Kapan Sunat Bayi Laki-Laki Boleh Dilakukan? Cek Faktanya di Sini!
Selain faktor agama, sunat memiliki banyak manfaat jika dilihat dari sisi medis
6 September 2020
Follow Popmama untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Di Indonesia, sunat biasanya dilakukan karena faktor agama atau tradisi. Dilihat dari sisi medis, sunat memiliki banyak manfaat.
Ini dapat dilakukan ketika masih bayi atau ketika anak sudah lebih besar. Namun karena sunat merupakan prosedur yang cukup kompleks, maka butuh pertimbangan yang matang sebelum memutuskan kapan waktu yang tepat.
Untuk membantu Mama, Popmama.com merangkum informasi mengenai waktu yang tepat untuk sunat bayi laki-laki serta apa saja manfaatnya.
Waktu yang Tepat Bagi Bayi Laki-Laki untuk Disunat
Menurut Integral Medical Center di London, waktu yang tepat untuk sunat bayi laki-laki adalah pada usia 7-14 hari.
Beberapa ahli mengatakan, di usia tersebut, darah yang keluar saat proses sunat masih sedikit. Pembentukan sel-sel dan jaringan sedang tumbuh dengan pesat saat masih bayi. Risiko sakit dan trauma akibat proses sunat juga tidak akan berpengaruh ke depannya bagi anak.
Namun sunat dapat dilakukan kapan saja tergantung kesiapan bayi dan orangtua. Tetapi, ada beberapa risiko yang mungkin akan dialami anak jika ia baru disunat di usia yang sudah lebih besar, seperti perlunya beberapa jahitan pada kulit penis dan adanya risiko perdarahan ketika sunat.
Editors' Pick
Manfaat Melakukan Sunat ketika Masih Bayi
Melakukan sunat saat masih bayi akan memberikan beberapa manfaat berikut:
- Mencegah masalah pada penis
Di beberapa kasus, kulup pada penis yang tidak disunat dapat menempel kuat di kepala penis dan menyebabkan fimosis. Hal ini kemudian dapat menyebabkan peradangan pada kulup atau kepala penis.
- Mengurangi risiko infeksi salurah kemih
Penelitian menyatakan bahwa bayi yang tidak disunat berisiko lebih tinggi menderita infeksi saluran kemih. Salah satu alasannya adalah karena penis yang disunat lebih mudah dijaga kebersihannya.
- Mengurangi risiko kanker penis
Kanker penis adalah jenis kanker yang jarang terjadi, baik pada orang yang disunat maupun tidak. Namun, bukan berarti semua orang sepenuhnya terbebas dari kemungkinan kanker penis.
Dengan menyunat, dapat menekan risiko terkena kanker penis dan juga prostat ketika ia dewasa nanti, Ma.
- Menurunkan risiko terkena penyakit seksual menular
Selain untuk menyehatkan organ reproduksi, sunat juga memberikan manfaat jangka panjang bagi anak setelah ia dewasa. Sunat dipercaya dapat mengurangi risiko terkena penyakit seksual menular. Namun hal ini tentunya harus disertai dengan perilaku seks yang aman.
Risiko Melakukan Sunat saat Masih Bayi
Meski risikonya tergolong rendah, namun penting untuk diketahui. Komplikasi yang paling sering muncul adalah perdarahan dan infeksi.
Namun, selain itu, berikut beberapa risiko sunat saat masih bayi:
- Cedera pada penis
- Peradangan pada bukaan penis (meatitis)
- Masalah pada kulup, seperti kulup gagal sembuh dengan baik atau kulup menempel di ujung penis dan butuh bedah perbaikan
- Gangguan pada saluran kemih, seperti penyempitan pada saluran kencing di penis
- Nyeri saat ereksi ketika sudah dewasa karena terlalu banyak kulit yang dipotong
Tidak Semua Bayi Dapat Disunat sejak Bayi
Menyunat anak laki-laki saat masih bayi juga tidak bisa sembarang dilakukan. Kondisi bayi harus sehat serta kondisi organ vitalnya harus dalam keadaan yang stabil.
Jika bayi lahir secara prematur, memiliki gangguan pembekuan darah, atau menderita kelainan genetik, maka ini tidak dapat dilakukan.
Jika Mama ragu, konsultasikan dulu untuk memutuskan kapan waktu yang terbaik untuk sunat bayi laki-laki mama.
Baca juga:
- Pro Kontra Sunat Bayi, Pertimbangkan Dulu Sebelum Melakukannya
- Alami ISK hingga Berat Badan Turun, Anak Kedua Tya Ariestya Disunat
- Kapan Dilakukan? Ini 5 Fakta Sunat pada Bayi Laki-laki Menurut WHO