Kontak Skin To Skin Memengaruhi Respon Bayi Baru Lahir pada Rasa Sakit
Penelitian baru mengungkapkan efek kontak skin to skin terhadap respons rasa sakit, Ma
30 Oktober 2020
Follow Popmama untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Kontak skin to skin pada bayi yang baru lahir memberikan banyak manfaat. Sebuah penelitian baru menegaskan bahwa dalam situasi yang menyakitkan, pelukan dapat membantu mengurangi respons otak bayi yang baru lahir terhadap rasa sakit.
Meski tidak dapat mengungkapkannya dengan jelas, bayi dapat merasakan sakit, Ma. Seperti saat ia merespons suntikan atau prosedur medis yang menyakitkan.
Lalu apa saja manfaat kontak skin to skin untuk bayi? Simak ulasan Popmama.com berikut ini ya, Ma.
Penelitian Mengenai Manfaat Kontak Skin to Skin dengan Bayi Baru Lahir
Bayi yang baru lahir dapat merasakan sakit meski ia belum dapat mengungkapkan perasaannya dengan kata-kata. Sebuah studi baru yang dipimpin oleh para peneliti di UCL dan York University, Kanada, menunjukkan bahwa kontak skin to skin dari orangtua mengurangi seberapa kuat bayi merespon terhadap suntikan dan prosedur medis yang menyakitkan.
Tim peneliti menemukan bahwa ada lebih banyak aktivitas otak pada bayi baru lahir yang bereaksi terhadap rasa sakit, saat orangtua menggendongnya ketika mereka mengenakan pakaian daripada saat tidak.
Mereka mengamati 27 bayi cukup bulan dan bayi prematur yang berusia antara 0-96 hari. Tim peneliti memantau tanggapan mereka terhadap 'tombak tumit' tradisional yang merupakan tes darah yang dilakukan dengan menusuk tumit bayi untuk menguji berbagai hal, termasuk kemampuan pembekuan.
Mereka mengukur aktivitas otak dengan elektroda electroencephalography (EEG) yang ditempatkan di kulit kepala mereka di rumah sakit University College London tempat mereka menjadi pasien.
Beberapa bayi digendong oleh ibunya dengan kontak skin to skin (bayi hanya memakai popok dan berbaring di dada ibunya). Sementara yang lain digendong oleh ibunya saat mereka memakai pakaian. Yang lainnya masih berada di tempat tidur bayi atau inkubator dan kebanyakan dibedong.
Lalu para peneliti menemukan bahwa respons awal otak bayi terhadap rasa sakit adalah sama, tombak tumit membawa sekitar empat atau lima gelombang aktivitas otak. Mereka mencatat bahwa gelombang aktivitas tersebut berkorelasi dengan apakah bayi digendong dari kulit ke kulit atau tidak.
Editors' Pick
Respons Otak Bayi terhadap Pelukan Orangtua
Profesor Rebecca Pillai Riddell dari Departemen Psikologi Universitas York mengatakan bahwa meskipun rasa sakitnya mungkin sama untuk setiap bayi, bagaimana otak bayi memproses dan bereaksi terhadapnya bergantung pada kontaknya dengan orangtuanya.
Lorenzo Fabrizi, peneliti dari UCL Neuroscience, Physiology and Pharmacology, mengatakan bahwa mereka menemukan ketika bayi dipegang oleh orangtua mereka dan melakukan kontak skin to skin, pemrosesan otak bayi sebagai respons terhadap rasa sakit yang mereka alami menjadi berkurang.
Mereka menemukan bahwa otak bayi juga menggunakan jalur saraf yang berbeda untuk memproses respons terhadap rasa sakit.
Fabrizi mengatakan mereka tidak dapat dengan jelas memastikan atau menyangkal bahwa rasa sakit bayi sebenarnya berkurang, tetapi temuan mereka memperkuat peran sentuhan yang sangat penting antara bayi yang baru lahir dan orangtua mereka.