Cooing pada Bayi, Awal Perkembangan Kemampuan Berbahasa Bayi
Hanya suku kata tunggal, cooing merupakan tahapan berkomunikasi yang penting pada bayi, Ma
4 Januari 2022
Follow Popmama untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Saat baru lahir, bayi berkomunikasi dengan cara menangis. Ini adalah suara pertama yang mereka hasilkan. Selain menangis, cooing adalah perkembangan bahasa atau komunikasi pertama yang dicapai bayi dan salah satu tahap perkembangan terpenting bayi di tahun pertama mereka.
Meski terlihat sederhana, ini merupakan langkah awal bayi untuk dapat berbicara kelak, Ma. Karena itu, sangat penting untuk mendorong perkembangannya.
Kapan bayi mulai cooingdan apa yang dapat Mama lakukan untuk mendorongnya? Yuk, temukan jawaban mengenai cooing pada bayi pada ulasan Popmama.com berikut ini, Ma.
Apa Itu Cooing?
Cooing adalah perilaku spontan seorang bayi untuk mengomunikasikan kebutuhan dan perasaannya. Ini biasanya mengacu pada suara vokal yang dihasilkan bayi. Bunyi ini dapat mencakup suku kata tunggal, seperti "ah," "ooo," atau "eee," dan suku kata yang terpisah, seperti "ah-ah," atau "ooh-ooh."
Ini adalah awal perkembangan berbahasa si Kecil.
Editors' Pick
Kapan Bayi Mulai Cooing?
Umumnya, bayi mulai mengeluarkan suara vokal atau cooing di usia dua bulan. Pada usia ini, mereka juga mulai merespons suara, tersenyum, dan meniru ekspresi wajah mama.
Seperti yang terjadi pada semua pencapaian, beberapa bayi mungkin membutuhkan lebih banyak waktu untuk mulai mengoceh, karena semua bayi berkembang dengan kecepatannya masing-masing.
Namun, jika bayi mama tidak kunjung melakukannya dalam tiga bulan, segera konsultasikan dengan dokter anak.
Manfaat Cooing untuk Perkembangan Bayi
Cooing tidak hanya sekadar mengeluarkan suara-suara saja, tetapi juga memberikan banyak manfaat untuk bayi mama, seperti:
- Perkembangan keterampilan: Jika bayi mulai cooing, itu berarti bayi mengembangkan keterampilan komunikasi. Ini adalah upaya bayi untuk menyuarakan kebutuhannya. Seiring berjalannya waktu, mereka akan mulai memahami suara yang lebih kompleks.
- Latihan mulut: Cooing melibatkan berbagai bagian mulut. Seorang bayi mulai melatih bibir, langit-langit, dan lidah serta rahang dengan mengeluarkan suara-suara yang konstan.
- Membangun bonding: Ini membantu menciptakan ikatan khusus antara Mama dan bayi. Saat Mama membuat suara dan gerakan tertentu, mereka menyadarinya dan mencoba menirunya.
- Memahami kebutuhan: Cooing adalah alat ekspresi bayi. Melalui ini, mereka mencoba mengomunikasikan rasa sakit, senang, kelaparan, dan lainnya. Ini akan memberi Mama pengalaman langsung tentang reaksi bayi dan membantu membaca isyarat bayi dengan lebih baik.
- Perkembangan bahasa: Bahasa pertama seorang anak, selain menangis, adalah cooing. Cooing menawarkan latihan vokal pada bayi dan mempersiapkan mereka untuk belajar bahasa.
Apa yang Dapat Mama Lakukan?
Karena cooing adalah langkah awal perkembangan berbahasa si Kecil, maka Mama dapat melakukan beberapa hal untuk mendorong perkembangannya. Berikut yang dapat Mama lakukan:
1. Berkomunikasi dengan bayi
Komunikasi sangat penting untuk perkembangan bahasa apa pun. Bicaralah dengan bayi karena itu akan mendorong mereka untuk menanggapi Mama.
2. Sering mengobrol
Bayi memahami kata-kata jauh sebelum mereka mulai berbicara. Bicaralah dengan mereka dalam bahasa yang Mama gunakan. Bayi suka meniru. Jika Mama menunjukkan kegembiraan, mereka akan merespons dengan cara yang sama. Mama juga dapat mengobrol sambil menunjuk mata, hidung, atau telinga.
3. Beri tahu bayi apa yang Mama lakukan
Ini akan membantu dalam mengembangkan keterampilan kognitif mereka, yang sangat penting untuk perkembangan bahasa awal.
4. Gunakan kata-kata yang sebenarnya
Gunakan kata-kata yang sebenarnya saat berbicara dengan bayi karena mereka suka meniru. Kata-kata yang salah akan mengirimkan sinyal yang salah kepada bayi.
5. Lakukan kontak mata
Selalu jaga kontak mata dengan bayi untuk menarik perhatiannya. Bayi mulai memerhatikan objek dan wajah serta mengenali orang dari kejauhan sekitar dua bulan. Kontak mata adalah bentuk komunikasi non-verbal yang dapat membantu mereka membangun fokus. Ini juga dapat membantu mereka membedakan antara Mama dan orang asing.
6. Ulangi apa yang diucapkan bayi
Apa pun suara yang dibuat si Kecil, coba ulangi. Selalu bereaksi dengan antusias terhadap suara bayi. Nikmati percakapan dua arah ini. Ini akan membuat bayi tahu bahwa Mama ada untuk memenuhi kebutuhannya.
7. Bernyanyi untuk bayi
Sebuah studi yang dilakukan oleh para ilmuwan di Institut untuk Pembelajaran & Ilmu Otak Universitas Washington menunjukkan bahwa musik membantu meningkatkan keterampilan kognitif bayi dan kemampuan untuk mendeteksi pola dalam suara.
8. Bacakan cerita
Tidak pernah terlalu dini untuk mengenalkan bayi dengan buku. Bacakan cerita untuknya dengan mengeluarkan emosi dan ekspresi. Membaca memberi bayi kesempatan untuk mendengar suara baru. Gambar warna-warni dari buku cerita juga bisa membuat mereka bersemangat.
9. Jelajahi dunia dengan bayi
Selalu menyenangkan membawa bayi ke luar ruangan untuk membiasakan mereka dengan burung, hewan, dan banyak hal lain yang ditawarkan alam. Ini adalah cara lain untuk mengembangkan keterampilan bahasa mereka. Setiap hal baru yang menggairahkan mereka akan mendorong mereka untuk bergaul. Bawa mereka ke taman dan lihat reaksi mereka saat melihat burung terbang. Sambil berjalan-jalan, ceritakan apa yang ada di sekitar. Ini akan meningkatkan kemampuan kognitifnya.
Itulah informasi mengenai cooing pada bayi dan tahap perkembangan berbicara bayi. Semoga tips ini dapat membantu bayi bertransisi ke tahap perkembangan bahasa berikutnya, yaitu mengoceh dengan lancar.
Nikmati setiap menit dari fase singkat ini, Ma!
Baca juga:
- Tidak Hanya Lucu, Senyum Bayi Menunjukkan Perkembangan Uniknya
- Studi: Bayi Senang Mendengar Bayi Lain Saat Mulai Belajar Berbicara
- Studi Mengungkapkan Bahwa Bayi Dapat Berpikir Logis Sebelum Berbicara