Vitamin K adalah vitamin penting yang larut dalam lemak yang penting dalam mempertahankan berbagai fungsi fisiologis, termasuk pembekuan darah.
Tubuh menyimpan vitamin di hati, otak, jantung, pankreas, dan tulang, tetapi cadangan ini terbatas pada bayi baru lahir. Oleh karena itu, bayi baru lahir berisiko lebih tinggi mengalami pendarahan kekurangan vitamin K.
American Academy of Pediatrics (AAP) menyarankan pemberian suntikan vitamin K saat lahir untuk bayi baru lahir. Bagaimana dan kapan suntik vitamin K ini dilahirkan? Dan apa risikonya?
Penjelasan seputar pentingnya suntik vitamin K pada bayi baru lahir bisa disimak pada ulasan Popmama.com berikut ini, ya, Ma.
Mengapa Vitamin K Dibutuhkan oleh Bayi Baru Lahir?
Freepik/Freepic.Diller
Bayi baru lahir berisiko mengalami kelainan perdarahan yang disebut perdarahan defisiensi vitamin K karena rendahnya simpanan vitamin K saat lahir.
Kondisi ini dapat menyebabkan perdarahan atau hemoragi yang berlebihan pada usus dan otak, yang dapat menyebabkan kerusakan otak bahkan dapat mengancam jiwa.
Jadi, bayi harus menerima suntikan vitamin k saat lahir untuk mencegah defisiensi vitamin K. Bayi yang tidak menerima suntikan dapat terpengaruh oleh kondisi tersebut hingga usia 6 bulan.
Bayi baru lahir yang tidak menerima suntikan vitamin K memiliki kemungkinan 81 kali lebih besar untuk mengalami pendarahan hebat dibandingkan mereka yang menerimanya.
Mengapa Bayi Memiliki Tingkat Vitamin K yang Rendah?
Freepik/Studioredcup
Bayi memiliki kadar vitamin K yang rendah saat lahir karena beberapa alasan:
Bayi tidak mengembangkan cadangan vitamin K yang cukup dalam tubuhnya selama dalam kandungan karena vitamin tidak bergerak bebas melintasi plasenta dari ibu ke janin.
Bayi baru lahir tidak memiliki persediaan vitamin K yang cukup di hati mereka.
Usus orang dewasa mengandung bakteri tertentu yang membantu menyintesis vitamin K di usus besar. Namun, bakteri ini tidak ada pada bayi baru lahir.
ASI tidak memasok banyak vitamin K untuk bayi.
Kekurangan vitamin K dapat terjadi pada bayi yang lahir dari ibu yang mengonsumsi obat tertentu selama kehamilan.
Kelainan bawaan seperti fibrosis kistik atau atresia bilier dapat menyebabkan bayi baru lahir mengalami defisiensi vitamin K.
Editors' Pick
Gejala Kekurangan Vitamin K pada Bayi Baru Lahir
Pexels/kenanzhang
Bayi prematur, bayi baru lahir dengan trauma kelahiran, mereka yang membutuhkan pembedahan, dan bayi yang lahir dari ibu yang mengonsumsi obat selama kehamilan yang mengganggu metabolisme vitamin K berisiko lebih tinggi mengalami kekurangan vitamin K.
Beberapa penelitian menunjukkan bayi yang diberi susu formula lebih kecil kemungkinannya untuk mengalami kekurangan vitamin K daripada bayi yang disusui. Itu karena susu formula biasanya diperkaya dengan berbagai mineral dan vitamin, termasuk vitamin K, dalam jumlah yang diperlukan.
Kekurangan vitamin K dapat menyebabkan perdarahan, yang dapat terjadi pada beberapa area tubuh, antara lain:
Di tempat sunat.
Di area pusar.
Kotoran atau tinja karena pendarahan gastrointestinal.
Di lapisan hidung dan mulut.
Di tempat-tempat di mana telah terjadi penyisipan jarum.
Beberapa gejala kekurangan vitamin K lainnya pada bayi baru lahir mungkin termasuk:
Darah dalam urin bayi
Munculnya memar pada kulit
Kejang (karena pendarahan di dalam tengkorak)
Apakah Semua Bayi Baru Lahir Bisa Mendapat Suntikan Vitamin K?
Pexels/Quezia Andrade
Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit di Amerika Serikat (CDC) merekomendasikan agar semua bayi menerima suntikan vitamin K segera setelah lahir.
Itu karena semua bayi baru lahir memiliki kadar vitamin K yang rendah dan berisiko mengalami pendarahan. Namun, bayi prematur mungkin memerlukan dosis yang lebih rendah yang akan diputuskan oleh dokter.
Bagaimana Vitamin K Diberikan pada Bayi?
Freepik/Rawpixel.com
Bayi baru lahir menerima suntikan vitamin K satu kali.
Suntikan satu miligram vitamin K satu kali biasanya diberikan setelah 1 jam pertama kelahiran. Suntikan vitamin K diberikan secara intramuskular (IM) di paha bayi dalam waktu 6 jam setelah lahir.
Namun, bayi juga harus melakukan kontak kulit ke kulit dengan ibunya, dan menyusui harus dimulai pada jam pertama. Suntikan dapat ditunda hingga 6 jam untuk mendorong ikatan langsung dan kontak antara bayi baru lahir dan ibunya.
Tetes vitamin K oral juga tersedia untuk bayi. Namun, tetes tidak diserap secara efisien melalui usus, dan bayi memerlukan tiga dosis.
Oleh karena itu, dosis pertama diberikan saat lahir, diikuti dengan yang kedua pada 3 sampai 5 hari, dan yang ketiga pada 4 minggu setelah lahir. Selain itu, obat tetes oral tidak cocok untuk bayi jika mereka prematur, minum antibiotik untuk diare, atau lahir dari ibu yang minum obat tertentu selama kehamilan.
Apakah Suntik Vitamin K Aman untuk Bayi?
Freepik/bearfotos
Ya, suntikan vitamin K aman. Hati bayi menyimpan vitamin K dari suntikan, perlahan melepaskannya selama berbulan-bulan. Ini mempertahankan jumlah vitamin K yang dibutuhkan tubuh sampai bayi mulai mengonsumsi makanan padat dan mendapatkan vitamin dari makanan.
Efek samping injeksi vitamin K serupa dengan suntikan lain dan mungkin termasuk yang berikut:
Nyeri, memar, atau bengkak di tempat suntikan.
Jaringan parut kulit (dapat terjadi dalam beberapa kasus).
Reaksi alergi (sangat jarang).
Mama dapat menggendong bayi saat suntikan diberikan atau menyusui mereka selama atau segera setelah suntikan untuk mengurangi ketidaknyamanan mereka.
Nah, itu penjelasan tentang pentingnya suntik vitamin K untuk bayi baru lahir, Ma. Diskusikan dengan dokter mengenai kebutuhan si Kecil. Semoga bayi mama selalu sehat, ya!