10 Kesalahan Umum yang Dilakukan oleh Orangtua Bayi Baru Lahir
Banyak orangtua baru yang tidak sadar melakukan kesalahan ini
28 Juni 2021
Follow Popmama untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Memiliki anggota keluarga baru tentu membuat Mama dan Papa gembira. Namun di sisi lain, membawa bayi yang baru lahir pulang ke rumah dapat membuat Mama cemas. Terutama jika Mama adalah orangtua baru, Mama mungkin merasa takut jika melakukan kesalahan fatal.
Ini dapat dipahami, sebagai orangtua baru, Mama belum memiliki banyak pengalaman. Melakukan kesalahan merupakan hal yang normal.
Berikut Popmama.com akan mengulas 10 kesalahan umum yang dilakukan orangtua dengan bayi baru lahir. Apa saja ya?
1. Kesalahan dengan car seat
Mencari tahu cara memasang car seat dengan benar dan aman dapat menjadi tantangan bagi sebagian orangtua. Sebuah studi tahun 2016 yang dilakukan pada 300 keluarga, yang diterbitkan dalam Journal of Pediatrics, menemukan 91 persen dari orangtua itu membuat kesalahan serius saat memasang car seat atau menempatkan bayi mereka di kursi itu.
86 persen dari kesalahan-kesalahan tersebut adalah mengenai bagaimana posisi yang tepat bagi bayi. Sebagian besar kesalahan ini fatal dan meningkatkan risiko cedera bagi bayi.
Untuk bayi baru lahir, orangtua harus memastikan kepala bayi mereka tidak jatuh ke depan, yang dapat membatasi pernapasan. Ini termasuk memasang kursi pada sudut yang benar untuk menjaga kaki bayi tetap tinggi, dengan tubuh bersandar sehingga bayi dapat memutar kepalanya ke samping dan bernapas dengan normal.
Jika bayi membungkuk atau ke samping di kursi, American Academy of Pediatrics menyarankan untuk menempatkan selimut yang digulung dan diletakkan di kedua sisi bayi. Mama juga dapat menggunakan bantal atau insert khusus untuk merek car seat yang Mama gunakan. Jangan gunakan merek yang tidak sesuai.
Hindari untuk meletakkan selimut atau guling di atas kepala bayi.
2. Tidur miring dan tengkurap
American Academy of Pediatrics menegaskan bahwa setiap bayi harus tidur telentang, di boks mereka sendiri, tanpa mainan, dan hindari menggunakan tempat tidur yang empuk. Ini bertujuan untuk menghindari SIDS atau sindrom kematian bayi mendadak dan kematian terkait tidur pada bayi.
Sebuah studi tahun 2015 oleh Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit di Amerika Serikat menemukan satu dari lima ibu menempatkan bayi tidur miring atau tengkurap. Dan 39 persen ibu menggunakan kasur empuk untuk bayinya.
Menurut Dr. Tanya Altmann, dokter anak dan penulis buku Baby and Toddles Basic, hal ini membuat khawatir karena banyak orangtua yang tidak mengetahui bahwa penggunaan bumper di tempat tidur bayi tidak diperbolehkan. Selain itu, hindari bantal, mainan, dan barang-barang tambahan di tempat tidur atau boks bayi. Ini untuk menghindari kecelakaan saat tidur.
3. Membiarkan bayi tidur terlalu lama di antara waktu menyusui
Beberapa orangtua baru membuat kesalahan dengan membiarkan bayi tidur terlalu lama di antara waktu menyusui. Salah satu alasannya mungkin karena Mama lelah dan butuh istirahat. Tetapi menurut para ahli, ini merupakan sebuah kesalahan.
"Beberapa minggu pertama, bayi itu perlu menyusu setiap dua hingga tiga jam, bahkan jika mereka tidak memintanya," kata Altmann. "Tapi begitu mereka telah mendapatkan kembali berat lahirnya dan Mama sudah berkonsultasi dengan dokter, rentang dapat diperpanjang menjadi 3-5 jam. Tetapi dalam beberapa minggu pertama, bayi perlu dibangunkan."
Jika Mama melakukan segalanya dengan benar dan bayi tumbuh dan berkembang dengan baik, kata Altmann, sangat mungkin untuk membuat bayi tidur sepanjang malam pada usia 2 atau 3 bulan. Namun perlu diperhatikan bahwa beberapa bayi mengalami kemunduran antara tiga dan empat bulan dan mulai bangun lebih sering dan menyusu lebih sering.
4. Bayi tidak bersendawa dengan benar
Salah satu kesalahan utama yang bisa dilakukan banyak orangtua baru adalah gagal membuat bayi bersendawa.
Salah satu alasannya adalah mungkin orangtua baru gugup saat menangani bayi yang baru lahir. Sehingga sebagian besar segera meletakkan bayi setelah menyusui karena takut tidak memegang bayi dengan benar.
Akibat gagal bersendawa adalah bayi bisa muntah, mengeluarkan banyak ASI atau susu yang sudah diminum, atau menangis karena merasa kesakitan atau tidak nyaman.
Jadi mengetahui teknik bersendawa yang benar sangat penting, Ma.
Editors' Pick
5. Tidak melakukan sendawa sebelum menyusui
Sebagian besar dari kita berpikir bahwa bersendawa selalu dilakukan setelah bayi menyusui. Tetapi para ahli mengatakan bahwa Mama juga harus meluangkan waktu membuat bayi bersendawa sebelum menyusui.
Beri waktu setidaknya 2 menit sebelum mulai menyusui. Ini dapat membantu menghilangkan masalah gas dan muntah pada bayi yang baru lahir selama 30 hari pertama. Ini akan membuat bayi merasa nyaman dan puas.
6. Kesalahan dalam mencampur susu formula dan menyusui
Membuat kesalahan mengukur susu formula dan air cukup sering terjadi, kata Altmann. Demikian juga pada ibu yang menyusui ASI, kesalahan yang sering terjadi adalah mulut bayi tidak sepenuhnya menempel di payudara. Bayi terlihat seakan-akan sedang menyusu, namun sebenarnya ia tidak menelan atau hanya sedikit menyusu.
Jika Mama membuat susu formula untuk bayi terlalu encer, bayi tidak mendapatkan nutrisi yang cukup. Ini dapat menghambat perkembangannya. Pastikan Mama membaca dan mengikuti petunjuk pembuatan susu formula dengan benar.
Jika Mama memiliki masalah atau merasa sakit selama menyusui, konsultasikan dengan konsultan laktasi. Lalu awasi secara teratur berat badan bayi. Jika berat badan bayi terus menurun, mungkin ada yang salah dengan susu formula atau caranya menyusu.
7. Gerak bayi terlalu dibatasi
Altmann mengatakan kesalahan yang sering dibuat oleh orangtua baru adalah meletakkan bayi di car seat atau kursi goyang.
"Saya melihat orangtua bersama bayi, di sebuah restoran, di taman, mengobrol dengan teman-teman, dan mereka membawa bayi di kursi mobil," kata Altmann. Ia menyarankan untuk menggunakan car seat hanya di mobil saja.
Kurang berinteraksi dengan bayi dapat menyebabkan keterlambatan bahasa dan masalah lain karena kurangnya stimulasi. Selama bayi terjaga, mereka harus dalam posisi tengkurap atau berada di pelukan Mama. Bayi sebaiknya tidak “diikat”, mereka harus bergerak, meregang, berguling, dan mendorong kepala ke atas.
8. Menyepelekan atau bereaksi berlebihan terhadap demam
Demam pada bayi baru lahir bisa menjadi masalah yang serius. Jika bayi berusia kurang dari tiga bulan dan mengalami demam 37.7 derajat celsius atau lebih tinggi, segera hubungi dokter anak.
"Untuk bayi yang lebih tua, saya biasanya mengatakan kepada orangtua untuk tidak panik dengan apa yang ditunjukkan oleh termometer," jelas Altmann. Alih-alih panik, amati bayi dengan baik untuk mencari tahu apa yang terjadi dengan mereka, karena tidak setiap demam perlu diobati.
Lihatlah bayi dan amati. Apakah mereka minum cairan? Apakah mereka senang dan bermain? Apakah mereka tidur dengan bayi? Apakah mereka kesulitan bernapas? Itulah pertanyaan yang harus Mama tanyakan pada diri sendiri, kata Altmann. Para ahli mengatakan sebagian besar demam tidak berbahaya, dan kemungkinan akibat infeksi ringan.
9. Tidak mengatur suhu yang tepat untuk bayi di rumah
20-22 derajat celsius merupakan suhu yang nyaman untuk bayi. Sebagian orangtua mungkin khawatir bayi akan kedingingan sehingga mengatur suhu rumah menjadi terlalu hangat. Kulit bayi harus selalu hangat, tidak panas atau dingin, jika disentuh.
Jika bayi kedinginan, maka tubuhnya perlu membakar kalori ekstra untuk menaikkan suhu tubuhnya, sehingga tidak ada kalori lagi untuk menaikkan berat badan. Jadi, bahkan jika bayinya menyusu dengan baik, dia mungkin tidak berkembang dengan baik karena mereka harus membakar banyak kalori untuk menjadi hangat.
Bayi yang baru lahir tidak memiliki sirkulasi yang baik pada awalnya, jadi memiliki tangan dan kaki yang dingin adalah normal.
10. Membawa bayi yang baru lahir ke tempat ramai
Beberapa orangtua ingin membawa bayi mereka yang baru lahir ke pertemuan keluarga besar sehingga semua orang dapat bertemu dengan si Kecil. Ini bisa menjadi suatu kesalahan.
Mama perlu melindungi bayi dari paparan kuman dan orang-orang yang berpotensi menularkan penyakit selama dua bulan pertama. Sistem kekebalan bayi lemah serta masih tumbuh dan berkembang.
Namun itu bukan berarti Mama tidak dapat meninggalkan rumah. Mama dapat berjalan-jalan di sekitar rumah atau taman bersama bayi, hindari tempat yang ramai. Karena ketika berada di keramaian, bayi berpotensi terkena flu atau penyakit menular lainnya. Bahkan jika mereka berada beberapa meter jauhnya dari bayi.
Nah, semoga informasi mengenai kesalahan orangtua pada bayi baru lahir di atas dapat membantu Mama. Sebagai orangtua baru, sangat normal untuk membuat kesalahan. Namun Mama juga harus berhati-hati jika menyangkut keselamatan bayi.
Baca juga:
- 9 Ide Bermain untuk Mempererat Ikatan dengan Bayi Baru Lahir
- 5 Tips Mengasuh Bayi yang Baru Lahir di Tengah Pandemi Covid-19
- 7 Alasan Bayi Tidak Mendapatkan ASI Cukup untuk Menambah Berat Badan