Meski Nyaman, Tidur Miring Dapat Menghambat Perkembangan Otak Bayi
Tanpa disadari, posisi tidur menyamping memiliki beberapa risiko untuk bayi di bawah satu tahun, Ma
22 Juli 2022
Follow Popmama untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
“Tidur miring ke kiri.” Inilah yang disarankan para ahli saat Mama hamil. Ini supaya Mama dapat meneruskan nutrisi kepada janin dengan lebih baik dalam posisi ini. Tetapi setelah bayi lahir, apakah tidur menyamping ke kiri atau kanan baik untuk si Kecil?
Bayi menghabiskan banyak waktu untuk tidur. Sebagai seorang ibu, Mama pasti pernah mengamati beberapa pola tidur bayi. Tetapi satu hal yang paling jelas adalah kesukaannya untuk tidur miring atau menyamping.
Posisi tidur ini tampaknya tidak berbahaya, bahkan orang dewasa pun sering tidur menyamping dan tidak menemukan masalah apa-apa. Tetapi ternyata hal ini dapat menimbulkan masalah untuk bayi.
Dalam ulasan kali ini, Popmama.com akan menjelaskan mengenai risiko posisi tidur miring pada bayi dan bagaimana Mama dapat mencegahnya.
Risiko Tidur Miring pada Bayi
Jangan membuat bayi tidur miring karena dapat menyebabkan kondisi kesehatan tertentu seperti yang disebutkan di bawah ini:
1. Perubahan warna Harlequin
Istilah medis untuk perubahan warna harlequin adalah eritema unilateral dan itu memengaruhi hampir 10 persen bayi baru lahir. Biasanya terlihat pada minggu pertama kelahiran.
Dalam kondisi ini, sisi tubuh yang digunakan untuk tidur menyamping berubah menjadi merah jambu atau merah dengan garis batas yang jelas di sepanjang poros tengah tubuh bayi. Artinya tubuh bayi akan menjadi setengah merah dan setengah berwarna normal. Warnanya akan berubah secara spontan saat bayi tidur miring selama berjam-jam.
Para ahli medis belum mengetahui secara pasti alasan fenomena ini, namun mereka menduga hal itu terjadi akibat pembuluh darah yang belum matang di kulit. Ini mungkin juga terkait dengan polisitemia (bayi merah tua karena peningkatan sel darah merah dalam tubuh).
Warnanya menunjukkan kemungkinan penumpukan sel darah merah, karena gravitasi, di antara pembuluh darah kulit (pembuluh darah dekat kulit). Ini juga bisa terjadi karena pembuluh darah yang belum matang pada bayi.
2. Perkembangan otak terhambat karena flathead
Tulang tengkorak bayi tetap lunak dan lentur untuk memungkinkan tengkorak mengembang dengan kecepatan yang sama dengan otak. Tulang lunak secara alami dapat membuat kepala bayi menjadi rata atau flathead. Flathead terjadi ketika kepala bayi ditempatkan dalam satu posisi berulang kali dan tekanan menumpuk di satu tempat di tengkorak.
Tulang tengkorak pada saat itu tenggelam dan menjadi cekung atau rata. Ini pada dasarnya adalah anomali kerangka tetapi dapat menyebabkan pertumbuhan otak terhambat karena ruang tengkorak yang kurang untuk otak berkembang. Hal tersebut dapat menghambat kemampuan kognitif bayi di kemudian hari. Istilah medis untuk flathead adalah plagiocephaly.
Flathead juga terjadi jika bayi tidur lurus tetapi menyamping dan terlalu lama tidur di satu sisi. Kondisi leher yang disebut torticollis juga bisa menyebabkan flathead.
Bentuk plagiocephaly yang lebih langka disebabkan oleh pembentukan tulang yang tidak normal di tengkorak harus diperbaiki dengan pembedahan.
Jika didiagnosis tepat waktu, flathead dapat diatasi dengan menggunakan pelindung kepala yang disebut helm bayi karena tulang tengkorak bayi masih cukup lunak untuk diperbaiki bentuknya. Penyangga kepala diresepkan oleh dokter dan dibuat oleh produsen medis atau rumah sakit bersertifikat.
Jika kondisi bayi tidak parah, dokter hanya akan merekomendasikan untuk mengubah posisi sisi tidur bayi untuk memperbaiki flathead.
3. Kemiringan leher yang tidak normal (tortikolis)
Tortikolis adalah kemiringan leher yang tidak normal ke satu arah karena pemendekan otot sternokleidomastoid yang parah yang menghubungkan sisi lateral kepala ke klavikula. Tortikolis dapat terjadi karena beberapa hal, salah satunya adalah posisi bayi yang buruk saat tidur.
Karena otot bayi lunak dan sedang bertumbuh, otot sternokleidomastoid dapat memendek karena sering tidur miring atau memutar kepala ke samping saat tidur telentang. Kondisi ini tidak hanya akan memengaruhi pertumbuhan otot tetapi juga menyebabkan pertumbuhan tulang menjadi tidak normal.
Terapi fisik akan membantu melepaskan kekakuan pada otot. Dokter mungkin merekomendasikan penggunaan tali kekang pemulihan yang melilit tubuh bayi dengan bantalan lembut di dekat leher. Bantalan ini mendorong kepala ke arah yang berlawanan, secara bertahap mengembalikan leher ke posisi normalnya. Dokter juga akan memberikan beberapa teknik tidur yang aman agar kondisi bayi membaik.
4. Tersedak
Tidur menyamping dapat menyebabkan torsi di tenggorokan yang dapat membuat bayi sulit bernapas. Selain itu, dapat mengakibatkan penumpukan makanan yang dimuntahkan di sekitar bukaan trakea, yang menimbulkan bahaya tersedak. Posisi ini meningkatkan risiko sindrom kematian bayi mendadak (SIDS).
Editors' Pick
Mencegah Bayi Tidur Miring
Mama dapat mengambil beberapa tindakan pencegahan agar bayi tidak terlalu lama tidur dalam posisi miring, misalnya:
1. Tempatkan bayi telentang selama waktu tidur
Penelitian telah membuktikan bahwa posisi telentang adalah cara terbaik untuk mencegah kondisi medis yang fatal seperti SIDS. Posisi ini juga mengurangi infeksi saluran pernapasan atas.
2. Jangan letakkan barang pendukung yang tidak perlu di atas tempat tidur
Jangan letakkan barang pendukung di tempat tidur bayi. Contoh barang pendukung antara lain bantal hingga bumper tempat tidur bayi. Barang pendukung tertentu seperti bantal bahkan dapat menyebabkan bayi berguling ke samping jika dia bergerak saat tidur.
3. Jangan pernah menggunakan pengatur posisi tidur
Pengatur posisi tidur tidak aman untuk bayi. Faktanya, pengatur posisi tidur ada yang dirancang untuk memastikan bahwa bayi tidur menyamping dan mendorong bayi untuk tidur telentang. Hindari kedua pengatur posisi tersebut. Pengatur posisi tidur telah terbukti menimbulkan bahaya mati lemas.
4. Hindari bedong
Jika Mama membedong bayi, secara otomatis ini meningkatkan risiko bayi berguling ke samping. Faktanya, bedong dapat meningkatkan risiko SIDS.
5. Terus ubah posisi tidur bayi
Jika bayi tidur telentang, maka ganti posisi kepalanya setiap dua malam. Ini akan membantu mencegah perkembangan flathead.