat di usia kehamilan sembilan minggu. Bayi prematur juga sangat rentan terhadap cegukan, mereka menghabiskan waktu sekitar 15 menit sehari untuk cegukan.
Menurut Dr. Lorenzo Fabrizi, seorang peneliti senior di University College of London dan penulis senior studi tersebut, “Aktivitas akibat cegukan mungkin membantu otak bayi untuk mempelajari cara memantau otot-otot pernapasan sehingga pada akhirnya pernapasannya dapat diatur secara sukarela dikendalikan dengan menggerakkan diafragma ke atas dan ke bawah. "
Saat lahir, sirkuit yang memproses sensasi tubuh tidak berkembang sepenuhnya, jadi pembentukan jaringan seperti itu merupakan tonggak perkembangan penting bagi bayi baru lahir.