Waspadai Alergi Dingin pada Bayi. Ini Cara Mencegahnya, Ma!
Alergi dingin tidak sama dengan flu ya, Ma
29 Maret 2019
Follow Popmama untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Alergi dingin bisa terjadi pada siapa saja termasuk bayi mama. Alergi bukanlah penyakit yang mematikan, melainkan terjadi karena respons abnormal dari sistem kekebalan tubuh.
Pada alergi dingin, respons tubuh mirip dengan beberapa jenis reaksi alergi lainnya. Namun penyebabnya bukan bahan atau zat tertentu melainkan disebabkan oleh paparan udara dingin.
Apa yang harus dilakukan apabila bayi mama mengalami alergi dingin? Simak ulasannya.
Editors' Pick
Gejala Alergi Dingin
Biasanya gejala alergi dingin muncul saat kulit terpapar air atau cuaca bersuhu dingin. Alergi dingin juga lebih berisiko muncul dalam kondisi yang udara yang berangin dan lembap.
Bila bayi Mama mengalami gejala-gejala seperti yang disebutkan di bawah ini, kemungkinan ia mengalami alergi dingin.
Gangguan pernapasan
Udara dingin menyerang daya tahan tubuh yang menstimulasi produksi lendir di saluran pernapasan. Gejala yang muncul antara lain bersin, banyak dahak, batuk, dan sesak napas.
Timbul gatal-gatal di kulit
Hal ini disebabkan mekanisme pertahanan tubuh yang bereaksi secara berlebihan mengeluarkan histamin. Histamin adalah suatu senyawa kimia yang menyebabkan timbulnya gejala alergi berupa gatal-gatal yang bisa menyebar ke seluruh tubuh.
Syok anafilaksis
Pada tingkat yang parah, alergi dingin ini dapat menyebabkan pingsan, jantung berdebar, atau pembengkakan anggota badan atau syok anafilaksis. Syok ini bisa berakibat fatal, apalagi jika pembengkakan terjadi di saluran pernapasan atas yang menyebabkan si Bayi sulit bernapas dan kekurangan oksigen. Reaksi yang ditimbulkan dapat berpotensi membahayakan nyawa, seperti pembengkakan pada tenggorokan dan lidah sehingga sulit bernapas, tekanan darah menurun drastis, jantung berdebar, pingsan, serta membengkaknya lengan dan kaki.
Reaksi alergi biasanya paling parah pada saat seluruh tubuh terpapar oleh suhu dingin, seperti pada saat berenang di air dingin.
Alergi Dingin Tidak Sama dengan Flu
Alergi dingin tidak sama dengan flu ya, Ma. Apa yang membedakan alergi dingin dengan flu?
- Alergi biasanya terjadi lebih sering daripada flu. Dalam seminggu, alergi bisa terjadi 2-3 kali.
- Sedangkan flu yang disebabkan karena virus dan biasanya terjadi 1 minggu sekali.
- Alergi tidak disertai dengan gejala demam. Jika bayi Mama mengalami bersin dan batuk yang dibarengi demam, berarti itu adalah gejala flu karena infeksi virus.
- Alergi lebih sering diikuti dengan gejala seperti kulit kemerahan, gatal, dan bengkak.
Cara Mencegah Alergi Dingin
Pencegahan alergi dingin dapat dilakukan dengan beberapa hal seperti di bawah ini:
- Hindari alergen. Jika bayi memiliki alergi dingin, persiapkan bayi dengan baik apabila berada di ruangan dingin atau udara dingin. Pakaikan baju hangat, kaos kaki, sarung tangan, serta penutup kepala agar bayi terus dalam keadaan hangat. Mengatur suhu ruangan (AC) agar tidak terlalu dingin bagi bayi Mama.
- Mintalah resep antihistamin atau antialergi kepada dokter. Simpan obat tersebut untuk berjaga-jaga saat alergi bayi kambuh. Obat antihistamin ini diberikan saat bayi sudah mengalami gejala alergi dan bukan untuk mencegah timbulnya gejala.
- Istirahat yang cukup. Terlalu lelah dapat meningkatkan potensi timbulnya gejala alergi.
- Tingkatkan daya tahan tubuh bayi. Daya tahan tubuh bayi bisa ditingkatkan dengan memberikan vitamin dan mineral yang cukup.
Jangan khawatir apabila bayi mama memiliki alergi dingin. Bayi tetap bisa bermain dan beraktivitas seperti bayi lain, Mama hanya perlu menambahkan pakaian dan topi agar badannya tetap hangat.
Semoga bermanfaat.
Baca juga:
- 6 Cara Mendeteksi dan Mengatasi Rhinitis Alergi
- Ini Ma, 5 Jenis Tes Alergi Anak yang Perlu Dipahami!
- Kenali 8 Tanda Bayi Alergi Telur, Bukan Sekadar Kulit Gatal