Penelitian Menunjukkan Memeluk Bayi Dapat Mengubah DNA. Kok Bisa?
Setelah membaca ini, Mama jadi punya alasan untuk sering-sering memeluk si Bayi, deh
27 Maret 2020
Follow Popmama untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Sentuhan sangat penting bagi manusia dari segala usia. Ilmu pengetahuan telah menunjukkan manfaat fisik dan emosional, misalnya orang yang menderita sakit tertentu mendapat manfaat dari pijatan.
Pekerja yang stres menunjukkan penurunan tekanan darah dan kecemasan setelah duduk di kursi pijat. Bahkan sentuhan sesaat, seperti tepukan di punggung atau melakukan high five, dapat meningkatkan emosi dan kinerja positif.
Banyak penelitian menyatakan bahwa sentuhan sangat penting bagi perkembangan bayi. Bahkan sebuah studi lain menunjukkan bahwa pelukan pada bayi dapat mengubah DNA mereka. Kok bisa ya? Yuk, simak ulasan Popmama.com berikut ini.
Cek! Hasil Penelitian dengan Metilasi DNA
Para peneliti dari University of British Columbia dan BC Children's Hospital Research Institute meminta orangtua dari 94 anak untuk membuat jurnal tentang perilaku bayi mereka pada usia 5 minggu, termasuk saat-saat rewel, makan, tidur, dan menangis.
Menurut sebuah siaran pers, orangtua juga diminta untuk mencatat tanggapan mereka terhadap bayi mereka, termasuk lamanya kontak fisik dan pengasuhan yang mengikuti perilaku bayi mereka.
Ketika anak memasuki usia 4 setengah tahun, sampel DNA diambil dengan cara diseka dari bagian dalam pipi mereka. Sampel kemudian dianalisis untuk perbedaan dalam DNA, berdasarkan seberapa sering bayi disentuh.
Menggunakan proses ilmiah yang disebut metilasi DNA, para peneliti dapat melihat perbedaan yang signifikan antara anak-anak yang kontak tinggi dan kontak rendah di lima situs DNA tertentu. Menurut siaran pers, salah satu situs berperan dalam imunitas dan yang lain berperan dalam metabolisme. Anak-anak yang mengalami lebih sedikit kontak fisik memiliki sel yang kurang berkembang daripada seharusnya untuk anak seusia itu.
Penelitian lebih lanjut akan dilakukan untuk melihat apakah frekuensi sentuhan membawa pengaruh luas bagi kesehatan anak, terutama perkembangan psikologis.
Editors' Pick
Tak Perlu Takut “Memanjakan” Bayi
Sebagian besar orangtua tidak terkejut dengan temuan penelitian ini. Seperti yang telah disebutkan sebelumnya bahwa bayi membutuhkan sentuhan fisik dan kasih sayang.
Namun ada orangtua yang memilih untuk tidak menggendong atau memeluk terlalu sering karena takut memanjakan bayi atau kebiasaan ini tidak membuat bayi mandiri.
Penelitian lainnya membantah ketakutan ini. Sebuah artikel yang diterbitkan oleh London Journal of Primary Care menyatakan bahwa tahap paling penting untuk perkembangan otak adalah pada awal kehidupan, dimulai di dalam rahim dan kemudian tahun pertama kehidupan.
Pengalaman bayi dengan Mama sangat penting perkembangan otaknya. Interaksi dan komunikasi yang berulang-ulang akanmembantu terbentuknya ingatan dan hubungan.Selain itu juga mendorong perkembangan pembelajaran serta. Ini menunjukkan bahwa bayi memiliki otak yang rumit dan rentan, Ma.