Waspada Higroma Kistik pada Bayi, Munculnya Benjolan pada Leher Bayi
Benjolan ini dapat bertumbuh dan mengganggu organ lain
30 Juli 2020
Follow Popmama untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Apakah Mama pernah melihat bayi dengan benjolan di pipi atau leher? Mungkin bayi mama juga mengalami hal tersebut. Benjolan apa itu? Apakah berbahaya?
Bayi dengan benjolan di pipi atau leher kemungkinan mengalami higroma kistik, terutama jika benjolan ini terus membesar.
Ini adalah pertumbuhan jaringan abnormal pada sistem limfatik tubuh. Hanya satu dari 8.000 bayi yang lahir dengan kista jenis ini. Beberapa disertai dengan cacat lahir. Jika bayi mama lahir dengan kondisi ini, dokter akan segera memeriksanya. Namun jangan khawatir, Ma, bayi yang lahir dengan higroma kistik dapat tumbuh dengan sehat.
Kadang kista ini hilang dengan sendirinya. Jika tidak, perlu dilakukan operasi untuk menghilangkan benjolan tersebut sehingga tidak membahayakan area tubuh terdekat, menjadi terinfeksi, atau membuat bayi tidak nyaman saat ia tumbuh.
Apa penyebabnya dan bagaimana penanganan higroma kistik pada bayi? Yuk, simak ulasan Popmama.com berikut ini.
Penyebab Higroma Kistik
Baik gen bayi dan lingkungannya di dalam rahim dapat membuat sistem limfatiknya tidak tumbuh dengan benar. Ini menyebabkan terbentuknya higroma kistik.
Selain kelainan genetik, infeksi virus yang terjadi pada Mama saat hamil juga dapat menjadi penyebabnya. Bahkan gaya dan pola hidup yang tidak sehat, seperti merokok dan minum minuman beralkohol, juga dapat memicu munculnya higroma kistik ini.
Benjolan ini bisa terdiri dari satu kista atau lebih yang akan semakin membesar seiring berjalannya waktu. Sebagian besar kasus kerap menyerang usia anak-anak, khususnya saat bayi masih di dalam kandungan. Meski begitu, kondisi ini juga dapat berkembang setelah bayi lahir. Higroma kistik yang tumbuh setelah bayi lahir biasanya aman, namun jika terus menerus tumbuh, berisiko mengganggu organ lain.
Editors' Pick
Diagnosis Higroma Kistik
Saat Mama hamil, dokter mungkin menemukan kondisi ini pada janin saat USG rutin. (Kista ini biasanya ditemukan pada minggu ke-20 kehamilan). Mama juga dapat memerhatikannya setelah bayi lahir atau bahkan saat ia bertumbuh.
Selain USG, tes darah yang dilakukan pada minggu ke 15-20 juga dapat mendeteksi kista ini, Ma. Tes ini mengukur alpha-fetoprotein (AFP), yaitu zat yang diproduksi oleh tubuh janin dan mengalir dalam aliran darah mama. Pada sebagian besar kasus, ibu dengan janin yang memiliki higroma kistik memiliki angka AFP yang tinggi.
Jika dokter mendiagnosis janin memiliki higroma kistik, kemungkinan dokter akan menyarankan Mama untuk melakukan operasi caesar di minggu ke 38. Setelah lahir, bayi mungkin akan mendapatkan beberapa tes, seperti rontgen dada, USG, dan MRI untuk mendiagnosis kista.